Alergi Pada Bayi: Apa Yang Perlu Diwaspadai?

Alergi Pada Bayi: Apa Yang Perlu Diwaspadai?

Alergi Pada Bayi: Apa Yang Perlu Diwaspadai?

Alergi pada bayi bisa beragam pemicu dan gejalanya. Apabila bayi Anda mengalami ruam dan kulitnya tidak lembut lagi seperti kulit bayi lainnya atau bayi Anda sering bersin, bisa jadi hal ini adalah tanda-tanda alergi pada si Kecil. Nah, pelajari tentang alergi pada bayi berikut ini yuk, Moms!

Alergi adalah kondisi yang umum dialami bayi dan anak-anak. Alergi merupakan reaksi yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh terpapar pada benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Tubuh pun merespon dengan memproduksi antibodi berjenis immunoglobulin E (IgE), yang diprogram untuk melindungi tubuh dari bakteri, virus, dan alergen. Namun ketika antibodi ini diproduksi secara berlebihan, tubuh pun akan bereaksi pada alergen dengan menunjukkan peradangan dan pembengkakan. Hal ini dapat memicu terjadinya alergi.

 

Bisakah Bayi Alami Alergi?

Reaksi alergi pada bayi bisa terjadi karena berbagai alasan, Moms. Penyebabnya memang belum jelas. Meski begitu, perlu diingat bahwa bayi merupakan individu yang baru mengenal dunia. Karena itu, Si Kecil masih harus beradaptasi dengan lingkungan baru dan berbagai hal di sekelilingnya, termasuk makanannya.

Selain itu, daya tahan tubuhnya juga masih lemah dan belum sempurna sehingga Si Kecil rentan terkena alergi. Riwayat kesehatan di dalam keluarga juga bisa berperan penting. Sebabnya, kecenderungan alergi adalah keturunan. Jadi, jika Moms dan Dads memiliki riwayat, bisa saja menurunkan sifat alergi tersebut atau mengembangkan alergi yang lain kepada si Kecil.

 

Gejala Umum Alergi

Ada beberapa gejala alergi yang paling umum terjadi. Apabila Si Kecil mengalami gejala – gejala berikut ini, ia akan merasa tidak nyaman dan rewel.

gatal gejala alergi

Gatal-gatal menjadi salah satu tanda alergi pada bayi.

  • Gatal – gatal
  • Pembengkakan
  • Ruam kemerahan
  • Gejala hidung berair seperti pilek
  • Kesulitan dalam bernapas
  • Masalah pencernaan

Mungkin sebagian dari Anda, Moms, tak menyadari gejala-gejala di atas merupakan gejala alergi. Namun, jika Moms memperkirakan gejala tersebut merupakan alergi, sebaiknya hindari alergen yang jadi pemicunya.

 

Beragam Jenis Alergi Pada Bayi

Nah, untuk lebih mengenal lagi tentang alergi, Moms perlu tahu berbagai jenis alergi berikut. Ada banyak alergi pada bayi yang lebih spesifik. Namun pada dasarnya, alergi terbagi menjadi tiga kategori berikut ini.

  1. Alergi Makanan dan Obat-obatan.

Makanan merupakan penyebab alergi paling umum terjadi pada bayi. Menurut American Academy of Allergy, Asthma, & Immunology, sekitar 6 persen anak-anak usia di bawah 2 tahun mengalami alergi makanan. Reaksi yang terkait makanan ini dimulai ketika Si Kecil mengenal makanan padat atau makanan pendamping ASI, yaitu sekitar 4—6 bulan. Meski begitu, ASI atau susu formula juga bisa menimbulkan alergi pada sebagian bayi, Moms. Karena itu, penting sekali bagi Moms untuk memperhatikan asupan makanan yang Anda konsumsi sendiri.

bayi alergi susu

Susu merupakan salah satu jenis makanan yang menjadi pemicu alergi makanan pada bayi.

Bayi dan balita bisa mengalami alergi pada jenis makanan apa saja. Reaksi alerginya pun bisa disebabkan dari satu jenis makanan saja atau bahkan lebih. Di Amerika Serikat, ada 8 jenis makanan yang menjadi pemicu alergi. Antara lain adalah susu, telur, kacang, tree nuts (seperti almond, walnut, kacang mete), kedelai, gandum, ikan, dan kerang. Sementara itu yang menjadi pemicu alergi obat, salah satunya adalah pemberian antibiotik ketika bayi sakit. Beberapa obat lain yang dijual bebas pun juga bisa memicu alergi, Moms.

Baca Juga: Alergi Dingin: Ciri – Ciri, Penyebab, dan Cara Mengobati

Biasanya, gejala alergi makanan bisa langsung muncul beberapa menit atau jam setelah mengonsumsi makanan/obat-obatan yang menjadi pemicu alergi. Gejalanya bisa ringan atau bahkan bisa mengancam kehidupan Si Kecil. Umumnya gejala yang tampak adalah ruam, gatal-gatal, mengi, hingga kesulitan bernapas.

Beberapa tanda alergi obat, seperti ruam, mungkin tidak muncul selama beberapa hari. Sementara itu, alergi makanan juga bisa mengalami tanda-tanda berikut: sakit perut, batuk, diare, gatal-gatal dan ruam pada kulit, mual dan muntah. Si Kecil juga bisa mengalami gejala ruam kemerahan di sekitar mulut, di beberapa kasus lidah dan mulut membengkak, hidung berair dan tersumbat seperti pilek, bagian wajah, lengan, dan kaki ikut membengkak. Gejala yang berat dan serius, serta dapat mengancam kehidupan bayi akibat alergi makanan adalah kondisi anafilaksis. Namun hal ini sangat jarang terjadi pada bayi.

  1. Alergi Lingkungan.

Alergi lingkungan merupakan jenis alergi karena kulit bayi menyentuh atau menghirup benda-benda asing di sekitarnya. Apalagi ketika Si Kecil sudah mulai aktif bermain di dalam ruangan ataupun luar ruangan, sekitar usia 18 bulan.

Benda-benda asing tersebut misalnya kandungan deterjen yang ada pada pakaian atau sesuatu yang terhirup, seperti debu. Bulu hewan peliharaan (anjing atau kucing), jamur, tungau, serbuk sari, sengatan/gigitan serangga, dan hal-hal lain yang ada di sekitar lingkungan bisa memicu gejala. Sampo, sabun, deterjen, dan produk pembersih lain yang sejenis juga merupakan pemicu alergi, seperti dermatitis kontak.

Gejala alergi pada bayi yang timbul adalah mata merah dan gatal, bersin, batuk, mengi (bengek), hidung berair seperti pilek, dan dadak sesak. Meski begitu, gejala alergi ini tidak biasa terjadi pada bayi. Gejala-gejala lainnya gatal-gatal, ruam, dan binti-bintil kecil yang gatal di kulit apabila terpapar dengan alergen atau sesuatu yang sensitif.

  1. Alergi Musiman.

Alergi musiman biasanya merupakan masalah alergi pada bayi dalam musim tertentu di sepanjang tahun atau lokasi tertentu. Kecenderungannya, alergen berasal dari luar ruangan, seperti dari pohon dan tanaman lain yang tumbuh di daerah tersebut. Namun biasanya yang paling menonjol adalah pada musim semi ketika jumlah serbuk sari sedang tinggi-tingginya.

Gejala yang dialami bayi adalah bersin-bersin, mata gatal, berair dan membengkak, batuk, dan hidung berair. Si Kecil juga bisa mengalami sakit pada telinga, bahkan hingga alami infeksi telinga. Apabila bayi Anda mengalami gejala-gejala seperti ini dalam setahun pada musim tertentu, bisa jadi Si Kecil mengalami alergi musiman, Moms.

Baca Juga: Manfaat Baby Cream untuk Kulit Bayi

Gejala Serius Alergi pada Bayi

Gejala yang berat dan serius, serta dapat mengancam kehidupan bayi akibat alergi adalah kondisi anafilaksis. Ini merupakan kondisi syok, yaitu ketika tekanan darah menurun secara drastis dan saluran udara menyempit sehingga kesulitan bernapas. Tanda-tandanya adalah mata, bibir, dan wajah membengkak, ruam, kulit pucat, terasa mual, muntah, kepala pusing, kesulitan bernapas, hingga tidak sadarkan diri/pingsan. Jika kondisi bayi Anda seperti ini, langsung segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang tepat dari tenaga medis atau dokter.

 

Meminimalisir Alergi pada Bayi

Untuk mendapatkan penanganan yang tepat dalam mengatasi alergi pada bayi, sebaiknya Moms konsultasikan terlebih dulu dengan dokter mengenai gejala-gejala yang ada. Bisa juga dilakukan pemeriksaan atau tes khusus, seperti tes kulit, tes darah, atau tes makanan. Hanya saja, hasil dari pemeriksaan atau tes ini agak sulit disimpulkan karena sistem kekebalan tubuh bayi belum terbentuk dengan baik.

mencegah alergi pada bayi

Bersihkan kasur dan mainan Si Kecil secara berkala untuk menghindari debu yang dapat menyebabkan alergi pada bayi

Oleh karena itu, yang dapat Moms lakukan untuk mengatasinya adalah dengan meminimalisir risiko, yaitu menghindari alergen yang menjadi pemicu alergi. Di antaranya seperti berikut ini.

  • Membersihkan kasur dan bantal Si Kecil secara berkala, lalu tutupi kasur dan bantal dengan seprai dan sarung bantal antitungau.
  • Bersihkan secara berkala benda-benda yang dapat menyimpan debu, seperti kasur, karpet, mainan, dengan vacuum.
  • Hindari Si Kecil dari hewan peliharaan, seperti anjing dan kucing, yang ada di rumah.
  • Ganti produk pembersih yang biasa dengan produk pembersih yang mengandung hypoallergenic.
  • Mengatur pola makan, baik pola makan Anda sendiri apabila Si Kecil masih menyusui maupun bayi Anda ketika ia sudah diperkenalkan makanan padat.
  • Perkenalkan jenis makanan baru pada bayi secara perlahan. Misalnya, pada minggu pertama diperkenalkan dengan telur. Jika tidak ada reaksi alergi pada bayi Anda, mulai kenalkan dengan makanan yang lain.
  • Perhatikan cuaca dan musim di wilayah Anda, Moms. Jika Si Kecil memiliki alergi musiman, kurangi bermain di luar ruangan saat musim tertentu yang memicu timbulnya alergi.
  • Hindari penggunaan sampo, sabun, deterjen yang menggunakan pewangi.
  • Janganlah merokok dekat dengan si bayi.

 

Mengobati Alergi pada Bayi

cara mengobati alergi

Konsultasikan terlebih dulu dengan dokter apabila ingin memberikan pengobatan untuk mengatasi alergi pada bayi

Sementara itu untuk pengobatan, obat yang diberikan tergantung pada jenis alerginya dan gejala yang timbul. Berikut beberapa pengobatan yang bisa dilakukan, Moms.

  • Berikan obat antihistamin untuk mengurangi reaksi alergi. Meskipun antihistamin merupakan obat yang umum untuk mengatasi alergi, namun tidak direkomendasikan untuk anak-anak usia di bawah 2 tahun. Jadi, perlu dikonsultasikan dulu dengan dokter ya, Moms.
  • Krim hidrokortison juga dapat membantu meringankan gejala-gejala alergi yang muncul di permukaan kulit, seperti ruam karena alergi. Namun, hal ini juga perlu dikonsultasikan dulu dengan dokter, Moms. Baca juga petunjuk di setiap kemasan krim hidrokortison sebelum digunakan.
  • Pemberian inhaler ketika bayi mengalami kesulitan bernapas akibat alergi dengan petunjuk/resep dari dokter.

Untuk mengatasi gejala anafilaksis yang merupakan reaksi alergi yang parah, biasanya dokter akan memberi injeksi atau suntikan EpiPen/hormon adrenalin. Suntikan ini mudah diberikan melalui kulit bayi.

 

 

TAGS: 

Artikel Lainnya

Kenali Label Hypoallergenic Pada Produk Bayi

Kenali Label Hypoallergenic Pada Produk Bayi

Ketika Moms sedang pilah-pilih produk perawatan kulit untuk Si Kecil, biasanya dalam kemasan luar produk ada yang tercantum tulisan “hypoallergenic”. Hmm...apa itu ya hypoallergenic? Cari tahu selengkapnya tentang hypoallergenic di artikel berikut ini yuk, Moms! Moms,...

5 Manfaat Minyak Zaitun Untuk Kulit Bayi

5 Manfaat Minyak Zaitun Untuk Kulit Bayi

Minyak zaitun sudah tak asing lagi dalam keseharian kita ya, Moms. Manfaatnya juga banyak. Tak hanya untuk kesehatan tubuh, tetapi juga bermanfaat untuk kecantikan, seperti untuk perawatan kulit dan rambut. Lalu, apa saja sih manfaat minyak zaitun untuk kulit,...

7+ Manfaat Lidah Buaya Untuk Kulit dan Kesehatan

7+ Manfaat Lidah Buaya Untuk Kulit dan Kesehatan

Lidah buaya atau aloe vera sudah tak asing lagi bagi kita, ya, Moms. Tanaman yang sangat mudah ditemui di Indonesia, bahkan mudah untuk dipelihara di rumah, ini memang sarat dengan manfaat dan khasiat yang baik untuk kesehatan. Salah satu manfaat lidah buaya ialah...

Pelajari Ciri – Ciri dan Mengatasi Ruam Popok

Pelajari Ciri – Ciri dan Mengatasi Ruam Popok

Pelajari Ciri – Ciri dan Mengatasi Ruam Popok

Bayi yang baru lahir memang rentan ya, Moms. Terpapar zat/benda asing sedikit saja, dapat membuat buah hati Anda merasa tidak nyaman. Salah satu kondisi yang umum dikeluhkan oleh bayi adalah masalah ruam popok.

Ruam popok merupakan reaksi kulit yang seringkali terjadi pada bayi, terutama pada tahun pertama kehidupannya. Kulit Si Kecil, terutama di bagian bokong, lipatan paha, dan kelamin, mengalami iritasi atau peradangan. Sebabnya, area tersebut tertutup oleh popok dan basah terkena paparan urine dan tinja. Kondisi ini akan membuat bayi merasa terganggu dan tidak nyaman.

Ruam kebanyakan terjadi karena popok tidak diganti dalam waktu lama sehingga menimbulkan iritasi pada kulitnya. Namun tenang ya, Moms, masalah ini bukan karena Anda salah melakukan perawatan pada bayi. Sebab, ruam ini  bisa terjadi meskipun Moms sudah membersihkan area popok dan mengganti popok dengan rutin. Hampir semua bayi mengalami masalah ini, Moms.

Moms juga tak perlu khawatir karena penyakit ini masih bisa dikontrol dan diatasi. Ada cara mudah yang bisa dilakukan di rumah untuk mengatasinya. Lebih baik Moms mempelajari ciri-ciri, cara mengatasi, dan cara mencegah ruam popok berikut ini yuk!

 

Ciri-Ciri Ruam Popok

 Berikut ini ada dua tanda agar Moms dapat mengenali dan memperhatikan ciri-ciri ketika Si Kecil mengalami ruam popok.

  1. Tanda-tanda yang dapat dilihat melalui kulit si bayi. Antara lain, kulit bayi di daerah popok—pantat, paha, dan alat kelamin—akan tampak bercak-bercak yang memerah. Lalu, kulitnya juga kering dan melepuh, serta terdapat luka lecet.
  2. Perubahan kebiasaan si bayi. Perhatikanlah kebiasaan bayi Anda, Moms. Apabila Si Kecil tampak berbeda dari hari-hari sebelumnya, seperti ia merasa tidak nyaman, sering rewel, atau menangis saat area popok dibersihkan, disentuh, dan diganti popoknya. Nah, mungkin saja ia mengalami ruam popok.

 

Penyebab Ruam Popok

Penyebab terjadinya ruam popok pada bayi bukan hanya karena popok basah saja. Ternyata, ada banyak hal yang menjadi penyebabnya, Moms. Nah, berikut beberapa penyebab.

penyebab ruam popok

Kenali ciri-ciri dan penyebab ruam popok pada bayi

  • Kulit di area popok terkena paparan urine dan feses yang terlalu lama sehingga kulit Si Kecil iritasi. Kulit bayi makin rentan alami ruam popok apabila ia sering buang air besar karena diare. Tinja membuat kulit lebih iritasi daripada urine.
  • Si Kecil memakai popok atau pakaian yang terlalu ketat. Hal ini membuat popok dapat bergesekan dengan kulit sehingga kulitnya lecet dan menyebabkan ruam.
  • Alergi atau sensitif terhadap kandungan bahan produk baru yang digunakan sehingga kulit Si Kecil jadi iritasi. Produk baru ini bisa bermacam-macam, seperti tisu bayi atau popok sekali pakai merek baru. Bahan-bahan kimia dalam deterjen, pemutih, atau pelembut pakaian yang digunakan untuk mencuci popok kain Si Kecil. Zat-zat yang terkandung dalam beberapa losion bayi, bedak tabur bayi, dan minyak bayi juga bisa menambah masalah terjadinya ruam.
  • Infeksi bakteri dan jamur. Area sekitar popok yang tertutup sangat hangat dan lembap. Air seni Si Kecil juga dapat mengubah pH kulitnya sehingga menjadi tempat terbaik bagi bakteri dan jamur untuk berkembang biak. Perkembangbiakan bakteri dan jamur yang berlebihan akan menyebabkan infeksi sehingga membuat kulit memerah, meradang, dan membengkak.
  • Makanan baru. Saat bayi hanya konsumsi ASI, ruam yang dialaminya merupakan reaksi terhadap makanan yang dimakan oleh Anda, Moms. Namun ketika bayi mulai makan makanan pendamping ASI, kandungan fesesnya juga akan berubah. Frekuensi Si Kecil buang air besar pun akan meningkat. Perubahan pola makan ini dapat menjadi salah satu pemicunya.
  • Kulit yang sensitif. Bayi yang memiliki masalah pada kulitnya, seperti dermatitis atopik atau dermatitis seboroik (eksim), lebih rentan.
  • Antibiotik. Bayi mengonsumsi antibiotik atau bayi yang minum ASI sementara Moms sedang mengonsumsi antibiotik. Antibiotik akan meningkatkan risiko diare sehingga Si Kecil berpotensi mengalami ruam. Selain itu, antibiotik juga dapat membasmi bakteri baik yang menjaga pertumbuhan jamur. Hal ini bisa mengakibatkan bayi mengalami ruam popok karena infeksi jamur.

 

Popok Kain vs Popok Sekali Pakai

Apakah jenis popok yang dipakai si bayi juga dapat memengaruhi timbulnya ruam? Perlukah mengganti popok kain dengan popok sekali pakai, atau sebaliknya? Nah, mungkin Moms sempat berpikir hal ini juga.

memilih popok

Pilih popok kain atau popok sekali pakai?

Perlu diketahui Moms, dalam mencegah ruam popok memang belum ada bukti yang kuat bahwa popok kain lebih baik daripada popok sekali pakai. Begitu juga sebaliknya. Gunakan saja popok yang menurut Moms terbaik untuk si bayi, baik itu popok kain maupun popok sekali pakai.

Baca Juga: Mengenal Eksim Susu atau Ruam Susu Pada Bayi

Yang paling penting adalah memperhatikan kondisi popoknya. Jika popok sudah basah, langsung segera digantikan dengan popok yang kering agar area sekitar popok tetap bersih dan kering. Kemudian, waspada terhadap penggunaan produk pembersih untuk mencuci popok bayi. Jika produk tersebut dapat menyebabkan ruam, segera ganti jenis atau merek produk yang lebih cocok.

 

Langkah Perawatan Ruam Popok Pada Bayi

Umumnya, ruam popok masih dapat diatasi dengan langkah-langkah perawatan yang bisa dilakukan di rumah. Perawatan berikut ini dapat membantu mengatasi sekaligus mencegah timbul kembali.

cara mengatasi ruam popok

Sesekali biarkan Si Kecil tidak memakai popok dan kulit area popok terekspos agar kulitnya dapat “bernapas”.

  • Cuci tangan dengan sabun terlebih dulu, baik sebelum maupun sesudah Moms mengganti popok Si Kecil.
  • Ganti popok sesering mungkin, terutama ketika bayi sedang tidur pada malam hari. Segera ganti popok si bayi apabila sudah basah dan kotor agar kulit di sekitar area popok tetap kering dan bersih.
  • Saat mengganti popok, bersihkan kulit di sekitar area popok dengan air bersih. Namun jangan gosok kulitnya terlalu keras, apalagi ketika kulitnya sedang lecet. Setelah itu, keringkan dengan handuk lembut secara perlahan sebelum memakaikan popok yang baru.
  • Pastikan, popok yang dipakaikan pada bayi tidak terlalu ketat.
  • Oleskan krim atau salep pelindung kulit khusus bayi saat Moms mengganti popoknya sehingga dapat mengurangi iritasi pada kulitnya. Krim atau salep dengan kandungan zinc oxide dan petroleum jelly dapat melindungi kulit dari kelembapan.
  • Hindari penggunaan sabun atau tisu basah yang mengandung alkohol dan pewangi karena dapat memicu iritasi.
  • Hindari penggunaan bedak tabur karena malah akan memicu kulitnya jadi iritasi. Bedak juga dapat membuat iritasi pada paru-paru bayi.
  • Sesekali biarkan Si Kecil tidak memakai popok, tutupi saja dengan handuk lembut agar kulit di area sekitar popok dapat “bernapas” dan sirkulasi udara. Hal ini juga membantu kulitnya kering secara alami.
  • Apabila Si Kecil dalam masa pemulihan dari ruam popok, gunakan popok dengan ukuran yang lebih besar.
  • Mandikan Si Kecil setiap hari dengan air hangat suam-suam kuku dan sabun khusus bayi tanpa pewangi.
  • Gunakan produk-produk pembersih yang memang khusus diciptakan untuk bayi agar terhindar dari bahan-bahan kimia yang dapat memicu iritasi kulit pada bayi.

 

Perlukah ke Dokter?

Moms bisa mengunjungi dokter apabila ruam yang dialami Si Kecil tak kunjung sembuh meskipun sudah melakukan perawatan di rumah selama beberapa hari. Apalagi jika ruam tersebut bertambah parah. Tanda – tandanya adalah kulit berdarah, gatal, mengeluarkan cairan, hingga menyebabkan rasa terbakar atau nyeri saat buang air kecil atau buang air besar. Kemudian, Si Kecil juga mengalami demam. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Biasanya, dokter akan memberikan resep obat berupa krim kortikosteroid, salep antijamur, atau antibiotik. Resep ini diberikan tergantung pada kondisi dan penyebab ruam popok yang dialami Si Kecil. Apabila sudah diberi obat resep dari dokter dan ruam popok tidak membaik juga, dokter akan merekomendasikan Moms untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit.

 

 

 

TAGS: 

Artikel Lainnya

Kenali Label Hypoallergenic Pada Produk Bayi

Kenali Label Hypoallergenic Pada Produk Bayi

Ketika Moms sedang pilah-pilih produk perawatan kulit untuk Si Kecil, biasanya dalam kemasan luar produk ada yang tercantum tulisan “hypoallergenic”. Hmm...apa itu ya hypoallergenic? Cari tahu selengkapnya tentang hypoallergenic di artikel berikut ini yuk, Moms! Moms,...

5 Manfaat Minyak Zaitun Untuk Kulit Bayi

5 Manfaat Minyak Zaitun Untuk Kulit Bayi

Minyak zaitun sudah tak asing lagi dalam keseharian kita ya, Moms. Manfaatnya juga banyak. Tak hanya untuk kesehatan tubuh, tetapi juga bermanfaat untuk kecantikan, seperti untuk perawatan kulit dan rambut. Lalu, apa saja sih manfaat minyak zaitun untuk kulit,...

7+ Manfaat Lidah Buaya Untuk Kulit dan Kesehatan

7+ Manfaat Lidah Buaya Untuk Kulit dan Kesehatan

Lidah buaya atau aloe vera sudah tak asing lagi bagi kita, ya, Moms. Tanaman yang sangat mudah ditemui di Indonesia, bahkan mudah untuk dipelihara di rumah, ini memang sarat dengan manfaat dan khasiat yang baik untuk kesehatan. Salah satu manfaat lidah buaya ialah...

7 Cara Merawat Kulit Sensitif dan Kering

7 Cara Merawat Kulit Sensitif dan Kering

7 Cara Merawat Kulit Sensitif dan Kering

Cara merawat kulit sensitif dan kering berbeda dengan merawat kulit pada umumnya. Bayi baru lahir memiliki kulit yang  lebih tipis, lebih mudah kering dan sensitif sehingga  butuh perhatian ekstra dalam merawatnya. Kulit dengan jenis tersebut bersifat reaktif sehingga tidak boleh sembarangan menggunakan produk perawatan kulit. Terdapat berbagai cara merawat kulit sensitif dan kering yang ampuh untuk Moms terapkan.

Kulit lembab, cerah, tidak kusam serta bersih bersinar merupakan ciri – ciri kulit sehat yang merupakan dambaan setiap orang. Kulit bayi yang terawat dan memiliki tampilan cantik tersebut belum tentu bisa didapatkan dengan mudah. Berbagai cara ditempuh oleh setiap orang untuk memiliki kulit seperti itu.

cara merawat kulit

7 Cara Merawat Kulit Sensitif dan Kering

Perbedaan merawat kulit yang sensitif dan kering dibanding kulit normal, Moms harus lebih “awas” dalam memakai produk perawatan kulit pada si Kecil. Sangat penting untuk Moms mengetahui apakah si Kecil memiliki kulit yang sensitif atau kering.

Merawat Kulit

Kulit bayi sensitif adalah kondisi kulit yang lemah dan mudah terserang zat berbahaya seperti iritan, alergen atau mikroba dari luar. Memiliki kulit yang rentan terhadap serangan tersebut tidak boleh disepelekan begitu saja. Ketika merawat kulit tersebut Moms harus berhati – hati dalam memilih produk perawatan kulit untuk bayi. Produk yang memiliki pH tinggi, bahan – bahan kimia tertentu yang dapat merangsang kulit si Kecil sangat tidak dianjurkan. Moms harus lebih mengutamakan produk kulit yang lembut dan baik untuk merawat kulit si Kecil.

Selain menggunakan produk yang bisa Moms buat sendiri dari bahan-bahan yang alami,  memilih produk perawatan kulit yang tersedia di pasaran juga jadi pilihan. Akan tetapi Moms harus teliti dalam memilih produk, jangan lupa melihat kandungan yang terdapat pada produk tersebut. Jika Moms salah memilih produk perawatan kulit, maka dapat membuat masalah kulit si Kecil. Berikut ini akan dijelaskan beberapa hal tentang tips perawatan kulit yang cocok untuk Moms.

7 Cara Merawat Kulit Yang Aman Untuk Kesehatan

Berikut merupakan 7 Cara alami merawat kulit yang aman dan dapat Moms terapkan kepada si Kecil.

  1. Konsumsi Air Putih
    Cara alami merawat kulit yang pertama adalah dengan minum air putih sesuai kebutuhan. Jangan biarkan si Kecil mengalami dehidrasi. Dengan mengkonsumsi air yang cukup, maka hal tersebut juga dapat menyehatkan organ – organ pada tubuh. Air berfungsi untuk melembabkan kulit, dengan air juga dapat membuat kulit menjadi lebih sehat.Manfaat minum air untuk kesehatan kulit ialah mengurangi risiko terkena penyakit psoriasis, eksim, dan mengurangi keriput. 

 

 

  1. Jauhkan dari Sinar Ultraviolet Secara Langsung
    Pancaran sinar matahari secara langsung dapat berbahaya dan menyebabkan kerusakan kulit si Kecil. Jangan menggunakan sunscreen, sunblock atau tabir surya pada bayi yang masih berusia dibawah 6 bulan. Ketika usianya telah melewati 6 bulan, Moms dapat memberikan tabir surya yang aman dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit bayi, dengan kandungan zinc oxide Biarkan si Kecil berada pada sinar matahari secara tidak langsung. Lindungi dengan menggunakan topi atau payung agar tetap mendapatkan manfaat dari sinar matahari untuk pembentukan Vitamin D. 

 

 

  1. Lakukan Pijatan Pada Kulit
    Manfaat pijat untuk kulit bayi adalah untuk peredaran darah si Kecil lebih lancar. Jika peredaran darah lebih lancar, maka pasokan oksigen serta nutrisi dari makanan akan terdistribusikan lebih merata. Pijat kulit dan tubuh si Kecil secara rutin paling tidak seminggu sekali mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki untuk melancarkan peredaran darah pada tubuh demi kesehatan kulit yang maksimal.

 

 

  1. Perhatikan pH pada produk
    pH pada produk dapat mempengaruhi tingkat pH pada kulit. Jika pH tidak seimbang dapat mengakibatkan kulit si bayi mudah iritasi, kering hingga munculnya ruam pada kulit. Gunakan produk perawatan kulit yang memiliki pH seimbang, yaitu antara 4,5 – 6. Rentang pH tersebut sesuai dengan rentang pH alami kulit sehingga kesehatan kulit tetap terjaga.

 

  1. Jangan Dimandikan Terlalu Sering
    Mandi terlalu sering dapat menyebabkan lapisan minyak alami pada kulit menghilang. Selain dari pada itu, kulit juga jadi mudah kering dan tidak lembab lagi. Jangan memandikan si Kecil terlalu sering, karena hal tersebut juga dapat membuat kulit bayi mudah Fungsi lapisan minyak alami selain melembabkan kulit ialah untuk melindungi kulit dari bakteri dan iritasi.

 

 

  1. Perhatikan Area Sela – Sela Kulit
    Lipatan atau sela – sela kulit si Kecil harus diperhatikan. Jaga daerah lipatannya tetap dalam kondisi bersih karena darah lipatan kulit umumnya susah dibersihkan sehingga rentan terjadiSetelah dibersihkan, bagian lipatan kulit ini juga perlu dikeringkan dengan benar.
  2. Pemakaian Antiseptik untuk Mencegah Infeksi
    Namanya juga orangtua baru, tentu ingin sang buah hati tumbuh sehat dan terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kuman, Tidak heran jika kebanyakan orang menggunakan antiseptik atau produk antibakteri untuk merawat kulit sensitif pada bayi.Faktanya, menurut situs whattoexpect, sabun biasa juga bekerja baik dalam menghilangkan kuman. Sedangkan sabun antibakteri justru mengandung bahan kimia tambahan, seperti triclosan, yang malah memicu alergi pada bayi.

 

Bagaimana cara merawat kulit diatas? Sudah sampai mana Moms mengaplikasikan dan mengikuti tipsnya?

Dengan mengetahui permasalahan tentang kulit sensitif, Moms harus lebih paham risiko – risiko apa yang Akan si Kecil hadapi. Jika Moms telah mengetahui risiko yang akan dihadapi, selanjutnya Moms harus tau bagaimana cara menanggulangi dan menyelesaikan risiko tersebut. Perawatan kulit diatas dapat Moms lakukan kepada si Kecil, .Selanjutnya akan kita bahas tentang bahan – bahan alami yang dapat Moms coba untuk merawat kulit.

Merawat Kulit Sensitif Dengan Bahan Alami

Buat penganut gaya hidup sehat tentunya familiar dengan oat. Biji-bijian dengan nama ilmiah Avena sativa ini dikenal kaya vitamin, mineral, serat, dan antioksidan.

merawat kulit

Merawat Kulit Sensitif Dengan Bahan Alami

Selain baik bagi kesehatan tubuh, organic oat dapat digunakan untuk perawatan kulit sensitif, baik bagi bayi maupun orang dewasa. Yuk, kenali manfaat penggunaannya untuk kulit sensitif berikut ini.

 

Sejarah Penggunaan Oat untuk Perawatan Kulit

Penggunaan oat untuk merawat kulit telah dimulai sejak zaman Mesir kuno atau pada 2000 SM. Caranya pun cukup sederhana, yaitu dengan menambahkan oat yang sudah digiling ke dalam air mandi untuk membantu melembutkan kulit. Kini, oat telah diakui oleh Food and Drug Administration (FDA) sebagai salah satu bahan alami yang dapat melindungi dan merawat kulit secara efektif, terutama untuk kulit sensitive dan kulit atopik.

 

Kelebihan Oat untuk Merawat Kulit Sensitif

Telah digunakan selama berabad-abad lamanya, oat terbukti sangat baik merawat kulit, berkat kandungan bahan-bahan berikut ini:

  1. Pembersih Ringan untuk Kulit Sensitif

Kandungan saponin yang melimpah dalam gandum, menjadikan oat pembersih ringan yang baik bagi kulit sensitif. Secara alami, penggunaan oat dapat menghilangkan kotoran dari pori-pori kulit tanpa menyebabkan iritasi.

  1. Melindungi Kulit

Protein dalam oat menjaga penghalang alami kulit (skin barrier) dan melindungi kulit dari polutan. Sedangkan kandungan lemaknya membantu menjaga menjaga kulit dari iritasi akibatpengaruh sinar matahari.

  1. Mengatasi Ruam Kulit

Beta-glucan, salah satu kandungan penting dalam oat, terbukti mampu melindungi dan mempercepat penyembuhan saat kulit mengalami radang, iritasi, atau ruam kulit.

  1. Menjaga pH Kulit

Gatal dan kering pada kulit sensitif dapat dipicu oleh perubahan pH pada permukaan kulit yang cenderung asam. Menurut American Academy of Dermatology yang dikutip oleh situs huffingtonpost, oat dapat membantu menormalkan pH kulit, sehingga kesehatan kulit tetap terjaga.

  1. Menyejukkan kulit

Kandungan lainnya dalam oat, Avenanthramides, dikenal sebagai bahan yang ampuh “menyejukkan” kulit. Untuk kulit atopik pada bayi atau eczema prone, senyawa antioksidan alami ini efektif menghentikan siklus kimia pemicu gatal pada bayi sehingga bayi merasa nyaman.

  1. Menjaga Kelembapan Kulit

Oat juga merupakan pelembap kulit alami. Pati atau karbohidrat dalam oat dapat mengikat kadar air pada permukaan kulit. Sedangkan beta-glucan dapat menembus jauh ke dalam kulit dan melembapkan kulit yang rentan kering.

 

Kelebihan Produk yang Mengandung Oat

Kini, oat banyak ditemukan di berbagai produk perawatan kulit, terutama untuk perawatan kulit sensitif. Dalam bentuk yang sangat halus, oat menghasilkan campuran krim atau losion yang lebih konsisten.

Selain melembapkan, oat juga memiliki kemampuan sebagai antioksidan dan menetralisir pH sehingga mampu merawat kulit yang rentan kering. Ditambah risiko alergi yang sangat rendah, membuat produk berbahan oat dapat digunakan oleh semua jenis kulit, termasuk kulit bayi sensitif.

Manfaatkan oat dalam merawat kulit sensitif dapat ditemukan pada Cussons Baby SensiCare 24 hr Daily Moisturizing Lotion. Memiliki Derma-softTM Complex Formula, teksturnya yang kaya pelembap namun tidak berminyak, membuatnya mudah meresap ke dalam lapisan kulit bayi.

Produk terbaru ini terbukti efektif melembapkan kulit hingga 24 jam, berkat kandungan Natural Organic Oat, Olive Oil, Shea Butter, dan Ceramide di dalamnya.  Selain telah teruji hypoallergenic, Cussons Baby Sensicare 24 hr Daily Moisturizing Lotion ini juga memiliki pH seimbang, dan secara dermatologis dinyatakan sesuai untuk  kulit si Kecil.

Kenali manfaat oat yang baik bagi kulit sensitif bayi dan temukan produk perawatan kulit yang tepat guna melindungi kesehatan kulit Moms dan keluarga.

 

 

TAGS:

Artikel Lainnya

Kenali Label Hypoallergenic Pada Produk Bayi

Kenali Label Hypoallergenic Pada Produk Bayi

Ketika Moms sedang pilah-pilih produk perawatan kulit untuk Si Kecil, biasanya dalam kemasan luar produk ada yang tercantum tulisan “hypoallergenic”. Hmm...apa itu ya hypoallergenic? Cari tahu selengkapnya tentang hypoallergenic di artikel berikut ini yuk, Moms! Moms,...

5 Manfaat Minyak Zaitun Untuk Kulit Bayi

5 Manfaat Minyak Zaitun Untuk Kulit Bayi

Minyak zaitun sudah tak asing lagi dalam keseharian kita ya, Moms. Manfaatnya juga banyak. Tak hanya untuk kesehatan tubuh, tetapi juga bermanfaat untuk kecantikan, seperti untuk perawatan kulit dan rambut. Lalu, apa saja sih manfaat minyak zaitun untuk kulit,...

7+ Manfaat Lidah Buaya Untuk Kulit dan Kesehatan

7+ Manfaat Lidah Buaya Untuk Kulit dan Kesehatan

Lidah buaya atau aloe vera sudah tak asing lagi bagi kita, ya, Moms. Tanaman yang sangat mudah ditemui di Indonesia, bahkan mudah untuk dipelihara di rumah, ini memang sarat dengan manfaat dan khasiat yang baik untuk kesehatan. Salah satu manfaat lidah buaya ialah...

SensiCare