9+ Cara Mengatasi Alergi Debu Pada Kulit

27 Aug, 2020Artikel

Alergi debu merupakan reaksi tubuh yang terjadi ketika seseorang menghirup atau terpapar partikel-partikel debu yang ada di lingkungan di dalam rumah. Alergi bisa terjadi pada siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa.

Penyebab alergi bisa bermacam-macam. Tak hanya makanan, lingkungan di dalam rumah pun dapat menjadi pemicu seseorang mengalami alergi. Salah satu pemicu alergi yang berasal dari lingkungan rumah adalah debu. Karena biasanya, partikel-partikel debu paling banyak ditemukan di dalam rumah.

Saat sedang membersihkan atau mengibas-ngibaskan perabot rumah, seperti seprai, bantal, atau kain, akan muncul debu ketika tersorot sinar matahari. Debu inilah yang bisa menjadi alergen atau pemicu alergi di dalam ruangan sehingga menimbulkan reaksi alergi.

Karena itu, ketika seseorang memiliki alergi dan hipersensitif terhadap debu, lalu menghirup atau terpapar udara yang bercampur dengan partikel-partikel debu, pertahanan tubuhnya akan bereaksi. Sistem imun tubuhnya bereaksi pada zat protein yang ada di dalam partikel debu tersebut dan menganggapnya sebagai zat-zat berbahaya yang harus dilawan. Akhirnya, timbullah reaksi berupa gejala-gejala.

 

Partikel Kecil Debu Sebabkan Alergi Debu

                 Pemicu alergi yang dimaksud di sini bukan hanya debu saja ya. Tetapi, ada zat-zat lain yang terdapat dalam partikel-partikel debu tersebut. Zat-zat lain itu terbentuk dari sel-sel kulit mati manusia, makhluk hidup kecil yang tak dapat dilihat mata, juga dari serangga. Berikut ini beberapa zat-zat yang ada di dalam partikel debu.

penyebab alergi debu

Gambaran tungau, salah satu pencetus alergi debu

  • Tungau Debu. Menurut American College of Allergy, Asthma, and Immunology, tungau debu adalah pemicu alergi/alergen di dalam ruangan yang paling umum. Sebabnya, tungau debu banyak ditemukan di dalam rumah. Antara lain ada di bantal, kasur, seprai, karpet, dan lapisan kain yang menutupi furnitur di rumah. Makhluk mikroskopis ini bisa hidup dan tumbuh subur di tempat yang lembap, hangat, dan jarang terkena sinar matahari. Kira-kira di ruangan dengan temperatur antara 20—25 derajat celcius dan kelembapan antara 70%–80%.
     
    Dalam partikel-partikel debu terdapat kotoran dan tubuh tungau debu yang membusuk. Partikel tungau debu yang sangat kecil ini akan beterbangan di udara ketika Anda mengeringkan dan membersihkan tempat tidur dengan vakum, berjalan di atas karpet atau menyedot debu pada karpet. Zat protein yang ada dalam serpihan-serpihan tungau debu inilah yang menjadi penyebab alergi debu apabila terhirup atau tersentuh kulit.
  • Spora. Partikel debu lainnya adalah partikel jamur kecil dan spora yang hidup di tempat lembap, seperti di kamar mandi dan dapur. Partikel-partikel jamur dan spora itu bisa melayang-layang di udara sehingga jika terhirup atau tersentuh pada orang yang sensitif pada debu akan menimbulkan gejala.
  • Kecoa. Ada lagi partikel debu lainnya yang menyebabkan alergi, antara lain serangga seperti kecoa. Beberapa orang akan langsung muncul gejala-gejala alergi ketika berada di dekat kecoa. Partikel-partikel kecil dari kecoa adalah komponen umum dalam debu yang ada di rumah, yang bisa menjadi penyebab.
  • Serbuk sari. Serbuk sari yang berasal dari pepohonan, bunga, rumput, dan gulma juga dapat menjadi pemicu. Namun, setiap orang memiliki reaksi alergi terhadap berbagai jenis serbuk sari yang berbeda.
  • Rambut dan bulu-bulu halus hewan peliharaan. Hewan peliharaan di rumah, seperti kucing dan anjing, bisa menimbulkan masalah alergi pada seseorang. Serpihan kulit mati, air liur, dan urine dari hewan peliharaan di rumah dapat memicu reaksi alergi, apalagi ketika bercampur dengan partikel debu di udara yang ada di rumah.

 

Gejala Alergi Debu

Bagaimana reaksi tubuh ketika alergi terjadi? Ketika seseorang mengalami reaksi, gejala pada umumnya akan berkaitan dengan saluran pernapasan, mulai dari hidung hingga paru-paru. Antara lain adalah bersin-bersin, hidung tersumbat, hidung meler, mata memerah, berair, dan gatal, batuk, sesak napas, tenggorokan gatal, sesak di bagian dada. Alergi debu, terutama karena tungau debu, dapat menyebabkan gejala seperti infeksi sinus dan serangan asma.

Reaksi juga dapat terjadi pada permukaan kulit. Apabila kulit tersentuh atau terpapar partikel-partikel debu tersebut, akan muncul gejala kulit memerah, ruam-ruam, dan gatal-gatal.

Baca Juga: Penyebab Gatal Alergi dan Cara Menangani Pada Kulit

Gejala tersebut akan muncul ketika Anda membersihkan debu pada perabotan, menyedot debu, atau menyapu di dalam rumah.

 

Siapa yang Berisiko?

Setiap orang dapat berisiko mengalami alergi debu. Mulai dari rentang usia bayi, anak-anak, hingga orang dewasa. Namun, bayi dan anak-anak adalah yang paling rentan mengalami alergi ini. Sebabnya, sistem imun bayi dan anak-anak belum terbentuk dengan sempurna. Apalagi bayi dan anak-anak aktivitasnya lebih banyak di sekitar tempat tidur, jadi Moms harus waspada.

Seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan alergi debu atau jenis alergi lainnya, juga dapat berisiko. Risiko tinggi terkena bisa dialami ketika seseorang juga memiliki riwayat kesehatan seperti asma.

 

Cara Mengatasi Alergi Debu

Langkah utama agar terhindari dari reaksi alergi debu adalah dengan menjauhkan diri dari debu.

Anda juga dapat melakukan beberapa hal berikut ini untuk mengurangi paparan debu di dalam rumah. Dengan begitu, Anda atau anggota keluarga yang memiliki alergi atau sensitif pada debu dapat terhindar dari gejala-gejala.

cara mengatasi alergi debu

Bersih-bersih rumah dan segala perabotannya secara berkala dapat meminimalisir partikel-partikel debu di dalam rumah

  • Bersihkan segala perabotan dan furnitur di rumah, serta ruangan di rumah secara berkala menggunakan vakum khusus dengan filter HEPA.
  • Bersihkan dan cuci secara rutin untuk kain, seprei, selimut, karpet, dan tirai gorden dengan air panas. Jangan lupa untuk menggantinya secara berkala.
  • Gunakan penyedot debu khusus tungau untuk membersihkan kasur dan bantal. Lalu, gunakan lapisan “mite-proof” untuk menutupi kasur dan bantal.
  • Gunakan alat filter HEPA untuk membersihkan dan mengeringkan udara di kamar tidur.
  • Gunakan humidifier agar dapat menciptakan kualitas udara yang baik dan menjaga kelembapan udara di dalam ruangan. Anda dapat menggunakannya di ruang tidur anak/bayi
  • Jika memiliki hewan peliharaan di rumah, sebaiknya Anda atau anggota keluarga yang memiliki alergi harus jaga jarak dulu dari hewan peliharaan. Letakkan kandangnya di luar rumah dan hindari hewan peliharaan masuk ke dalam kamar tidur.
  • Apabila serangga kecoa yang menjadi masalah alergi, sebaiknya langsung hubungi layanan pest control profesional agar bisa diatasi.
  • Kumpulkan dan simpan mainan anak-anak di tempat khusus dan letakkan di luar kamar tidur anak agar tidak berpotensi menjad tempat berkumpulnya debu.
  • Ketika sedang membersihkan rumah, sebaiknya anggota keluarga yang rentan pada alergi, untuk sementara berada di luar rumah agar partikel-partikel debu yang melayang di udara tidak terhirup atau terpapar. Apabila Anda sendiri yang rentan terhadap alergi, namun tetap harus membersihkan rumah, sebaiknya gunakan masker khusus, seperti masker N-95.

 

Cara Mengobati Alergi Debu

Apabila tindakan preventif dengan mengurangi paparan debu di dalam rumah sudah dilakukan, namun masih tetap menimbulkan reaksi, sebaiknya Anda konsultasikan dengan dokter. Bertemu dengan dokter, Anda juga dapat memastikan apakah gejala-gejala yang muncul tersebut merupakan akibat dari alergi atau flu. Tentunya, dengan mengikuti serangkaian tes alergi yang dianjurkan oleh dokter.

Apabila reaksi tubuh Anda benar karena alergi debu, dokter biasanya akan memberi resep obat untuk mengurangi gejala-gejala yang mungkin terjadi. Dekongestan dan Antihistamin adalah obat yang paling umum untuk mengatasi gejala-gejala akibat alergi tersebut. Kedua pengobatan ini dapat mengurangi gejala yang timbul, seperti hidung tersumbat, hidung meler, bersin-bersin, gatal-gatal, bengkak, hingga sesak napas. Jenis serta dosis untuk kedua obat ini sebaiknya mengikuti saran dokter. Dokter akan memberi dosis yang sesuai dengan tingkat gejala dan kondisi tersebut.

Selain itu, pengobatan lain yang dapat mengurangi gejala alergi debu adalah kortikosteroid yang dapat meredakan peradangan di hidung, seperti hidung tersumbat, pilek, bersin, dan gatal. Apabila pengobatan belum berhasil, bisa dilakukan imunoterapi agar Anda dapat menoleransi partikel-partikel debu yang menimbulkan alergi. Imunoterapi bisa dilakukan dengan cara disuntik atau oral.

 

 

TAGS: 

Artikel Lainnya

Kenali Label Hypoallergenic Pada Produk Bayi

Kenali Label Hypoallergenic Pada Produk Bayi

Ketika Moms sedang pilah-pilih produk perawatan kulit untuk Si Kecil, biasanya dalam kemasan luar produk ada yang tercantum tulisan “hypoallergenic”. Hmm...apa itu ya hypoallergenic? Cari tahu selengkapnya tentang hypoallergenic di artikel berikut ini yuk, Moms! Moms,...

5 Manfaat Minyak Zaitun Untuk Kulit Bayi

5 Manfaat Minyak Zaitun Untuk Kulit Bayi

Minyak zaitun sudah tak asing lagi dalam keseharian kita ya, Moms. Manfaatnya juga banyak. Tak hanya untuk kesehatan tubuh, tetapi juga bermanfaat untuk kecantikan, seperti untuk perawatan kulit dan rambut. Lalu, apa saja sih manfaat minyak zaitun untuk kulit,...

7+ Manfaat Lidah Buaya Untuk Kulit dan Kesehatan

7+ Manfaat Lidah Buaya Untuk Kulit dan Kesehatan

Lidah buaya atau aloe vera sudah tak asing lagi bagi kita, ya, Moms. Tanaman yang sangat mudah ditemui di Indonesia, bahkan mudah untuk dipelihara di rumah, ini memang sarat dengan manfaat dan khasiat yang baik untuk kesehatan. Salah satu manfaat lidah buaya ialah...

SensiCare