Moms pasti sering mendengar istilah “keringat buntet”. Istilah ini memang sering terucap ketika kita melihat bagian tubuh anak-anak yang mengalami bintik-bintik kecil kemerahan. Biasanya keringat muncul di bagian dahi, punggung, atau dada. Kenapa biang keringat bisa...
Pelajari Ciri – Ciri dan Mengatasi Ruam Popok
Pelajari Ciri – Ciri dan Mengatasi Ruam Popok
Bayi yang baru lahir memang rentan ya, Moms. Terpapar zat/benda asing sedikit saja, dapat membuat buah hati Anda merasa tidak nyaman. Salah satu kondisi yang umum dikeluhkan oleh bayi adalah masalah ruam popok.
Ruam popok merupakan reaksi kulit yang seringkali terjadi pada bayi, terutama pada tahun pertama kehidupannya. Kulit Si Kecil, terutama di bagian bokong, lipatan paha, dan kelamin, mengalami iritasi atau peradangan. Sebabnya, area tersebut tertutup oleh popok dan basah terkena paparan urine dan tinja. Kondisi ini akan membuat bayi merasa terganggu dan tidak nyaman.
Ruam kebanyakan terjadi karena popok tidak diganti dalam waktu lama sehingga menimbulkan iritasi pada kulitnya. Namun tenang ya, Moms, masalah ini bukan karena Anda salah melakukan perawatan pada bayi. Sebab, ruam ini bisa terjadi meskipun Moms sudah membersihkan area popok dan mengganti popok dengan rutin. Hampir semua bayi mengalami masalah ini, Moms.
Moms juga tak perlu khawatir karena penyakit ini masih bisa dikontrol dan diatasi. Ada cara mudah yang bisa dilakukan di rumah untuk mengatasinya. Lebih baik Moms mempelajari ciri-ciri, cara mengatasi, dan cara mencegah ruam popok berikut ini yuk!
Ciri-Ciri Ruam Popok
Berikut ini ada dua tanda agar Moms dapat mengenali dan memperhatikan ciri-ciri ketika Si Kecil mengalami ruam popok.
- Tanda-tanda yang dapat dilihat melalui kulit si bayi. Antara lain, kulit bayi di daerah popok—pantat, paha, dan alat kelamin—akan tampak bercak-bercak yang memerah. Lalu, kulitnya juga kering dan melepuh, serta terdapat luka lecet.
- Perubahan kebiasaan si bayi. Perhatikanlah kebiasaan bayi Anda, Moms. Apabila Si Kecil tampak berbeda dari hari-hari sebelumnya, seperti ia merasa tidak nyaman, sering rewel, atau menangis saat area popok dibersihkan, disentuh, dan diganti popoknya. Nah, mungkin saja ia mengalami ruam popok.
Penyebab Ruam Popok
Penyebab terjadinya ruam popok pada bayi bukan hanya karena popok basah saja. Ternyata, ada banyak hal yang menjadi penyebabnya, Moms. Nah, berikut beberapa penyebab.
- Kulit di area popok terkena paparan urine dan feses yang terlalu lama sehingga kulit Si Kecil iritasi. Kulit bayi makin rentan alami ruam popok apabila ia sering buang air besar karena diare. Tinja membuat kulit lebih iritasi daripada urine.
- Si Kecil memakai popok atau pakaian yang terlalu ketat. Hal ini membuat popok dapat bergesekan dengan kulit sehingga kulitnya lecet dan menyebabkan ruam.
- Alergi atau sensitif terhadap kandungan bahan produk baru yang digunakan sehingga kulit Si Kecil jadi iritasi. Produk baru ini bisa bermacam-macam, seperti tisu bayi atau popok sekali pakai merek baru. Bahan-bahan kimia dalam deterjen, pemutih, atau pelembut pakaian yang digunakan untuk mencuci popok kain Si Kecil. Zat-zat yang terkandung dalam beberapa losion bayi, bedak tabur bayi, dan minyak bayi juga bisa menambah masalah terjadinya ruam.
- Infeksi bakteri dan jamur. Area sekitar popok yang tertutup sangat hangat dan lembap. Air seni Si Kecil juga dapat mengubah pH kulitnya sehingga menjadi tempat terbaik bagi bakteri dan jamur untuk berkembang biak. Perkembangbiakan bakteri dan jamur yang berlebihan akan menyebabkan infeksi sehingga membuat kulit memerah, meradang, dan membengkak.
- Makanan baru. Saat bayi hanya konsumsi ASI, ruam yang dialaminya merupakan reaksi terhadap makanan yang dimakan oleh Anda, Moms. Namun ketika bayi mulai makan makanan pendamping ASI, kandungan fesesnya juga akan berubah. Frekuensi Si Kecil buang air besar pun akan meningkat. Perubahan pola makan ini dapat menjadi salah satu pemicunya.
- Kulit yang sensitif. Bayi yang memiliki masalah pada kulitnya, seperti dermatitis atopik atau dermatitis seboroik (eksim), lebih rentan.
- Antibiotik. Bayi mengonsumsi antibiotik atau bayi yang minum ASI sementara Moms sedang mengonsumsi antibiotik. Antibiotik akan meningkatkan risiko diare sehingga Si Kecil berpotensi mengalami ruam. Selain itu, antibiotik juga dapat membasmi bakteri baik yang menjaga pertumbuhan jamur. Hal ini bisa mengakibatkan bayi mengalami ruam popok karena infeksi jamur.
Popok Kain vs Popok Sekali Pakai
Apakah jenis popok yang dipakai si bayi juga dapat memengaruhi timbulnya ruam? Perlukah mengganti popok kain dengan popok sekali pakai, atau sebaliknya? Nah, mungkin Moms sempat berpikir hal ini juga.
Perlu diketahui Moms, dalam mencegah ruam popok memang belum ada bukti yang kuat bahwa popok kain lebih baik daripada popok sekali pakai. Begitu juga sebaliknya. Gunakan saja popok yang menurut Moms terbaik untuk si bayi, baik itu popok kain maupun popok sekali pakai.
Baca Juga: Mengenal Eksim Susu atau Ruam Susu Pada Bayi
Yang paling penting adalah memperhatikan kondisi popoknya. Jika popok sudah basah, langsung segera digantikan dengan popok yang kering agar area sekitar popok tetap bersih dan kering. Kemudian, waspada terhadap penggunaan produk pembersih untuk mencuci popok bayi. Jika produk tersebut dapat menyebabkan ruam, segera ganti jenis atau merek produk yang lebih cocok.
Langkah Perawatan Ruam Popok Pada Bayi
Umumnya, ruam popok masih dapat diatasi dengan langkah-langkah perawatan yang bisa dilakukan di rumah. Perawatan berikut ini dapat membantu mengatasi sekaligus mencegah timbul kembali.
- Cuci tangan dengan sabun terlebih dulu, baik sebelum maupun sesudah Moms mengganti popok Si Kecil.
- Ganti popok sesering mungkin, terutama ketika bayi sedang tidur pada malam hari. Segera ganti popok si bayi apabila sudah basah dan kotor agar kulit di sekitar area popok tetap kering dan bersih.
- Saat mengganti popok, bersihkan kulit di sekitar area popok dengan air bersih. Namun jangan gosok kulitnya terlalu keras, apalagi ketika kulitnya sedang lecet. Setelah itu, keringkan dengan handuk lembut secara perlahan sebelum memakaikan popok yang baru.
- Pastikan, popok yang dipakaikan pada bayi tidak terlalu ketat.
- Oleskan krim atau salep pelindung kulit khusus bayi saat Moms mengganti popoknya sehingga dapat mengurangi iritasi pada kulitnya. Krim atau salep dengan kandungan zinc oxide dan petroleum jelly dapat melindungi kulit dari kelembapan.
- Hindari penggunaan sabun atau tisu basah yang mengandung alkohol dan pewangi karena dapat memicu iritasi.
- Hindari penggunaan bedak tabur karena malah akan memicu kulitnya jadi iritasi. Bedak juga dapat membuat iritasi pada paru-paru bayi.
- Sesekali biarkan Si Kecil tidak memakai popok, tutupi saja dengan handuk lembut agar kulit di area sekitar popok dapat “bernapas” dan sirkulasi udara. Hal ini juga membantu kulitnya kering secara alami.
- Apabila Si Kecil dalam masa pemulihan dari ruam popok, gunakan popok dengan ukuran yang lebih besar.
- Mandikan Si Kecil setiap hari dengan air hangat suam-suam kuku dan sabun khusus bayi tanpa pewangi.
- Gunakan produk-produk pembersih yang memang khusus diciptakan untuk bayi agar terhindar dari bahan-bahan kimia yang dapat memicu iritasi kulit pada bayi.
Perlukah ke Dokter?
Moms bisa mengunjungi dokter apabila ruam yang dialami Si Kecil tak kunjung sembuh meskipun sudah melakukan perawatan di rumah selama beberapa hari. Apalagi jika ruam tersebut bertambah parah. Tanda – tandanya adalah kulit berdarah, gatal, mengeluarkan cairan, hingga menyebabkan rasa terbakar atau nyeri saat buang air kecil atau buang air besar. Kemudian, Si Kecil juga mengalami demam. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Biasanya, dokter akan memberikan resep obat berupa krim kortikosteroid, salep antijamur, atau antibiotik. Resep ini diberikan tergantung pada kondisi dan penyebab ruam popok yang dialami Si Kecil. Apabila sudah diberi obat resep dari dokter dan ruam popok tidak membaik juga, dokter akan merekomendasikan Moms untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit.
TAGS:
Artikel Lainnya
3 Jenis Keringat Buntet dan Penyebab Yang Perlu Moms Ketahui
Apa Itu pH (Power of Hydrogen)? Pentingnya pH Pada Kulit?
Kulit tubuh memiliki kadar pH. Keseimbangan kadar pH kulit tubuh sangatlah penting untuk dijaga. Namun, mengapa kadar pH kulit perlu seimbang? Yuk, kenali lebih jauh tentang pH, keterkaitan antara pH dengan kulit, dan cara menjaganya, berikut ini! Kulit merupakan...
Tanda – Tanda Iritasi Kulit dan Penyebab
Iritasi merupakan permasalahan kulit yang bisa muncul tanpa disadari. Biasanya iritasi kulit ditandai dengan adanya ruam kemerahan dan gatal-gatal pada kulit. Apa yang menjadi penyebabnya dan bagaimana mengatasinya? Berikut penjelasan selengkapnya! Gangguan pada kulit...
9+ Cara Mengatasi Alergi Debu Pada Kulit
9+ Cara Mengatasi Alergi Debu Pada Kulit
Penyebab alergi bisa bermacam-macam. Tak hanya makanan, lingkungan di dalam rumah pun dapat menjadi pemicu seseorang mengalami alergi. Salah satu pemicu alergi yang berasal dari lingkungan rumah adalah debu. Karena biasanya, partikel-partikel debu paling banyak ditemukan di dalam rumah.
Saat sedang membersihkan atau mengibas-ngibaskan perabot rumah, seperti seprai, bantal, atau kain, akan muncul debu ketika tersorot sinar matahari. Debu inilah yang bisa menjadi alergen atau pemicu alergi di dalam ruangan sehingga menimbulkan reaksi alergi.
Karena itu, ketika seseorang memiliki alergi dan hipersensitif terhadap debu, lalu menghirup atau terpapar udara yang bercampur dengan partikel-partikel debu, pertahanan tubuhnya akan bereaksi. Sistem imun tubuhnya bereaksi pada zat protein yang ada di dalam partikel debu tersebut dan menganggapnya sebagai zat-zat berbahaya yang harus dilawan. Akhirnya, timbullah reaksi berupa gejala-gejala.
Partikel Kecil Debu Sebabkan Alergi Debu
Pemicu alergi yang dimaksud di sini bukan hanya debu saja ya. Tetapi, ada zat-zat lain yang terdapat dalam partikel-partikel debu tersebut. Zat-zat lain itu terbentuk dari sel-sel kulit mati manusia, makhluk hidup kecil yang tak dapat dilihat mata, juga dari serangga. Berikut ini beberapa zat-zat yang ada di dalam partikel debu.
- Tungau Debu. Menurut American College of Allergy, Asthma, and Immunology, tungau debu adalah pemicu alergi/alergen di dalam ruangan yang paling umum. Sebabnya, tungau debu banyak ditemukan di dalam rumah. Antara lain ada di bantal, kasur, seprai, karpet, dan lapisan kain yang menutupi furnitur di rumah. Makhluk mikroskopis ini bisa hidup dan tumbuh subur di tempat yang lembap, hangat, dan jarang terkena sinar matahari. Kira-kira di ruangan dengan temperatur antara 20—25 derajat celcius dan kelembapan antara 70%–80%.
Dalam partikel-partikel debu terdapat kotoran dan tubuh tungau debu yang membusuk. Partikel tungau debu yang sangat kecil ini akan beterbangan di udara ketika Anda mengeringkan dan membersihkan tempat tidur dengan vakum, berjalan di atas karpet atau menyedot debu pada karpet. Zat protein yang ada dalam serpihan-serpihan tungau debu inilah yang menjadi penyebab alergi debu apabila terhirup atau tersentuh kulit.
- Spora. Partikel debu lainnya adalah partikel jamur kecil dan spora yang hidup di tempat lembap, seperti di kamar mandi dan dapur. Partikel-partikel jamur dan spora itu bisa melayang-layang di udara sehingga jika terhirup atau tersentuh pada orang yang sensitif pada debu akan menimbulkan gejala.
- Kecoa. Ada lagi partikel debu lainnya yang menyebabkan alergi, antara lain serangga seperti kecoa. Beberapa orang akan langsung muncul gejala-gejala alergi ketika berada di dekat kecoa. Partikel-partikel kecil dari kecoa adalah komponen umum dalam debu yang ada di rumah, yang bisa menjadi penyebab.
- Serbuk sari. Serbuk sari yang berasal dari pepohonan, bunga, rumput, dan gulma juga dapat menjadi pemicu. Namun, setiap orang memiliki reaksi alergi terhadap berbagai jenis serbuk sari yang berbeda.
- Rambut dan bulu-bulu halus hewan peliharaan. Hewan peliharaan di rumah, seperti kucing dan anjing, bisa menimbulkan masalah alergi pada seseorang. Serpihan kulit mati, air liur, dan urine dari hewan peliharaan di rumah dapat memicu reaksi alergi, apalagi ketika bercampur dengan partikel debu di udara yang ada di rumah.
Gejala Alergi Debu
Bagaimana reaksi tubuh ketika alergi terjadi? Ketika seseorang mengalami reaksi, gejala pada umumnya akan berkaitan dengan saluran pernapasan, mulai dari hidung hingga paru-paru. Antara lain adalah bersin-bersin, hidung tersumbat, hidung meler, mata memerah, berair, dan gatal, batuk, sesak napas, tenggorokan gatal, sesak di bagian dada. Alergi debu, terutama karena tungau debu, dapat menyebabkan gejala seperti infeksi sinus dan serangan asma.
Reaksi juga dapat terjadi pada permukaan kulit. Apabila kulit tersentuh atau terpapar partikel-partikel debu tersebut, akan muncul gejala kulit memerah, ruam-ruam, dan gatal-gatal.
Baca Juga: Penyebab Gatal Alergi dan Cara Menangani Pada Kulit
Gejala tersebut akan muncul ketika Anda membersihkan debu pada perabotan, menyedot debu, atau menyapu di dalam rumah.
Siapa yang Berisiko?
Setiap orang dapat berisiko mengalami alergi debu. Mulai dari rentang usia bayi, anak-anak, hingga orang dewasa. Namun, bayi dan anak-anak adalah yang paling rentan mengalami alergi ini. Sebabnya, sistem imun bayi dan anak-anak belum terbentuk dengan sempurna. Apalagi bayi dan anak-anak aktivitasnya lebih banyak di sekitar tempat tidur, jadi Moms harus waspada.
Seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan alergi debu atau jenis alergi lainnya, juga dapat berisiko. Risiko tinggi terkena bisa dialami ketika seseorang juga memiliki riwayat kesehatan seperti asma.
Cara Mengatasi Alergi Debu
Langkah utama agar terhindari dari reaksi alergi debu adalah dengan menjauhkan diri dari debu.
Anda juga dapat melakukan beberapa hal berikut ini untuk mengurangi paparan debu di dalam rumah. Dengan begitu, Anda atau anggota keluarga yang memiliki alergi atau sensitif pada debu dapat terhindar dari gejala-gejala.
- Bersihkan segala perabotan dan furnitur di rumah, serta ruangan di rumah secara berkala menggunakan vakum khusus dengan filter HEPA.
- Bersihkan dan cuci secara rutin untuk kain, seprei, selimut, karpet, dan tirai gorden dengan air panas. Jangan lupa untuk menggantinya secara berkala.
- Gunakan penyedot debu khusus tungau untuk membersihkan kasur dan bantal. Lalu, gunakan lapisan “mite-proof” untuk menutupi kasur dan bantal.
- Gunakan alat filter HEPA untuk membersihkan dan mengeringkan udara di kamar tidur.
- Gunakan humidifier agar dapat menciptakan kualitas udara yang baik dan menjaga kelembapan udara di dalam ruangan. Anda dapat menggunakannya di ruang tidur anak/bayi
- Jika memiliki hewan peliharaan di rumah, sebaiknya Anda atau anggota keluarga yang memiliki alergi harus jaga jarak dulu dari hewan peliharaan. Letakkan kandangnya di luar rumah dan hindari hewan peliharaan masuk ke dalam kamar tidur.
- Apabila serangga kecoa yang menjadi masalah alergi, sebaiknya langsung hubungi layanan pest control profesional agar bisa diatasi.
- Kumpulkan dan simpan mainan anak-anak di tempat khusus dan letakkan di luar kamar tidur anak agar tidak berpotensi menjad tempat berkumpulnya debu.
- Ketika sedang membersihkan rumah, sebaiknya anggota keluarga yang rentan pada alergi, untuk sementara berada di luar rumah agar partikel-partikel debu yang melayang di udara tidak terhirup atau terpapar. Apabila Anda sendiri yang rentan terhadap alergi, namun tetap harus membersihkan rumah, sebaiknya gunakan masker khusus, seperti masker N-95.
Cara Mengobati Alergi Debu
Apabila tindakan preventif dengan mengurangi paparan debu di dalam rumah sudah dilakukan, namun masih tetap menimbulkan reaksi, sebaiknya Anda konsultasikan dengan dokter. Bertemu dengan dokter, Anda juga dapat memastikan apakah gejala-gejala yang muncul tersebut merupakan akibat dari alergi atau flu. Tentunya, dengan mengikuti serangkaian tes alergi yang dianjurkan oleh dokter.
Apabila reaksi tubuh Anda benar karena alergi debu, dokter biasanya akan memberi resep obat untuk mengurangi gejala-gejala yang mungkin terjadi. Dekongestan dan Antihistamin adalah obat yang paling umum untuk mengatasi gejala-gejala akibat alergi tersebut. Kedua pengobatan ini dapat mengurangi gejala yang timbul, seperti hidung tersumbat, hidung meler, bersin-bersin, gatal-gatal, bengkak, hingga sesak napas. Jenis serta dosis untuk kedua obat ini sebaiknya mengikuti saran dokter. Dokter akan memberi dosis yang sesuai dengan tingkat gejala dan kondisi tersebut.
Selain itu, pengobatan lain yang dapat mengurangi gejala alergi debu adalah kortikosteroid yang dapat meredakan peradangan di hidung, seperti hidung tersumbat, pilek, bersin, dan gatal. Apabila pengobatan belum berhasil, bisa dilakukan imunoterapi agar Anda dapat menoleransi partikel-partikel debu yang menimbulkan alergi. Imunoterapi bisa dilakukan dengan cara disuntik atau oral.
TAGS:
Artikel Lainnya
3 Jenis Keringat Buntet dan Penyebab Yang Perlu Moms Ketahui
Moms pasti sering mendengar istilah “keringat buntet”. Istilah ini memang sering terucap ketika kita melihat bagian tubuh anak-anak yang mengalami bintik-bintik kecil kemerahan. Biasanya keringat muncul di bagian dahi, punggung, atau dada. Kenapa biang keringat bisa...
Apa Itu pH (Power of Hydrogen)? Pentingnya pH Pada Kulit?
Kulit tubuh memiliki kadar pH. Keseimbangan kadar pH kulit tubuh sangatlah penting untuk dijaga. Namun, mengapa kadar pH kulit perlu seimbang? Yuk, kenali lebih jauh tentang pH, keterkaitan antara pH dengan kulit, dan cara menjaganya, berikut ini! Kulit merupakan...
Tanda – Tanda Iritasi Kulit dan Penyebab
Iritasi merupakan permasalahan kulit yang bisa muncul tanpa disadari. Biasanya iritasi kulit ditandai dengan adanya ruam kemerahan dan gatal-gatal pada kulit. Apa yang menjadi penyebabnya dan bagaimana mengatasinya? Berikut penjelasan selengkapnya! Gangguan pada kulit...
Penggunaan Pelembab Bayi yang Tepat dan Aman untuk Si Kecil
Penggunaan Pelembab Bayi yang Tepat dan Aman untuk Si Kecil
Salah satu cara untuk memelihara kesehatan kulit bayi sekaligus menjaga kelembapannya adalah mengoleskan pelembab bayi secara rutin. Namun, Moms perlu lebih selektif dalam memilih produk pelembab untuk Si Kecil karena tidak semua pelembab cocok digunakan pada kulit bayi yang sensitif.
Bayi memiliki kulit yang tipis dan sensitif sehingga rentan mengalami beragam masalah kulit, seperti eksim, biang keringat, dan iritasi. Berbagai masalah kulit tersebut bisa dipicu oleh zat kimia yang terkandung dalam produk perawatan kulit, seperti sabun atau pelembab, khususnya produk yang mengandung pewangi dan antibakteri.
Mengenal Kegunaan Pelembab Bayi untuk Kesehatan Kulit Si Kecil
Kulit bayi yang bermasalah sering kali terlihat kering, bersisik, kemerahan, dan terasa gatal. Hal ini bisa menyebabkan bayi merasa kurang nyaman dan rewel.
Untuk melindungi Si Kecil dari masalah kulit, Moms bisa mengoleskan pelembab bayi pada kulitnya. Pelembab bayi dapat mencegah dan melindungi kulit bayi yang sensitif agar tidak kering dan iritasi.
Jenis pelembab yang sering digunakan sebagai pelembab bayi adalah emolien. Jenis pelembab ini dapat melapisi permukaan kulit bayi yang tipis agar tidak mudah kering, serta menjaga tekstur kulit bayi agar tetap halus dan lembut.
Emolien umumnya berbahan dasar lemak alami dan minyak nabati, seperti ceramide, shea butter, minyak zaitun, dan oatmeal. Selain itu, pelembab bayi juga ada yang berbahan dasar campuran antara minyak dan air.
Tips Memilih Pelembab Bayi yang Aman untuk Si Kecil
Untuk memilih pelembab bayi yang aman dan efektif merawat kulit Si Kecil, Moms dapat mengikuti beberapa tips berikut ini:
- Pilih pelembab bayi yang bebas pewangi, pewarna, dan bahan
- Gunakan pelembab bayi yang bebas paraben dan phthalate karena berisiko menyebabkan iritasi
- Pastikan memilih pelembab bayi berlabel hypoallergenic, karena risiko munculnya alergi akibat penggunaan produk tersebut lebih
- Pilih produk pelembab dengan tingkat keasaman (pH) 4,5–5,5.
- Sebelum menggunakan suatu produk pelembab bayi, lakukan dulu tes alergi pada kulit Si Kecil. Caranya, oleskan tipis-tipis pelembab pada lengan Si Kecil, lalu tunggu selama beberapa jam untuk melihat apakah muncul reaksi alergi. Jika tidak muncul bentol atau ruam di area tersebut, barulah Moms boleh mengoleskannya pada seluruh tubuh Si
Moms juga bisa memilih produk pelembab bayi yang diperkaya dengan minyak esensial bunga chamomile atau susu.
Baca Juga: Pelembab Untuk Kulit Sensitif
Minyak chamomile dapat memberikan efek menenangkan, sehingga banyak digunakan untuk mengatasi insomnia pada bayi maupun orang dewasa. Aroma chamomile juga dapat membuat Si Kecil lebih tenang dan tidak rewel.
Pelembab dengan kandungan protein dan lemak dari susu juga dipercaya dapat melembutkan dan melembapkan kulit bayi, serta mengatasi masalah kulit kering pada bayi.
Nah, semua komposisi dan kriteria pelembab bayi yang efektif dan aman ini bisa Moms dapatkan dari Cussons Baby SensiCare 24hr Daily Moisturizing Lotion. Produk ini telah diformulasikan secara khusus untuk kulit bayi, termasuk bayi baru lahir yang memiliki kulit sensitif dan rentan mengalami eksim.
Cussons Baby SensiCare Moisturizing Lotion ini diperkaya dengan gandum serta minyak zaitun organik, shea butter, dan ceramide yang mampu memberikan kelembapan ekstra untuk melindungi kulit sensitif.
Selain itu, kandungan susu pada produk ini mampu menjaga kesehatan kulit bayi, sementara kandungan chamomile-nya dapat membuat bayi merasa lebih tenang dan nyaman.
Cussons Baby SensiCare 24hr Daily Moisturizing Lotion juga sudah teruji secara klinis aman digunakan serta dapat melembapkan dan memberikan kenyamanan pada kulit bayi selama 24 jam, termasuk kulit yang kering dan rentan mengalami eksim.
Untuk hasil terbaik, oleskan Cussons Baby SensiCare 24hr Daily Moisturizing Lotion secara rutin, dua kali sehari setelah mandi, tepatnya ketika tubuh Si Kecil masih sedikit basah. Moms bisa mengoleskannya lebih sering bila Si Kecil berada di ruangan ber-AC, atau bila ia sedang mengalami kulit kering atau eksim.
TAGS:
Artikel Lainnya
3 Jenis Keringat Buntet dan Penyebab Yang Perlu Moms Ketahui
Moms pasti sering mendengar istilah “keringat buntet”. Istilah ini memang sering terucap ketika kita melihat bagian tubuh anak-anak yang mengalami bintik-bintik kecil kemerahan. Biasanya keringat muncul di bagian dahi, punggung, atau dada. Kenapa biang keringat bisa...
Apa Itu pH (Power of Hydrogen)? Pentingnya pH Pada Kulit?
Kulit tubuh memiliki kadar pH. Keseimbangan kadar pH kulit tubuh sangatlah penting untuk dijaga. Namun, mengapa kadar pH kulit perlu seimbang? Yuk, kenali lebih jauh tentang pH, keterkaitan antara pH dengan kulit, dan cara menjaganya, berikut ini! Kulit merupakan...
Tanda – Tanda Iritasi Kulit dan Penyebab
Iritasi merupakan permasalahan kulit yang bisa muncul tanpa disadari. Biasanya iritasi kulit ditandai dengan adanya ruam kemerahan dan gatal-gatal pada kulit. Apa yang menjadi penyebabnya dan bagaimana mengatasinya? Berikut penjelasan selengkapnya! Gangguan pada kulit...
Kenali Ceramide dan Manfaatnya bagi Kesehatan Kulit
Kenali Ceramide dan Manfaatnya bagi Kesehatan Kulit
Sebagai upaya untuk menjaga kesehatan kulit, pilihlah produk perawatan kulit yang mengandung ceramide. Pasalnya, bahan ini memiliki sejumlah manfaat, mulai dari mencegah kulit kering hingga meringankan gejala eksim, seperti kulit kering dan gatal-gatal.
Apa Itu Ceramide?
Ceramide adalah asam lemak yang diproduksi secara alami oleh sel kulit. Sekitar 50% dari jaringan kulit kita terbentuk dari ceramide. Hanya saja, ceramide alami ini dapat berkurang sehingga kulit jadi kering dan kusam.
Untungnya, ada produk perawatan kulit yang mengandung ceramide. Meski bersifat sintetis, ceramide ini aman untuk kulit dan memiliki manfaat yang sama dengan ceramide alami dalam menjaga kesehatan kulit.
Beragam Manfaat Ceramide bagi Kesehatan Kulit
Berikut ini adalah berbagai manfaat yang bisa Moms peroleh dari ceramide:
1. Melembapkan kulit
Ceramide dapat menjaga kulit tetap terhidrasi. Dengan demikian, kelembapan kulit bisa tetap terjaga, sehingga kulit tidak mudah kering dan iritasi.
2. Mengurangi tanda penuaan
Kulit yang terjaga kelembapannya tidak hanya terhindar dari beragam masalah kulit kering dan iritasi, namun juga menyamarkan tanda-tanda penuaan, seperti garis-garis halus dan keriput. Oleh karena itu, agar kulit Moms tidak cepat menua, gunakanlah pelembap kulit yang mengandung ceramide secara teratur.
3. Meredakan iritasi kulit
Salah satu penyebab iritasi kulit yang paling sering adalah eksim atau peradangan pada kulit. Menurut beberapa penelitian, salah satu penyebab terjadinya eksim adalah rendahnya kadar ceramide di epidermis yang merupakan lapisan kulit paling luar.
Eksim sering terjadi pada bayi atau orang yang memiliki kulit sensitif. Eksim yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan masalah lain pada kulit, misalnya infeksi.
Oleh karena itu, eksim perlu ditangani sebelum bertambah parah dan sebisa mungkin dicegah dengan penggunaan produk perawatan kulit yang mengandung ceramide.
4. Meringankan Psoriasis
Kadar ceramide yang rendah juga ditemukan pada penderita psoriasis. Kondisi ini merupakan peradangan pada kulit yang ditandai dengan ruam merah serta kulit yang terasa kering, bersisik, dan tebal.
Hingga saat ini, psoriasis belum dapat disembuhkan. Namun, dengan pemberian obat- obatan dan penggunaan pelembap secara rutin, gejala psoriasis bisa dikontrol agar tidak semakin parah.
5. Melindungi kulit dari paparan zat berbahaya
Selain untuk menjaga kelembapan kulit dan mencegah kulit mengalami iritasi, ceramide pada produk pelembap juga mampu melindungi kulit dari paparan zat kimia yang dapat memicu reaksi alergi dan iritasi pada kulit.
Salah satu contoh zat kimia yang sering menimbulkan iritasi kulit adalah sodium lauryl sulfate. Bahan ini banyak ditemukan dalam produk perawatan tubuh, seperti sabun dan sampo.
Selain menggunakan produk perawatan kulit yang mengandung ceramide, menjaga kadar ceramide alami pada kulit juga dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan bernutrisi, khususnya kedelai, gandum, jagung, nasi, dan ubi.
Baca Juga: Apa Itu Shea Butter? Apa Manfaatnya Untuk Kulit dan Rambut?
Ceramide sintetis yang tekandung dalam produk perawatan kulit cukup efektif untuk merawat kesehatan kulit dan sangat jarang menimbulkan efek samping, baik pada orang dewasa, anak-anak, maupun bayi.
Meski begitu, untuk lebih memastikan keamanannya, Moms dapat berkonsultasi dulu dengan dokter kulit, terutama bila Moms memiliki kulit yang sensitif atau alergi terhadap bahan-bahan tertentu.
TAGS:
Artikel Lainnya
3 Jenis Keringat Buntet dan Penyebab Yang Perlu Moms Ketahui
Moms pasti sering mendengar istilah “keringat buntet”. Istilah ini memang sering terucap ketika kita melihat bagian tubuh anak-anak yang mengalami bintik-bintik kecil kemerahan. Biasanya keringat muncul di bagian dahi, punggung, atau dada. Kenapa biang keringat bisa...
Apa Itu pH (Power of Hydrogen)? Pentingnya pH Pada Kulit?
Kulit tubuh memiliki kadar pH. Keseimbangan kadar pH kulit tubuh sangatlah penting untuk dijaga. Namun, mengapa kadar pH kulit perlu seimbang? Yuk, kenali lebih jauh tentang pH, keterkaitan antara pH dengan kulit, dan cara menjaganya, berikut ini! Kulit merupakan...
Tanda – Tanda Iritasi Kulit dan Penyebab
Iritasi merupakan permasalahan kulit yang bisa muncul tanpa disadari. Biasanya iritasi kulit ditandai dengan adanya ruam kemerahan dan gatal-gatal pada kulit. Apa yang menjadi penyebabnya dan bagaimana mengatasinya? Berikut penjelasan selengkapnya! Gangguan pada kulit...
Memilih Pelembap untuk Kulit Sensitif pada Bayi
Memilih Pelembap untuk Kulit Sensitif pada Bayi
Untuk mencegah Si Kecil mengalami masalah kulit, pelembap untuk kulit sensitif diperlukan untuk merawat kulit bayi yang masih tipis dan rentan. Salah satu cara Moms merawatnya adalah dengan memberikan Si kecil pelembap khusus untuk bayi.
Bayi rentan mengalami iritasi kulit yang dapat membuat kulitnya kering. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, misalnya banyak berkeringat karena cuaca panas, memakai selimut terlalu tebal, pakaiannya tidak menyerap keringat dengan baik, atau penggunaan produk perawatan kulit bayi yang mengandung pengharum atau bahan kimia yang keras.
Iritasi pada kulit bayi biasanya muncul di bagian tubuh tertentu, seperti wajah, lengan, dada, punggung, kaki, dan bagian lipatan tubuh, seperti ketiak, leher, dan lipatan paha.
Untuk mencegah Si Kecil terkena masalah kulit dan menjaga kelembapan kulitnya,
Moms bisa menggunakan pelembap khusus bayi.
Selain untuk mengatasi kulit kering dan iritasi, pelembap juga mampu mencegah masalah kulit lain yang mungkin dialami bayi, seperti jerawat pada bayi, eksim atopik, biang keringat, dan ruam popok.
Ketahui Seputar Pelembap untuk Kulit Sensitif pada Bayi
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bayi memiliki kulit yang sangat sensitif, apalagi bayi yang baru lahir. Oleh karena itu, Moms dituntut untuk lebih cermat dalam merawat kulit Si Kecil.
Namun, Moms tidak perlu khawatir. Saat ini, banyak beredar produk perawatan kulit bayi yang dapat Moms gunakan untuk merawat kulit sensitif bayi, mulai dari sabun, sampo, hingga pelembap yang diformulasikan secara khusus untuk kulit bayi.
Ada dua jenis pelembap yang dapat Moms pilih, yaitu pelembap dalam bentuk krim dan losion.
Pelembab jenis krim dapat melembapkan kulit tanpa menimbulkan sensasi berminyak pada kulit bayi, sedangkan pelembap dalam bentuk losion umumnya bertekstur lebih lembut dan ringan karena memiliki kandungan air yang lebih banyak serta lebih mudah terserap ke dalam kulit bayi.
Salah satunya adalah Cussons Baby SensiCare 24hr Daily Moisturizing Lotion yang telah diformulasikan khusus untuk kulit bayi sebagai pelembap bayi yang efektif dan aman.
Namun, pemilihan dan penggunaan pelembap juga harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan kulit bayi. Oleh karena itu, konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter terkait pelembap jenis apa yang cocok untuk kulit buah hati Moms.
Tips Memilih Pelembap untuk Kulit Sensitif pada Bayi
Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat Moms terapkan saat memilih produk perawatan kulit sensitif untuk bayi:
1. Hindari pelembap yang mengandung pewarna dan pengharum
Pilihlah produk pelembap yang tidak mengandung pewarna dan pengharum. Hal ini karena kedua bahan tersebut dapat membuat kulit Si Kecil iritasi atau memperparah iritasi kulitnya.
2. Pilih produk pelembap dengan label hypoallergenic
Penggunaan produk pelembap berlabel hypoallergenic sangat dianjurkan dalam perawatan kulit bayi yang sensitif. Selain lebih aman, produk pelembap yang sudah diformulasikan secara khusus ini juga dapat mengurangi risiko bayi mengalami alergi, terlebih bila Moms atau Ayah memiliki riwayat alergi.
3. Hindari produk dengan kandungan phthalate dan paraben
Produk pelembap dengan kandungan phthalate dan paraben diketahui memiliki efek yang berbahaya dan dapat merusak kulit Si Kecil. Oleh karena itu, Moms sebaiknya tidak memberikan Si Kecil pelembap yang mengandung kedua bahan ini.
4. Perhatikan pH yang terkandung di dalam produk pelembap
Moms juga perlu memerhatikan tingkat keasaman (pH) dari produk pelembap yang hendak digunakan pada kulit Si Kecil. Pelembap bayi yang baik memiliki pH sekitar 4,5–5,5.
Produk perawatan kulit untuk bayi yang memiliki pH dalam rentang tersebut lebih aman dan lembut bagi kulit sensitif bayi, sehingga risikonya untuk menimbulkan masalah kulit akan lebih kecil.
Selain mengikuti tips-tips di atas, Moms juga dapat memilih produk losion pelembab bayi yang mengandung kombinasi susu dan chamomile untuk merawat kulit bayi yang sensitif, kandungan ini terdapat pada Cussons Baby SensiCare Moisturizing Lotion.
Selain chamomile, Cussons Baby SensiCare Moisturizing Lotion juga diperkaya dengan gandum serta minyak zaitun organik, shea butter, dan ceramide yang mampu memberikan kelembapan ekstra untuk melindungi kulit sensitif.
Jenis losion ini cenderung mudah diserap oleh kulit bayi, sehingga kulitnya tidak mudah kering dan akan terasa nyaman sepanjang hari.
Waktu terbaik untuk menggunakan pelembab bayi adalah segera setelah bayi dimandikan, yaitu ketika tubuh bayi masih sedikit basah.
Baca Juga: Cara Memandikan Bayi Yang Benar dan Persiapannya
Ketika menggunakan pelembap atau produk perawatan kulit lain apa pun, khususnya produk yang baru pertama kali dipakai, Moms perlu mengamati apakah ada reaksi alergi atau iritasi pada kulit Si Kecil.
Jika muncul ruam kemerahan di kulit Si Kecil, kulitnya menjadi kering, atau jika Si Kecil terlihat rewel karena kulitnya gatal, segeralah hentikan penggunaan produk tersebut. Bila perlu, periksakan Si Kecil ke dokter anak.
TAGS:
Artikel Lainnya
3 Jenis Keringat Buntet dan Penyebab Yang Perlu Moms Ketahui
Moms pasti sering mendengar istilah “keringat buntet”. Istilah ini memang sering terucap ketika kita melihat bagian tubuh anak-anak yang mengalami bintik-bintik kecil kemerahan. Biasanya keringat muncul di bagian dahi, punggung, atau dada. Kenapa biang keringat bisa...
Apa Itu pH (Power of Hydrogen)? Pentingnya pH Pada Kulit?
Kulit tubuh memiliki kadar pH. Keseimbangan kadar pH kulit tubuh sangatlah penting untuk dijaga. Namun, mengapa kadar pH kulit perlu seimbang? Yuk, kenali lebih jauh tentang pH, keterkaitan antara pH dengan kulit, dan cara menjaganya, berikut ini! Kulit merupakan...
Tanda – Tanda Iritasi Kulit dan Penyebab
Iritasi merupakan permasalahan kulit yang bisa muncul tanpa disadari. Biasanya iritasi kulit ditandai dengan adanya ruam kemerahan dan gatal-gatal pada kulit. Apa yang menjadi penyebabnya dan bagaimana mengatasinya? Berikut penjelasan selengkapnya! Gangguan pada kulit...