3 Jenis Keringat Buntet dan Penyebab Yang Perlu Moms Ketahui

3 Jenis Keringat Buntet dan Penyebab Yang Perlu Moms Ketahui

Moms pasti sering mendengar istilah “keringat buntet”. Istilah ini memang sering terucap ketika kita melihat bagian tubuh anak-anak yang mengalami bintik-bintik kecil kemerahan. Biasanya keringat muncul di bagian dahi, punggung, atau dada. Kenapa biang keringat bisa timbul? Simak penjelasan berikut ini, Moms!

Keringat buntet disebut juga biang keringat. Sebutan lainnya adalah heat rash, prickly heat, atau miliaria (ruam panas). Keringat buntet merupakan salah satu permasalahan kulit yang sering dialami bayi dan juga anak-anak balita. Meski begitu, kondisi ini adalah hal yang umum, tidak berbahaya, dan tidak menular.

 

Penyebab Keringat Buntet

Biang keringat sering terjadi ketika lingkungan sekitar berada pada kondisi suhu yang panas dan lembap. Tidak heran, keringat pada bayi dan balita di Indonesia menjadi kondisi yang umum terjadi karena tinggal di wilayah tropis. Ditambah pula jika lingkungan sekitar tidak ada sirkulasi udara.

Bisa juga karena pakaian Si Kecil terlalu ketat, tidur dengan selimut yang tebal, atau ia mengalami demam sehingga menyebabkan produksi keringat lebih banyak. Nah, ketika Si Kecil terlalu banyak memproduksi keringat, namun keringat tidak dapat dikeluarkan dengan baik, timbullah keringat buntet, Moms.

Biang keringat ini disebabkan saluran kelenjar keringat di kulit tersumbat karena sel-sel kulit yang mati atau bakteri. Keringat pun tidak dapat dikeluarkan sehingga membuat kulit iritasi dan kemerahan. Apalagi kelenjar keringat dan pori-pori kulit bayi belum berkembang dengan sempurna sehingga proses penyerapan dan pengeluaran keringat belum optimal. Hal ini membuat keringat terperangkap di bawah kulit. Selain itu, bayi juga belum dapat mengontrol suhu tubuhnya dengan baik seperti orang dewasa atau anak-anak yang usianya sudah besar. Itulah mengapa, keringat  buntet sering ditemukan pada bayi, Moms.

 

Gejala Keringat Buntet

Saat biang keringat terjadi, area kulit akan muncul ruam, bintik-bintik kecil kemerahan atau biasa disebut lenting yang berisi air. Area kulit tersebut akan terasa seperti perih, menusuk, dan menyengat karena kepanasan dan sangat gatal. Kondisi iritasi seperti ini membuat Si Kecil sangat tidak nyaman dan rewel. Si Kecil juga bisa mengalami kesulitan tidur dari biasanya karena rasa ketidaknyamanan tersebut.

keringat buntet pada bayi

Keringat buntet bisa membuat bayi rewel karena ia merasa tidak nyaman.

Bagian tubuh yang biasa terkena keringat buntet biasanya di bagian tubuh yang tertutup pakaian. Antara lain adalah bagian punggung, perut, leher, dada bagian  atas, selangkangan, dan ketiak. Pada bayi, biang keringat sering terjadi di bagian wajah dan lipatan tubuhnya seperti lipatan leher, lengan, ketiak, siku, dan selangkangan. Biasanya kondisi ini dapat membaik beberapa hari setelah kulit Si Kecil mendingin.

 

Tipe Keringat Buntet

Biang keringat ada yang ringan, bahkan ada yang parah. Nah, berikut ini terdapat tiga tipe keringat buntet. Tipe miliaria kristalina dan miliaria rubra adalah jenis yang paling umum dialami bayi.

1. Miliaria kristalina

Merupakan tipe yang paling ringan dan umum terjadi. Keringat buntet yang terjadi di permukaan kulit paling atas ini paling sering dialami oleh bayi yang baru lahir.

Gejalanya tampak ada bintil-bintil kecil bening atau putih yang berisi cairan di permukaan kulit seperti butiran-butiran keringat. Nah, bintil-bintil kecil yang mudah pecah ini biasanya menyebar di area kepala, leher, dan dada bagian atas. Meski begitu, jenis ini tidak menimbulkan peradangan, rasa gatal, atau rasa sakit.

2. Miliaria rubra

Jenis yang satu ini dialami oleh bayi yang berusia 1—3 minggu. Biasanya terjadi ketika udara lingkungan sekitar yang panas dan lembap.

Biang keringat ini terjadi karena kelenjar keringat tersumbat di lapisan kulit bagian dalam epidermis dan dermis atas. Hal ini memicu reaksi peradangan sehingga timbul ruam dan bintil-bintil kemerahan yang dikenal dengan rubra. Keringat ini menyebabkan rasa gatal, nyeri, dan menyengat yang membuat Si Kecil menggaruk-garuk area kulit yang terkena miliaria rubra itu.

Jika miliaria rubra ini semakin meradang, lalu timbul bintil-bintil merah yang berisi nanah (pustule), kemudian berubah warnanya menjadi putih atau kuning. Ini tandanya sudah mengalami infeksi, Moms. Jenis ini disebut dengan miliaria pustulosa, yang merupakan lanjutan dari miliaria rubra.

3. Miliaria profunda

adalah jenis yang sangat jarang terjadi pada bayi dan balita. Jenis ini paling sering dialami oleh individu yang sudah mengalami miliaria rubra beberapa kali. Bisa juga karena ia sering terpapar iklim yang hangat atau tropis.

Keringat buntet ini terjadi di dermis, lapisan kulit yang paling dalam. Penampakan gejala miliaria profunda ketika di bagian dada ada bintil merah yang lebih besar dengan diameter 1—3 mm dan keras, serta berwarna merah seperti daging. Tipe ini dapat menyebabkan mual dan pusing.

 

Perawatan untuk Mengatasi Keringat Buntet

Biasanya, keringat buntet dapat menghilang dengan sendirinya tanpa perawatan apa pun. Meski begitu, Moms dapat melakukan beberapa hal di rumah untuk meredakan peradangan yang terjadi pada kulit Si Kecil berikut ini:

mengobati keringat buntet

Berendam atau mandi dengan air dingin dapat meredakan gejala keringat buntet pada bayi.

  • Pindahkan bayi ke tempat yang lebih sejuk dan teduh ketika gejala-gejala sudah mulai tampak. Hindari tempat-tempat yang suhunya panas dan lembap.
  • Menjaga agar kulit bayi yang tetap sejuk/dingin dan kering. Caranya dengan mendinginkan tubuh di dalam ruangan yang ber-AC atau kipas angin.
  • Untuk menenangkan kulit yang iritasi, bisa juga mengompres area dengan kain yang lembap atau air dingin. Atau, berendam dan mandi air dingin agar tubuhnya tetap terasa sejuk.
  • Bilas minyak dan keringat di tubuhnya, terutama di bagian-bagian lipatan tubuh, dengan air dingin dan sabun yang lembut. Keringkan dengan menepuk-nepuk secara perlahan dan lembut di area keringat si Kecil.
  • Menggunakan pakaian yang longgar dan bahan pakaian yang ringan agar pakaian tidak menggesek kulit bayi dan sirkulasi udara lebih lancar.
  • Biarkan kulit tubuhnya terpapar dan tersikulasi udara yang sejuk dengan melepaskan pakaiannya untuk sementara.
  • Pastikan bayi mendapatkan ASI yang cukup agar terhidrasi dengan baik. ASI juga baik untuk meredakan peradangan atau berfungsi sebagai antiinflamasi sehingga dapat mempercepat kesembuhannya.
  • Hindari penggunaan minyak seperti telon, losion penghilang gatal, dan bedak pada bayi, kecuali jika direkomendasikan oleh dokter. Sebab, keringat buntet bukanlah reaksi alergi dan kulit yang mengering. Justru penggunaan jenis produk ini dapat menghambat pori-pori kulit sehingga memicu iritasi dan biang keringat.

 

Baca Juga: Cara Mengatasi Biang Keringat pada Bayi

 

Kapan Harus Kunjungi Dokter?

Moms, perlu mewaspadai keringat buntet yang dialami Si Kecil. Apabila gejalanya tidak kunjung membaik selama beberapa hari dan malah semakin parah, sebaiknya kunjungi dokter.

Perhatikan, apakah ada bintil-bintil merah yang bernanah dan membengkak atau tidak. Hal ini bisa jadi gejala yang ditimbulkan akibat infeksi jamur atau bakteri ketika bayi Anda terlalu sering menggaruknya. Apalagi jika disertai dengan tubuh bayi yang demam dan menggigil. Segeralah ke dokter untuk ditangani lebih lanjut.

Untuk pengobatan, dokter biasanya akan merekomendasikan penggunaan losion calamine, krim hidrokortison, dan minum tablet antihistamin untuk meredakan peradangan dan rasa gatal. Bayi juga diberikan lanolin anhidrat agar penyumbatan kelenjar keringat dapat dicegah. Dosis penggunaan tentunya disesuaikan dengan kondisi si bayi.

 

 

 

TAGS:

Artikel Lainnya

Kenali Label Hypoallergenic Pada Produk Bayi

Kenali Label Hypoallergenic Pada Produk Bayi

Ketika Moms sedang pilah-pilih produk perawatan kulit untuk Si Kecil, biasanya dalam kemasan luar produk ada yang tercantum tulisan “hypoallergenic”. Hmm...apa itu ya hypoallergenic? Cari tahu selengkapnya tentang hypoallergenic di artikel berikut ini yuk, Moms! Moms,...

5 Manfaat Minyak Zaitun Untuk Kulit Bayi

5 Manfaat Minyak Zaitun Untuk Kulit Bayi

Minyak zaitun sudah tak asing lagi dalam keseharian kita ya, Moms. Manfaatnya juga banyak. Tak hanya untuk kesehatan tubuh, tetapi juga bermanfaat untuk kecantikan, seperti untuk perawatan kulit dan rambut. Lalu, apa saja sih manfaat minyak zaitun untuk kulit,...

7+ Manfaat Lidah Buaya Untuk Kulit dan Kesehatan

7+ Manfaat Lidah Buaya Untuk Kulit dan Kesehatan

Lidah buaya atau aloe vera sudah tak asing lagi bagi kita, ya, Moms. Tanaman yang sangat mudah ditemui di Indonesia, bahkan mudah untuk dipelihara di rumah, ini memang sarat dengan manfaat dan khasiat yang baik untuk kesehatan. Salah satu manfaat lidah buaya ialah...

Pelajari Ciri – Ciri dan Mengatasi Ruam Popok

Pelajari Ciri – Ciri dan Mengatasi Ruam Popok

Bayi yang baru lahir memang rentan ya, Moms. Terpapar zat/benda asing sedikit saja, dapat membuat buah hati Anda merasa tidak nyaman. Salah satu kondisi yang umum dikeluhkan oleh bayi adalah masalah ruam popok.

Ruam popok merupakan reaksi kulit yang seringkali terjadi pada bayi, terutama pada tahun pertama kehidupannya. Kulit Si Kecil, terutama di bagian bokong, lipatan paha, dan kelamin, mengalami iritasi atau peradangan. Sebabnya, area tersebut tertutup oleh popok dan basah terkena paparan urine dan tinja. Kondisi ini akan membuat bayi merasa terganggu dan tidak nyaman.

Ruam kebanyakan terjadi karena popok tidak diganti dalam waktu lama sehingga menimbulkan iritasi pada kulitnya. Namun tenang ya, Moms, masalah ini bukan karena Anda salah melakukan perawatan pada bayi. Sebab, ruam ini  bisa terjadi meskipun Moms sudah membersihkan area popok dan mengganti popok dengan rutin. Hampir semua bayi mengalami masalah ini, Moms.

Moms juga tak perlu khawatir karena penyakit ini masih bisa dikontrol dan diatasi. Ada cara mudah yang bisa dilakukan di rumah untuk mengatasinya. Lebih baik Moms mempelajari ciri-ciri, cara mengatasi, dan cara mencegah ruam popok berikut ini yuk!

 

Ciri-Ciri Ruam Popok

 Berikut ini ada dua tanda agar Moms dapat mengenali dan memperhatikan ciri-ciri ketika Si Kecil mengalami ruam popok.

  1. Tanda-tanda yang dapat dilihat melalui kulit si bayi. Antara lain, kulit bayi di daerah popok—pantat, paha, dan alat kelamin—akan tampak bercak-bercak yang memerah. Lalu, kulitnya juga kering dan melepuh, serta terdapat luka lecet.
  2. Perubahan kebiasaan si bayi. Perhatikanlah kebiasaan bayi Anda, Moms. Apabila Si Kecil tampak berbeda dari hari-hari sebelumnya, seperti ia merasa tidak nyaman, sering rewel, atau menangis saat area popok dibersihkan, disentuh, dan diganti popoknya. Nah, mungkin saja ia mengalami ruam popok.

 

Penyebab Ruam Popok

Penyebab terjadinya ruam popok pada bayi bukan hanya karena popok basah saja. Ternyata, ada banyak hal yang menjadi penyebabnya, Moms. Nah, berikut beberapa penyebab.

penyebab ruam popok

Kenali ciri-ciri dan penyebab ruam popok pada bayi

  • Kulit di area popok terkena paparan urine dan feses yang terlalu lama sehingga kulit Si Kecil iritasi. Kulit bayi makin rentan alami ruam popok apabila ia sering buang air besar karena diare. Tinja membuat kulit lebih iritasi daripada urine.
  • Si Kecil memakai popok atau pakaian yang terlalu ketat. Hal ini membuat popok dapat bergesekan dengan kulit sehingga kulitnya lecet dan menyebabkan ruam.
  • Alergi atau sensitif terhadap kandungan bahan produk baru yang digunakan sehingga kulit Si Kecil jadi iritasi. Produk baru ini bisa bermacam-macam, seperti tisu bayi atau popok sekali pakai merek baru. Bahan-bahan kimia dalam deterjen, pemutih, atau pelembut pakaian yang digunakan untuk mencuci popok kain Si Kecil. Zat-zat yang terkandung dalam beberapa losion bayi, bedak tabur bayi, dan minyak bayi juga bisa menambah masalah terjadinya ruam.
  • Infeksi bakteri dan jamur. Area sekitar popok yang tertutup sangat hangat dan lembap. Air seni Si Kecil juga dapat mengubah pH kulitnya sehingga menjadi tempat terbaik bagi bakteri dan jamur untuk berkembang biak. Perkembangbiakan bakteri dan jamur yang berlebihan akan menyebabkan infeksi sehingga membuat kulit memerah, meradang, dan membengkak.
  • Makanan baru. Saat bayi hanya konsumsi ASI, ruam yang dialaminya merupakan reaksi terhadap makanan yang dimakan oleh Anda, Moms. Namun ketika bayi mulai makan makanan pendamping ASI, kandungan fesesnya juga akan berubah. Frekuensi Si Kecil buang air besar pun akan meningkat. Perubahan pola makan ini dapat menjadi salah satu pemicunya.
  • Kulit yang sensitif. Bayi yang memiliki masalah pada kulitnya, seperti dermatitis atopik atau dermatitis seboroik (eksim), lebih rentan.
  • Antibiotik. Bayi mengonsumsi antibiotik atau bayi yang minum ASI sementara Moms sedang mengonsumsi antibiotik. Antibiotik akan meningkatkan risiko diare sehingga Si Kecil berpotensi mengalami ruam. Selain itu, antibiotik juga dapat membasmi bakteri baik yang menjaga pertumbuhan jamur. Hal ini bisa mengakibatkan bayi mengalami ruam popok karena infeksi jamur.

 

Popok Kain vs Popok Sekali Pakai

Apakah jenis popok yang dipakai si bayi juga dapat memengaruhi timbulnya ruam? Perlukah mengganti popok kain dengan popok sekali pakai, atau sebaliknya? Nah, mungkin Moms sempat berpikir hal ini juga.

memilih popok

Pilih popok kain atau popok sekali pakai?

Perlu diketahui Moms, dalam mencegah ruam popok memang belum ada bukti yang kuat bahwa popok kain lebih baik daripada popok sekali pakai. Begitu juga sebaliknya. Gunakan saja popok yang menurut Moms terbaik untuk si bayi, baik itu popok kain maupun popok sekali pakai.

Baca Juga: Mengenal Eksim Susu atau Ruam Susu Pada Bayi

Yang paling penting adalah memperhatikan kondisi popoknya. Jika popok sudah basah, langsung segera digantikan dengan popok yang kering agar area sekitar popok tetap bersih dan kering. Kemudian, waspada terhadap penggunaan produk pembersih untuk mencuci popok bayi. Jika produk tersebut dapat menyebabkan ruam, segera ganti jenis atau merek produk yang lebih cocok.

 

Langkah Perawatan Ruam Popok Pada Bayi

Umumnya, ruam popok masih dapat diatasi dengan langkah-langkah perawatan yang bisa dilakukan di rumah. Perawatan berikut ini dapat membantu mengatasi sekaligus mencegah timbul kembali.

cara mengatasi ruam popok

Sesekali biarkan Si Kecil tidak memakai popok dan kulit area popok terekspos agar kulitnya dapat “bernapas”.

  • Cuci tangan dengan sabun terlebih dulu, baik sebelum maupun sesudah Moms mengganti popok Si Kecil.
  • Ganti popok sesering mungkin, terutama ketika bayi sedang tidur pada malam hari. Segera ganti popok si bayi apabila sudah basah dan kotor agar kulit di sekitar area popok tetap kering dan bersih.
  • Saat mengganti popok, bersihkan kulit di sekitar area popok dengan air bersih. Namun jangan gosok kulitnya terlalu keras, apalagi ketika kulitnya sedang lecet. Setelah itu, keringkan dengan handuk lembut secara perlahan sebelum memakaikan popok yang baru.
  • Pastikan, popok yang dipakaikan pada bayi tidak terlalu ketat.
  • Oleskan krim atau salep pelindung kulit khusus bayi saat Moms mengganti popoknya sehingga dapat mengurangi iritasi pada kulitnya. Krim atau salep dengan kandungan zinc oxide dan petroleum jelly dapat melindungi kulit dari kelembapan.
  • Hindari penggunaan sabun atau tisu basah yang mengandung alkohol dan pewangi karena dapat memicu iritasi.
  • Hindari penggunaan bedak tabur karena malah akan memicu kulitnya jadi iritasi. Bedak juga dapat membuat iritasi pada paru-paru bayi.
  • Sesekali biarkan Si Kecil tidak memakai popok, tutupi saja dengan handuk lembut agar kulit di area sekitar popok dapat “bernapas” dan sirkulasi udara. Hal ini juga membantu kulitnya kering secara alami.
  • Apabila Si Kecil dalam masa pemulihan dari ruam popok, gunakan popok dengan ukuran yang lebih besar.
  • Mandikan Si Kecil setiap hari dengan air hangat suam-suam kuku dan sabun khusus bayi tanpa pewangi.
  • Gunakan produk-produk pembersih yang memang khusus diciptakan untuk bayi agar terhindar dari bahan-bahan kimia yang dapat memicu iritasi kulit pada bayi.

 

Perlukah ke Dokter?

Moms bisa mengunjungi dokter apabila ruam yang dialami Si Kecil tak kunjung sembuh meskipun sudah melakukan perawatan di rumah selama beberapa hari. Apalagi jika ruam tersebut bertambah parah. Tanda – tandanya adalah kulit berdarah, gatal, mengeluarkan cairan, hingga menyebabkan rasa terbakar atau nyeri saat buang air kecil atau buang air besar. Kemudian, Si Kecil juga mengalami demam. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Biasanya, dokter akan memberikan resep obat berupa krim kortikosteroid, salep antijamur, atau antibiotik. Resep ini diberikan tergantung pada kondisi dan penyebab ruam popok yang dialami Si Kecil. Apabila sudah diberi obat resep dari dokter dan ruam popok tidak membaik juga, dokter akan merekomendasikan Moms untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit.

 

 

 

TAGS: 

Artikel Lainnya

Kenali Label Hypoallergenic Pada Produk Bayi

Kenali Label Hypoallergenic Pada Produk Bayi

Ketika Moms sedang pilah-pilih produk perawatan kulit untuk Si Kecil, biasanya dalam kemasan luar produk ada yang tercantum tulisan “hypoallergenic”. Hmm...apa itu ya hypoallergenic? Cari tahu selengkapnya tentang hypoallergenic di artikel berikut ini yuk, Moms! Moms,...

5 Manfaat Minyak Zaitun Untuk Kulit Bayi

5 Manfaat Minyak Zaitun Untuk Kulit Bayi

Minyak zaitun sudah tak asing lagi dalam keseharian kita ya, Moms. Manfaatnya juga banyak. Tak hanya untuk kesehatan tubuh, tetapi juga bermanfaat untuk kecantikan, seperti untuk perawatan kulit dan rambut. Lalu, apa saja sih manfaat minyak zaitun untuk kulit,...

7+ Manfaat Lidah Buaya Untuk Kulit dan Kesehatan

7+ Manfaat Lidah Buaya Untuk Kulit dan Kesehatan

Lidah buaya atau aloe vera sudah tak asing lagi bagi kita, ya, Moms. Tanaman yang sangat mudah ditemui di Indonesia, bahkan mudah untuk dipelihara di rumah, ini memang sarat dengan manfaat dan khasiat yang baik untuk kesehatan. Salah satu manfaat lidah buaya ialah...

Skin Tag di Kulit Bayi, Ini Cara Mencegah dan Menghilangkannya

Skin Tag di Kulit Bayi, Ini Cara Mencegah dan Menghilangkannya

Skin tag atau daging tumbuh adalah tonjolan kecil dan lunak di permukaan kulit yang mirip dengan kutil. Kondisi ini bisa saja dialami oleh bayi. Meski tidak berbahaya, skin tag di kulit bayi bisa menimbulkan masalah bila tergesek atau tergaruk, sehingga perlu dihilangkan dengan cara yang aman.

Apa Itu Skin Tag?

Skin tag atau juga dikenal sebagai akrokordon sering kali menyerupai kutil. Bedanya, kutil disebabkan oleh infeksi virus HPV pada kulit dan terasa kasar ketika diraba, sedangkan skin tag diduga dipengaruhi oleh berbagai faktor dan cenderung terasa lembut. Selain itu, kutil bisa menyebar dan tumbuh berkelompok. Berbeda dengan skin tag yang cenderung tumbuh tunggal.

Pada sebagian besar kasus, akrokordon tumbuh di kulit yang kering. Daging tumbuh ini biasanya muncul di bagian kulit yang sering mengalami gesekan, seperti ketiak, selangkangan, atau lipatan bokong. Selain di area tersebut, skin tag kadang juga muncul di leher atau kelopak mata.

Skin tag umumnya tidak berbahaya. Meski demikian, daging tumbuh bisa tidak sengaja tergaruk atau tergesek dan tersangkut di pakaian bayi sehingga jadi iritasi atau berdarah. Jika hal ini terjadi, Moms bisa mempertimbangkan untuk menghilangkan daging tumbuh tersebut yang muncul di kulit Si Kecil.

Apa Penyebab Munculnya Skin Tag?

Skin tag terbentuk dari kolagen dan pembuluh darah yang diselubungi oleh kulit. Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, termasuk pada bayi. Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan munculnya daging tumbuh, terutama pada bayi.

Pada orang dewasa, ada beberapa kondisi yang diduga berkaitan, yaitu diabetes tipe 2, berat badan berlebih atau obesitas, dan perubahan hormon pada masa kehamilan.

Cara Aman Menghilangkan Skin Tag

Skin tag umumnya tidak berbahaya dan tidak perlu dihilangkan. Namun, jika tergesek oleh pakaian atau tergaruk, kulit bayi bisa luka dan berdarah.

cara menghilangkan skin tag

Bagaimana Cara Menghilangkan Skin Tag?

Apabila skin tag menyebabkan luka, perdarahan, atau dirasa mengganggu, sebaiknya Moms membawa Si Kecil ke dokter. Ada beberapa prosedur yang bisa dilakukan dokter untuk menghilangkan skin tag dengan aman, yaitu:

  • Memotong skin tag menggunakan gunting bedah
  • Mengikat menggunakan benang khusus
  • Memanaskan menggunakan arus listrik
  • Membekukan skin tag menggunakan nitrogen cair

Ingat, jangan mencoba untuk menghilangkan skin tag sendiri, ya, Moms. Memang ada beberapa cara untuk menghilangkan akrokordon secara mandiri, misalnya dengan mengoleskan cuka apel atau bawang putih ke daging tumbuh tersebut, tetapi cara-cara tersebut belum tentu aman, apalagi bagi bayi.

Baca Juga: Cara Memandikan Bayi

Mencegah Skin Tag di Kulit Bayi dengan Pelembap

Kulit bayi yang baru lahir 60% lebih tipis daripada kulit orang dewasa, sehingga lebih mudah kering. Nah, seperti telah dijelaskan sebelumnya, akrokordon umumnya muncul di area-area kulit yang kering dan sering mengalami gesekan, seperti leher, ketiak, dan lipatan bokong.

Oleh sebab itu, untuk mencegah munculnya daging tumbuh pada kulit Si Kecil, Moms perlu menjaga kelembapan kulitnya. Salah satunya dengan menggunakan produk pelembap yang khusus untuk kulit bayi.

Pilihlah produk pelembap bayi yang telah teruji secara dermatologis dapat meningkatkan kelembapan kulit. Selain itu, pilih pelembap yang bersifat dermoprotective untuk memberikan perlindungan pada kulit bayi, serta mudah diserap oleh kulit bayi.

Jadi, agar kulit Si Kecil tidak kering dan rentan ditumbuhi skin tag, pastikan kelembapan kulitnya terjaga dengan baik. Pilihlah produk pelembap yang memang khusus untuk bayi dan sudah teruji keamanannya. Jika muncul daging tumbuh pada kulit Si Kecil dan dirasa mengganggu, bawalah Si Kecil ke dokter untuk mendapatkan penanganan, ya, Moms

 

 

TAGS:

Artikel Lainnya

Kenali Label Hypoallergenic Pada Produk Bayi

Kenali Label Hypoallergenic Pada Produk Bayi

Ketika Moms sedang pilah-pilih produk perawatan kulit untuk Si Kecil, biasanya dalam kemasan luar produk ada yang tercantum tulisan “hypoallergenic”. Hmm...apa itu ya hypoallergenic? Cari tahu selengkapnya tentang hypoallergenic di artikel berikut ini yuk, Moms! Moms,...

5 Manfaat Minyak Zaitun Untuk Kulit Bayi

5 Manfaat Minyak Zaitun Untuk Kulit Bayi

Minyak zaitun sudah tak asing lagi dalam keseharian kita ya, Moms. Manfaatnya juga banyak. Tak hanya untuk kesehatan tubuh, tetapi juga bermanfaat untuk kecantikan, seperti untuk perawatan kulit dan rambut. Lalu, apa saja sih manfaat minyak zaitun untuk kulit,...

7+ Manfaat Lidah Buaya Untuk Kulit dan Kesehatan

7+ Manfaat Lidah Buaya Untuk Kulit dan Kesehatan

Lidah buaya atau aloe vera sudah tak asing lagi bagi kita, ya, Moms. Tanaman yang sangat mudah ditemui di Indonesia, bahkan mudah untuk dipelihara di rumah, ini memang sarat dengan manfaat dan khasiat yang baik untuk kesehatan. Salah satu manfaat lidah buaya ialah...

7 Jenis Penyakit Kulit pada Bayi dan Langkah Pencegahannya

7 Jenis Penyakit Kulit pada Bayi dan Langkah Pencegahannya

Kulit bayi yang sensitif mudah terkena berbagai jenis penyakit kulit. Si Kecil lebih rentan terkena penyakit kulit apabila Moms tidak merawatnya dengan baik. Lalu, apa saja masalah kulit yang dapat dialami bayi dan bagaimana langkah pencegahannya?

Tidak seperti kulit orang dewasa, kulit bayi masih sangat tipis dan sensitif. Kondisi ini membuat bayi rentan mengalami iritasi dan beragam masalah kulit lainnya. Oleh karena itu, Moms perlu lebih cermat dalam menjaga dan merawat kulit Si Kecil.

Kenali 7 Jenis Penyakit Kulit pada Bayi yang Sering Terjadi

Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit kulit yang kerap dialami oleh bayi:

1. Kulit kering

Kulit kering adalah masalah kulit yang cukup umum dialami oleh bayi. Kondisi kulit ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti suhu udara yang terlalu panas atau dingin, terlalu sering memandikan bayi, serta pemilihan sabun bayi yang tidak tepat.

Jika Si Kecil mengalami masalah kulit kering, Moms dapat mengatasinya dengan mempersingkat waktu mandi Si Kecil hingga tidak lebih dari 10 menit dan mengoleskan pelembap khusus bayi pada kulitnya secara rutin.

2. Biang keringat

Biang keringat merupakan jenis penyakit kulit yang juga sering dialami oleh bayi. Kondisi ini biasanya ditandai dengan munculnya ruam kemerahan di area wajah, punggung, dada, dan lipatan tubuh, seperti ketiak dan selangkangan.

Bayi rentan mengalami biang keringat saat ia banyak berkeringat, baik karena cuaca panas atau ketika demam. Namun, Moms tidak perlu khawatir karena biang keringat pada bayi bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari.

3. Jerawat pada bayi

Bukan hanya remaja dan orang dewasa, bayi juga bisa mengalami jerawat. Penyebab munculnya jerawat pada bayi masih belum diketahui dengan pasti, namun kondisi ini diduga terjadi karena pengaruh hormon, reaksi alergi, serta iritasi pada kulit bayi.

Jerawat bayi biasanya hanya muncul selama beberapa hari, kemudian akan hilang dengan sendirinya. Namun, Moms dapat mencegah dan meredakannya dengan menjaga kebersihan kulit Si Kecil dan tidak menggunakan produk perawatan kulit bayi dengan bahan yang keras atau dapat menimbulkan iritasi pada kulit Si Kecil.

4. Ruam popok

Ruam popok ditandai dengan bercak kemerahan di bagian tubuh yang tertutup oleh popok, yaitu selangkangan, bokong, dan paha bayi. Bercak ini muncul akibat penggunaan popok yang terlalu lama, sehingga urine dan tinja menumpuk dan menimbulkan peradangan pada kulit bayi.

Ruam popok bukanlah kondisi yang berbahaya, namun masalah kulit ini dapat membuat bayi merasa tidak nyaman dan menjadi lebih rewel.

Oleh karena itu, jika Si Kecil mengalami ruam popok, Moms bisa mengatasinya dengan cara lebih sering mengganti popok Si Kecil. Setiap kali mengganti popok, bersihkan area kulit Si Kecil yang tertutup popok, lalu keringkan.

Selain itu, Moms juga bisa menggunakan krim atau salep untuk mengatasi ruam popok sesuai rekomendasi dokter.

5. Cradle cap

Cradle cap atau dikenal dengan sebutan kerak kepala merupakan kondisi yang cukup banyak terjadi pada bayi baru lahir. Kondisi ini ditandai dengan munculnya kerak berwarna kekuningan atau kecoklatan di kulit kepala bayi, disertai serpihan-serpihan yang menyerupai ketombe.

Cradle cap belum diketahui penyebabnya, tetapi kondisi ini diduga dipengaruhi oleh hormon yang menyebabkan kelenjar minyak di kulit kepala bayi terlalu banyak menghasilkan sebum, yaitu minyak alami pada kulit.

Kondisi ini umumnya dapat hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu atau beberapa bulan tanpa pengobatan. Namun, Moms dapat membersihkan kepala bayi dari cradle cap dengan sampo bayi.

6. Eksim

Bila muncul ruam merah di kulit Si Kecil dan ia jadi rewel karena kulitnya terasa gatal, bisa jadi ini adalah gejala eksim. Gejala lain yang bisa muncul pada eksim adalah kulit kasar, kering, menebal, dan bersisik.

Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan bayi mengalami eksim, antara lain faktor keturunan atau genetik, iritasi kulit, serta reaksi alergi. Untuk mengatasi eksim yang dialami oleh Si Kecil, Moms perlu menjauhkan Si Kecil dari faktor pencetus eksimnya, misalnya debu, makanan tertentu, atau sabun berbahan kimia keras.

Selain itu, Moms juga bisa meredakan gejala eksim yang dialami Si Kecil dengan cara rutin memandikan Si Kecil menggunakan sabun khusus untuk kulit sensitif bayi dan mengoleskan pelembap bayi pada kulit Si Kecil setelahnya. Bila gejalanya tidak berkurang atau justru semakin parah, sebaiknya periksakan Si Kecil ke dokter.

Baca Lebih Lanjut: Eksim

7. Impetigo

Impetigo merupakan jenis penyakit kulit pada bayi yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Penyakit ini ditandai dengan munculnya bercak merah dan lepuhan berisi cairan atau nanah pada kulit, terutama di bagian tangan, kaki, dan wajah.

Impetigo perlu diobati dengan salep atau krim antibiotik sesuai resep dokter. Selain itu, untuk membantu proses penyembuhan impetigo, kulit bayi perlu dibersihkan secara rutin dan dijaga agar tidak tergaruk.

Langkah Pencegahan Penyakit Kulit pada Bayi

Kulit bayi yang masih sangat sensitif perlu dirawat dengan lebih berhati-hati. Untuk mengurangi risiko bayi terkena penyakit kulit, lakukanlah tips berikut ini:

jenis penyakit kulit

7 Jenis Penyakit Kulit dan Cara Menyembuhkannya

  • Mandikan bayi selama 5–10 menit saja, menggunakan air hangat dan sabun khusus untuk
  • Ganti popok bayi secara rutin dan pastikan popok yang digunakan memiliki ukuran yang pas dan tidak mengandung
  • Bersihkan rambut dan kulit kepala bayi dengan sampo khusus bayi yang kandungannya ringan, serta pijat kepala bayi secara
  • Pakaikan bayi pakaian yang bahannya lembut dan dapat menyerap keringat, misalnya yang berbahan
  • Cuci pakaian bayi dengan sabun khusus pakaian bayi yang bebas dari detergen dan
  • Gunakan pelembap kulit yang diformulasikan khusus untuk kulit sensitif

Perhatikan juga kandungan dalam produk perawatan bayi, baik sabun, sampo, maupun pelembap, yang Moms gunakan untuk Si Kecil. Pilihlah produk perawatan bayi yang telah teruji secara dermatologis dan disetujui oleh dokter anak.

Pastikan juga produk yang digunakan memiliki pH seimbang dan mengandung bahan yang bersifat hypoallergenic untuk mengurangi risiko Si Kecil mengalami alergi atau iritasi kulit.

Selain itu, Moms juga bisa memilih produk perawatan kulit bayi yang mengandung chamomile, susu, ceramide, dan shea butter. Bahan-bahan alami ini dipercaya dapat menjaga kelembapan dan kelenturan kulit bayi, serta membuat kulit bayi lebih sehat.

 

Jika Si Kecil mengalami penyakit kulit yang tak kunjung membaik atau Moms kesulitan memilih produk perawatan kulit yang tepat untuknya, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter anak, ya, Moms.

 

 

TAGS:

Artikel Lainnya

Kenali Label Hypoallergenic Pada Produk Bayi

Kenali Label Hypoallergenic Pada Produk Bayi

Ketika Moms sedang pilah-pilih produk perawatan kulit untuk Si Kecil, biasanya dalam kemasan luar produk ada yang tercantum tulisan “hypoallergenic”. Hmm...apa itu ya hypoallergenic? Cari tahu selengkapnya tentang hypoallergenic di artikel berikut ini yuk, Moms! Moms,...

5 Manfaat Minyak Zaitun Untuk Kulit Bayi

5 Manfaat Minyak Zaitun Untuk Kulit Bayi

Minyak zaitun sudah tak asing lagi dalam keseharian kita ya, Moms. Manfaatnya juga banyak. Tak hanya untuk kesehatan tubuh, tetapi juga bermanfaat untuk kecantikan, seperti untuk perawatan kulit dan rambut. Lalu, apa saja sih manfaat minyak zaitun untuk kulit,...

7+ Manfaat Lidah Buaya Untuk Kulit dan Kesehatan

7+ Manfaat Lidah Buaya Untuk Kulit dan Kesehatan

Lidah buaya atau aloe vera sudah tak asing lagi bagi kita, ya, Moms. Tanaman yang sangat mudah ditemui di Indonesia, bahkan mudah untuk dipelihara di rumah, ini memang sarat dengan manfaat dan khasiat yang baik untuk kesehatan. Salah satu manfaat lidah buaya ialah...

Cara Mengatasi Biang Keringat pada Bayi

Cara Mengatasi Biang Keringat pada Bayi

Bayi mudah mengalami biang keringat, apalagi bila ia sering berkeringat. Cara mengatasi biang keringat pada bayi sebenarnya tidak sulit. Ada beberapa langkah sederhana yang dapat Moms lakukan di rumah untuk meredakan biang keringat yang dialami Si Kecil.

Biang keringat pada bayi terjadi ketika ada sumbatan pada kelenjar keringat bayi, sehingga keringatnya tidak bisa keluar dari pori-pori kulit. Hal ini mudah sekali terjadi pada bayi karena kelenjar keringatnya belum berkembang dengan sempurna.

Biang keringat biasanya muncul pada bagian wajah, kepala, dada, punggung, perut, dan daerah lipatan tubuh, seperti leher, ketiak, atau lipat paha. Bintik merah yang gatal ini bisa muncul pada kulit bayi ketika cuaca panas, saat bayi sedang demam, atau ketika ia mengenakan pakaian yang terlalu tebal.

 

Cara Menghilangkan Biang Keringat Bayi

Biang keringat pada bayi sebenarnya dapat hilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari. Namun, bayi mungkin akan menjadi rewel ketika mengalami biang keringat karena kulitnya terasa gatal.

cara mengatasi biang keringat

Cara Mengatasi Biang Keringat Pada Bayi

Untuk mengurangi rasa gatal akibat biang keringat pada bayi, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu:

1. Pindahkan bayi ke ruangan yang sejuk

Untuk mengatasi biang keringat yang dialami Si Kecil, Moms bisa memindahkan Si Kecil ke ruangan yang sejuk agar ia tidak kepanasan dan tidak banyak berkeringat. Moms dapat menyalakan AC atau menggunakan kipas angin, namun jangan diarahkan langsung ke tubuh Si Kecil, ya.

Jika Moms membawa Si Kecil ke luar rumah, carilah tempat yang teduh, berangin, dan tidak terkena sinar matahari langsung. Jangan lupa untuk mengipasi Si Kecil agar tubuhnya tidak banyak berkeringat, dan berikan ASI atau susu formula secara berkala agar ia tidak dehidrasi.

2. Mandikan bayi dengan air yang sejuk

Memandikan Si Kecil dengan air yang suhunya sejuk bisa menghilangkan keringat dan minyak yang menyumbat pori-porinya. Namun, pastikan air yang digunakan juga tidak terlalu dingin, ya, Moms. Selain itu, Moms juga bisa memberikan kompres dengan air yang sejuk pada kulit Si Kecil yang mengalami biang keringat untuk meredakan gatal.

Saat memandikan Si Kecil, sebaiknya Moms tidak menggunakan sabun karena dapat menyebabkan iritasi pada kulit bayi yang sedang muncul biang keringat.

Jika kulit Si Kecil kotor dan Moms ingin menggunakan sabun, pilihlah sabun khusus bayi yang terbuat dari bahan alami, tanpa pengharum atau pewarna, dan mengandung pelembap sehingga tidak membuat kulit Si Kecil kering.

Setelah selesai memandikannya, biarkan kulit Si Kecil kering dengan sendirinya tanpa menggunakan handuk. Moms cukup hanya mengeringkan bagian lipatan kulit, seperti leher, ketiak, atau selangkangan Si kecil dengan handuk.

Baca Juga: Mengenal Eksim Susu atau Ruam Susu Pada Bayi

3. Pakaikan baju yang longgar dan menyerap keringat

Agar Si Kecil tidak berkeringat, pakaikanlah ia baju yang longgar dan nyaman. Moms dapat memilih pakaian bayi yang berbahan katun karena bahan ini dapat menyerap keringat dengan baik. Hindari pakaian bayi dari bahan sintetis, seperti nilon atau poliester, yang cenderung sulit menyerap keringat.

Sesekali, Moms juga bisa membiarkan Si Kecil tanpa pakaian dan popok. Namun, pastikan ia tidak kedinginan, ya.

4. Oleskan losion atau krim

Moms dapat mengoleskan losion dengan kandungan calamine ke kulit Si Kecil. Selain meredakan biang keringat, calamine juga dapat menyejukkan kulit bayi dan mencegah iritasi.

 

Menjaga kulit bayi tetap sejuk dan kering merupakan langkah yang paling ampuh untuk mencegah dan menangani biang keringat pada bayi. Namun, jika cara-cara di atas tidak juga berhasil meredakan biang keringat yang dialami Si Kecil, sebaiknya Moms memeriksakan Si Kecil ke dokter anak untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

 

 

TAGS:

Artikel Lainnya

Kenali Label Hypoallergenic Pada Produk Bayi

Kenali Label Hypoallergenic Pada Produk Bayi

Ketika Moms sedang pilah-pilih produk perawatan kulit untuk Si Kecil, biasanya dalam kemasan luar produk ada yang tercantum tulisan “hypoallergenic”. Hmm...apa itu ya hypoallergenic? Cari tahu selengkapnya tentang hypoallergenic di artikel berikut ini yuk, Moms! Moms,...

5 Manfaat Minyak Zaitun Untuk Kulit Bayi

5 Manfaat Minyak Zaitun Untuk Kulit Bayi

Minyak zaitun sudah tak asing lagi dalam keseharian kita ya, Moms. Manfaatnya juga banyak. Tak hanya untuk kesehatan tubuh, tetapi juga bermanfaat untuk kecantikan, seperti untuk perawatan kulit dan rambut. Lalu, apa saja sih manfaat minyak zaitun untuk kulit,...

7+ Manfaat Lidah Buaya Untuk Kulit dan Kesehatan

7+ Manfaat Lidah Buaya Untuk Kulit dan Kesehatan

Lidah buaya atau aloe vera sudah tak asing lagi bagi kita, ya, Moms. Tanaman yang sangat mudah ditemui di Indonesia, bahkan mudah untuk dipelihara di rumah, ini memang sarat dengan manfaat dan khasiat yang baik untuk kesehatan. Salah satu manfaat lidah buaya ialah...

SensiCare