Ketika Moms sedang pilah-pilih produk perawatan kulit untuk Si Kecil, biasanya dalam kemasan luar produk ada yang tercantum tulisan “hypoallergenic”. Hmm...apa itu ya hypoallergenic? Cari tahu selengkapnya tentang hypoallergenic di artikel berikut ini yuk, Moms! Moms,...
Penyebab dan Tipe Ruam Pada Bayi
Penyebab dan Tipe Ruam Pada Bayi
Ruam merupakan perubahan yang terjadi pada kulit karena iritasi atau peradangan. Biasanya perubahan yang terjadi adalah warna, penampakan, dan tekstur kulit si bayi. Biasanya kulit akan cenderung merah, bersisik, berminyak, hingga berjerawat, tergantung dari tipe ruam yang dialami bayi. Ruam seringkali membuat bayi merasa tidak nyaman dan bikin rewel, bahkan bisa membuat Si Kecil merasa kesakitan.
Moms tak perlu khawatir karena kondisi ruam cenderung dapat hilang dengan sendirinya. Selain itu, ruam sangat jarang terjadi sebagai kondisi yang darurat. Penyakit kulit pada bayi ini masih bisa diatasi dan diobati, bahkan dapat dicegah dan dirawat di rumah.
Meski begitu, Moms harus tetap waspada karena ruam bisa juga mengindikasikan penyakit yang lebih serius. Maka itu, cari tahu berbagai tipe dan cara mengatasi ruam pada bayi dalam penjelasan di bawah ini.
Penyebab Ruam pada Bayi
Kenapa muncul ruam pada bayi? Bayi yang baru lahir memiliki kulit yang sensitif. Sistem kekebalan tubuhnya juga masih dalam perkembangan. Hal-hal ini membuat kulitnya rentan terhadap berbagai sumber iritasi atau infeksi yang menjadi penyebab ruam.
Selain itu, dalam empat minggu pertama masa kehidupan bayi, akan ada beberapa perubahan yang terjadi pada kulit si Kecil. Beberapa jenis ruam yang berbeda bisa berkembang dan dialami Si Kecil pada tahun pertama kehidupannya. Nah, beberapa penyebab terjadinya ruam adalah panas, alergi, gesekan, kelembapan, bahan-bahan kimia, pengharum, kain.
Bahkan feses si Kecil pun dapat menjadi penyebab kulitnya teriritasi sehingga menimbulkan ruam pada kulit. Infeksi dari virus dan bakteri pun bisa menjadi penyebab ruam, Moms. Sementara itu, ruam juga dapat terjadi di bagian tubuh mana saja, tergantung dari tipe atau jenis ruam yang dialaminya. Bisa terjadi hanya di sebagian tubuh atau dapat memengaruhi seluruh tubuh. Antara lain di kulit wajah, leher, dada bagian atas, lengan, tangan, kaki, kulit di sekitar area popok, dan lipatan-lipatan kulitnya.
Berbagai Tipe Ruam pada Bayi
Berikut ini beberapa tipe ruam yang umum terjadi pada bayi, penyebab, dan cara mengatasinya.
- Ruam Popok. Ruam yang terjadi di sekitar area popok (kulit bokong, paha, selangkangan, dan kelamin). Penyebabnya karena kontak yang lama dengan urin atau feses yang membuat bayi merasa tidak nyaman. Moms bisa mengatasinya dengan mengoleskan area kulit tersebut dengan krim atau salep khusus setiap kali mengganti popok.
Moms juga bisa mencegah ruam muncul kembali dengan sering-sering mengganti popoknya agar area popok tetap terjaga kebersihan dan kekeringannya. Atau, sesekali biarkan bayi Anda tidak menggunakan popok agar kulit area popok mendapat sirkulasi udara.
- Cradle Cap. Tipe ruam pada bayi ini muncul di kulit kepala si Kecil dengan penampakan bercak dan sisik tebal, berwarna kuning, berkerak, atau berminyak, tetapi tidak menimbulkan gatal. Cradle cap juga dapat muncul di area wajah, telinga, leher, dan area sekitar popok. Biasanya terjadi pada bayi yang baru lahir.
Cradle cap ini dapat hilang sendiri dalam beberapa bulan. Moms dapat merawatnya dengan membersihkan kepala dan rambut Si Kecil dengan sampo yang lembut. Bersihkan bercak-bercak tebal dengan sikat berbulu lembut. Untuk kerak dan sisik yang membandel, oleskan petroleum jelly atau minyak mineral, lalu keramaskan rambut dan kepalanya hingga bersih.
Baca Juga: Cradle Cap: Penyebab Ketombe Pada Bayi
- Milia. Ruam dengan penampakan bintil-bintil kecil berwarna putih yang muncul di hidung, dagu, atau pipi akibat pori-pori yang tersumbat keratin. Biasanya, milia muncul pada kulit bayi yang baru dilahirkan dan dapat hilang dalam beberapa minggu. Moms hanya tinggal merawatnya dengan membersihkan wajah Si Kecil sekali sehari dengan air dan sabun yang lembut. Hindari penggunaan losion atau produk wajah berminyak.
- Jerawat bayi. Jerawat pada bayi tampak seperti benjolan merah dan putih di dahi atau pipinya. Biasanya terjadi ketika ia berusia satu bulan setelah lahir. The American Academy of Dermatology Association (AAD) menyebutkan, jerawat dapat memengaruhi sekitar 20% bayi baru lahir. Kemungkinan, hal ini terjadi karena terpapar hormon ibu selama kehamilan.
Namun, jerawat bayi ini biasanya hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu, jadi tak perlu diobati. Moms, dapat melakukan perawatan dengan membasuh wajah Si Kecil sekali sehari dengan air dan sabun yang lembut. - Heat rash/biang keringat/keringat buntet. Penampakan tipe ruam pada bayi ini adalah bintik-bintik kecil dan halus dan kulit akan berwarna merah. Ruam ini dapat muncul selama cuaca panas dan lembap, salah satunya karena pakaian yang tebal. Maka itu, ruam ini disebut pula dengan istilah ruam panas. Cara mengatasi jenis ruam jenis seperti ini dengan memindahkan si Kecil ke lingkungan yang lebih sejuk, memandikan Si Kecil, atau mengenakan pakaian yang ringan, sejuk, dan longgar agar sirkulasi udara ke kulit tubuh Si Kecil jadi lancar.
- Eksim. Menurut The American Academy of Dermatology Association (AAD), sekitar 60% individu mengalami eksim pada tahun pertama kehidupannya. Eksim ini dikenal juga dengan dermatitis atopik. Hal ini ditandai dengan kulit yang kering, bercak-bercak, bersisik, dan terasa gatal. Bahkan, bercak-bercak di kulitnya dapat menebal dan mengeras sehingga kulit menjadi kasar.
Dalam beberapa kasus, ruam akan meningkat, menjadi bintik kecil yang bergelembung dan mengeluarkan cairan. Terkadang pula kulit menjadi infeksi. Ruam ini biasa ditemukan di bagian tubuh seperti wajah, belakang lutut, dan lengan.
Nah, Moms dapat meringankan gejala eksim ini dengan menghindari suhu atau cuaca yang ekstrem, mandikan bayi setiap hari kedua atau ketiga, bukan setiap hari. Lalu keringkan kulitnya secara perlahan dengan tepukan yang lembut. Hindari juga makanan-makanan yang bisa memicu eksim. Oleskan krim kortikosteroid atau salep pelembap eksim. Gunakan pula produk-produk yang diformulasikan khusus untuk bayi dan tanpa pewangi. - Biduran atau urtikaria. Kondisi kulit dengan ruam merah yang menonjol, seperti bentol, dan gatal di bagian wajah, tangan, kaki, dan kelamin. Biduran dipicu dari alergi makanan, infeksi virus atau bakteri, gigitan serangga, faktor lingkungan, kontak dengan iritan, atau kondisi autoimunnya sedang melemah. Atasi biduran ini dengan memandikannya pakai air dingin (tidak terlalu dingin atau hangat) dan memberi losion atau krim yang mengandung calamine. Obat antihistamin juga dapat meringankan gejala gatal.
- Infeksi. Kulit yang terinfeksi juga dapat menimbulkan ruam. Sebagai contoh, impetigo atau penyakit infeksi karena bakteri. Tanda-tandanya luka lecet, lepuh membentuk kerak tebal berwarna cokelat kekuningan di sekitar mulut atau hidung. Ada pula bayi yang memiliki penyakit tangan, kaki, dan mulut karena infeksi virus. Tandanya muncul bintik-bintik di jari, telapak tangan, dan telapak kaki. Pada penyakit tangan, kaki, dan mulut, akan muncul lepuh di mulut, jari tangan, telapak tangan, telapak kaki atau bokong. Bahkan beberapa bayi mengalami demam.
Kedua penyakit ini dapat sembuh tanpa pengobatan. Namun untuk impetigo, biasanya dokter merekomendasikan penggunaan antibiotik topikal. Sementara untuk penyakit kaki, mulut, dan tangan, bayi membutuhkan waktu lebih dari 10 hari untuk sembuh. Kedua penyakit tersebut merupakan penyakit menular sehingga penting sekali untuk membatasi dan mencegah kontak dengan orang lain agar tidak menular.
Baca Juga: Apa Itu Eksim, Penyebab Eksim, dan Cara Mengobati
Perlukah ke Dokter?
Ruam pada bayi memang bisa diatasi dengan perawatan di rumah. Namun, Moms perlu berhati-hati apabila ruam bayi tak kunjung sembuh, kemudian disertai dengan beberapa gejala lain. Apabila ada tanda-tanda seperti di bawah ini, sebaiknya bawa langsung bayi Anda ke klinik atau rumah sakit terdekat untuk ditangani oleh dokter.
- Ketika bayi Anda mengalami ruam, kemudian diikuti dengan demam, bisa jadi ruam yang dialami Si Kecil terjadi infeksi.
- Ruam yang dialami Si Kecil terjadi selama berminggu-minggu. Ruamnya tak kunjung mereda meskipun sudah dilakukan perawatan dan pengobatan di rumah. Bahkan makin membuat Si Kecil merasa nyeri sakit atau iritasi.
- Ketika gejala ruam bayi Anda telah meluas. Tak hanya ruam kemerahan di kulit, tetapi juga mengalami gatal-gatal, terutama di sekitar mulut. Atau, rasa gatal yang disertai dengan batuk, muntah, mengi, atau gejala pernapasan lainnya. Hal ini bisa saja menjadi reaksi alergi serius yang disebut anafilaksis.
- Ciri-ciri ketika bayi dalam kondisi darurat adalah ruam yang tak kunjung reda disertai dengan demam tinggi, leher kaku, sensitif pada cahaya, perubahan pada neurologis atau guncangan yang tidak dapat dikendalikan, tangan dan kaki juga terasa dingin yang tidak biasa. Gejala – gejala ini bisa menjadi tanda si Kecil mengalami meningitis.
TAGS:
Artikel Lainnya
Kenali Label Hypoallergenic Pada Produk Bayi
5 Manfaat Minyak Zaitun Untuk Kulit Bayi
Minyak zaitun sudah tak asing lagi dalam keseharian kita ya, Moms. Manfaatnya juga banyak. Tak hanya untuk kesehatan tubuh, tetapi juga bermanfaat untuk kecantikan, seperti untuk perawatan kulit dan rambut. Lalu, apa saja sih manfaat minyak zaitun untuk kulit,...
7+ Manfaat Lidah Buaya Untuk Kulit dan Kesehatan
Lidah buaya atau aloe vera sudah tak asing lagi bagi kita, ya, Moms. Tanaman yang sangat mudah ditemui di Indonesia, bahkan mudah untuk dipelihara di rumah, ini memang sarat dengan manfaat dan khasiat yang baik untuk kesehatan. Salah satu manfaat lidah buaya ialah...
Alergi Dingin: Ciri – Ciri, Penyebab, dan Cara Mengobati
Alergi Dingin: Ciri – Ciri, Penyebab, dan Cara Mengobati
Alergi dingin merupakan reaksi yang timbul di permukaan kulit setelah terpapar suhu udara yang dingin. Ya, suhu udara yang dingin juga bisa menimbulkan masalah kesehatan seperti alergi. Simak penjelasannya berikut ini yuk!
Ketika udara dingin, Anda pastinya akan langsung ambil selimut atau jaket tebal. Bagi para ibu, pasti juga langsung melindungi sang buah hati dengan memberinya selimut atau jaket. Hal ini agar terhindar dari masalah kesehatan.
Ya, sebabnya ada sebagian orang yang dengan mudah mengalami gangguan kesehatan ketika suhu di sekitarnya mulai rendah. Dari sebagian orang tersebut, ada yang tubuhnya bisa langsung mengalami reaksi alergi ketika terpapar udara dingin. Setelah beberapa saat terpapar, permukaan kulit akan tampak ruam dan berbintik kemerahan, kemudian kulit mulai terasa gatal – gatal sehingga merasakan ketidaknyamanan. Nah, bisa jadi Anda sedang mengalami alergi dingin.
Pemicu Alergi Dingin
Alergi dingin disebut juga dengan urtikaria dingin. Hal ini merupakan reaksi dari sistem kekebalan tubuh yang berlebihan ketika tubuh terpapar suhu udara yang rendah, berangin, dan lembap. Pemicunya adalah udara yang dingin dan air dingin. Contohnya ketika berada di dalam ruangan ber-AC, saat mandi pagi hari, atau berenang di air dingin. Dalam kasus yang langka, konsumsi makanan/minuman yang dingin juga bisa jadi sebagai pemicu. Namun, penyebab pasti timbulnya alergi ini belum diketahui.
Meski begitu, ada pula faktor lainnya yang membuat alergi ini makin berisiko. Antara lain ketika seseorang itu, secara genetik, mewarisi dari orangtuanya, tetapi hal ini sangat jarang terjadi. Kemudian ketika seseorang yang baru saja terkena infeksi, memiliki penyakit tertentu, adanya virus, atau sel-sel kulitnya yang lebih sensitif. Selain itu, orang yang paling berisiko terkena alergi dingin adalah di rentang usia bayi, anak-anak, hingga remaja.
Gejala Alergi Dingin
Ketika tubuh terpapar suhu yang dingin, tubuh akan melepaskan zat kimia bernama histamin ke aliran darah. Nah, zat-zat kimia inilah yang membuat gejala-gejala muncul. Gejala-gejala yang timbul dari reaksi alergi dingin pada setiap orang bisa berbeda. Mulai dari tingkat yang ringan hingga tingkat yang lebih berat dan parah.
Gejala di level yang ringan, pada umumnya akan muncul ruam kemerahan pada area kulit. Kemudian muncul bentol-bentol yang menonjol pada kulit yang disertai dengan rasa gatal. Besarnya bentol yang terjadi juga beragam. Mulai dari yang kecil hingga besar seperti membentuk sebuah “pulau” di area kulit. Reaksiakan memburuk ketika kulit menghangat.
Reaksi alergi ini biasanya muncul 5—10 menit setelah permukaan kulit terpapar pada suhu dingin. Gejala akan makin meningkat ketika kondisi lingkungan sekitar juga lembap. Gejala–gejala ini akan bertahan setidaknya 1—2 jam. Gejala-gejala ini bisa timbul pada area kulit di wajah, lengan, punggung, perut, dan kaki. Reaksi ini dikenal juga dengan nama biduran. Gejala-gejala seperti ini akan hilang dengan sendirinya. Pada sebagian orang, gejala alergi ini akan menghilang beberapa tahun kemudian.
Alergi Dingin Bisa Berbahaya
Sementara itu, beberapa orang juga bisa mengalami gejala dengan tingkat sedang hingga yang lebih parah, meskipun hal ini sangat jarang terjadi. Penyebab utama gejala ini bisa meningkat ke kondisi yang lebih parah karena permukaan kulit di seluruh tubuh terpapar suhu yang dingin, misalnya disebabkan karena berenang di air yang dingin.
Di antaranya seperti terjadi pembengkakkan pada bibir saat mengonsumsi makanan/minuman dingin. Saat tangan memegang benda dingin, seperti es batu, tangan juga akan terasa bengkak. Reaksi yang lebih parah dan berbahaya bahkan bisa membuat tubuh pingsan atau hilang kesadaran, tekanan darah yang rendah, jantung berdebar, pembengkakan anggota badan atau dada, dan syok anafilaktik. Lidah dan tenggorokan juga membengkak sehingga bisa membuat seseorang kesulitan bernapas.
Kalau sudah ada penampakan gejala seperti ini, sebaiknya langsung dibawa ke dokter atau rumah sakit terdekat agar bisa ditangani segera.
Bedakan Alergi Dingin dan Flu
Terkadang ketika terjadi alergi dingin seringkali dianggap sebagai flu. Nah, pelajari perbedaan antara alergi dan flu berikut ini agar Anda mendapat penanganan yang tepat.
- Alergi lebih sering terjadi daripada flu, yaitu 2—3 kali dalam seminggu. Sementara flu hanya terjadi satu kali dalam seminggu.
- Kondisi tubuh saat terjadi alergi dingin tidak menunjukkan adanya gejala demam. Saat alergi, gejala yang ditunjukkan adalah perubahan pada area permukaan kulit yang kemerahan, gatal-gatal, dan terjadi pembengkakan. Jenis pilek pada alergi juga ditunjukkan ketika lendir yang keluar dari hidung berwarna jernih, bukan berwarna kuning atau hijau. Pilek karena alergi dingin juga membuat Anda lelah dan sulit tidur.
- Gejala demam yang disertai dengan bersin dan batuk ditunjukkan ketika mengalami flu. Jika tubuh terasa hangat, itu artinya Anda sedang mengalami gejala flu. Gejala lainnya seperti hidung beringus, tersumbat, batuk, dan sakit tenggorokan. Flu terjadi karena adanya infeksi virus. Anda juga akan merasakan kelelahan pada tingkat yang lebih tinggi hingga menguras energi dan lebih mengantuk dari biasanya.
Lakukan Tes
Anda dapat mencoba melakukan tes dengan menempatkan sebuah es batu ke permukaan kulit selama lima menit. Jika memang memiliki alergi dingin, gejala seperti ruam kemerahan dan bentol-bentol akan muncul beberapa menit setelah es batu tersebut diangkat.
Apabila Anda masih merasa bingung dengan gejala-gejala yang timbul tersebut, apakah gejala tersebut akibat alergi atau gangguan kulit lainnya, sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis. Dokter akan menanyakan beberapa hal, misalnya terkait gejala yang dialami atau riwayat penyakit yang pernah diderita. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lainnya, seperti tes darah atau tes urine.
Cara Mengatasi Alergi Dingin
Karena paparan udara atau suhu yang rendah menjadi pemicu, waspadalah ketika cuaca sekitar mulai mendingin. Nah, lakukan beberapa hal berikut ini untuk mengatasinya.
- Bila memungkinkan, hindari tempat-tempat yang lingkungannya bersifat dingin.
- Lindungi tubuh dan tutupi permukaan kulit yang terpapar udara dingin dengan jaket atau selimut yang tebal.
- Hindari pula berenang di air dingin untuk sementara waktu. Jika ingin berenang, coba dahulu dengan memasukkan tangan atau kaki ke dalam air. Kemudian lihatlah reaksi yang terjadi pada kulit.
- Rendam kaki atau mandi dengan air hangat.
- Perhatikan asupan makanan yang masuk. Sebaiknya, hindari makanan/minuman yang dingin untuk mencegah pembengkakan pada tenggorokan.
- Perhatikan pula waktu dan pemicu yang terjadi. Misalnya, apakah gejala muncul ketika terkena air dingin atau saat konsumsi minuman/makanan yang dingin. Dengan begitu, pemicu alergi ini dapat dihindari.
- Ketika Anda berencana untuk melakukan operasi, konsultasikanlah dengan dokter bedah bahwa Anda memiliki riwayat alergi dingin. Nantinya, tim operasi bedah akan mengambil langkah-langkah tertentu untuk mencegah timbulnya gejala-gejala saat di ruang operasi.
Cara Mengobati Alergi Dingin
- Minum obat antihistamin sebelum terpapar suhu yang dingin. Apabila Anda ingin memberikannya kepada bayi di bawah 6 bulan, pemberian antihistamin ini juga harus dikonsultasikan dulu dengan dokter. Obat antihistamin yang biasa diberikan untuk mengatasi alergi dingin adalah cetirizine, loratadine, atau desloratadine. Obat-obatan lainnya untuk pereda adalah kortikosteroid, capsaicin oles, omalizumab, atau obat agonis reseptor seperti zafirlukast dan monteluklast.
- Minum obat alergi yang sudah diresepkan oleh dokter agar pengobatan dilakukan dengan tepat. Biasanya dokter memberi resep obat
- Jika dokter menganjurkan dan meresepkan suntikan epinephrine (seperti EpiPen, Aubi-Q, dan lainnya), bawalah selalu ke mana pun Anda pergi untuk mengatasi ketika kondisi darurat terjadi. Misalnya, ketika gejala yang timbul meningkat ke level yang lebih berat. Epinephrine dapat diberikan untuk anak-anak hingga orang dewasa, dengan dosis yang disesuaikan kondisi masing-masing orang.
TAGS:
Artikel Lainnya
Kenali Label Hypoallergenic Pada Produk Bayi
Ketika Moms sedang pilah-pilih produk perawatan kulit untuk Si Kecil, biasanya dalam kemasan luar produk ada yang tercantum tulisan “hypoallergenic”. Hmm...apa itu ya hypoallergenic? Cari tahu selengkapnya tentang hypoallergenic di artikel berikut ini yuk, Moms! Moms,...
5 Manfaat Minyak Zaitun Untuk Kulit Bayi
Minyak zaitun sudah tak asing lagi dalam keseharian kita ya, Moms. Manfaatnya juga banyak. Tak hanya untuk kesehatan tubuh, tetapi juga bermanfaat untuk kecantikan, seperti untuk perawatan kulit dan rambut. Lalu, apa saja sih manfaat minyak zaitun untuk kulit,...
7+ Manfaat Lidah Buaya Untuk Kulit dan Kesehatan
Lidah buaya atau aloe vera sudah tak asing lagi bagi kita, ya, Moms. Tanaman yang sangat mudah ditemui di Indonesia, bahkan mudah untuk dipelihara di rumah, ini memang sarat dengan manfaat dan khasiat yang baik untuk kesehatan. Salah satu manfaat lidah buaya ialah...
7 Jenis Penyakit Kulit pada Bayi dan Langkah Pencegahannya
7 Jenis Penyakit Kulit pada Bayi dan Langkah Pencegahannya
Kulit bayi yang sensitif mudah terkena berbagai jenis penyakit kulit. Si Kecil lebih rentan terkena penyakit kulit apabila Moms tidak merawatnya dengan baik. Lalu, apa saja masalah kulit yang dapat dialami bayi dan bagaimana langkah pencegahannya?
Tidak seperti kulit orang dewasa, kulit bayi masih sangat tipis dan sensitif. Kondisi ini membuat bayi rentan mengalami iritasi dan beragam masalah kulit lainnya. Oleh karena itu, Moms perlu lebih cermat dalam menjaga dan merawat kulit Si Kecil.
Kenali 7 Jenis Penyakit Kulit pada Bayi yang Sering Terjadi
Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit kulit yang kerap dialami oleh bayi:
1. Kulit kering
Kulit kering adalah masalah kulit yang cukup umum dialami oleh bayi. Kondisi kulit ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti suhu udara yang terlalu panas atau dingin, terlalu sering memandikan bayi, serta pemilihan sabun bayi yang tidak tepat.
Jika Si Kecil mengalami masalah kulit kering, Moms dapat mengatasinya dengan mempersingkat waktu mandi Si Kecil hingga tidak lebih dari 10 menit dan mengoleskan pelembap khusus bayi pada kulitnya secara rutin.
2. Biang keringat
Biang keringat merupakan jenis penyakit kulit yang juga sering dialami oleh bayi. Kondisi ini biasanya ditandai dengan munculnya ruam kemerahan di area wajah, punggung, dada, dan lipatan tubuh, seperti ketiak dan selangkangan.
Bayi rentan mengalami biang keringat saat ia banyak berkeringat, baik karena cuaca panas atau ketika demam. Namun, Moms tidak perlu khawatir karena biang keringat pada bayi bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari.
3. Jerawat pada bayi
Bukan hanya remaja dan orang dewasa, bayi juga bisa mengalami jerawat. Penyebab munculnya jerawat pada bayi masih belum diketahui dengan pasti, namun kondisi ini diduga terjadi karena pengaruh hormon, reaksi alergi, serta iritasi pada kulit bayi.
Jerawat bayi biasanya hanya muncul selama beberapa hari, kemudian akan hilang dengan sendirinya. Namun, Moms dapat mencegah dan meredakannya dengan menjaga kebersihan kulit Si Kecil dan tidak menggunakan produk perawatan kulit bayi dengan bahan yang keras atau dapat menimbulkan iritasi pada kulit Si Kecil.
4. Ruam popok
Ruam popok ditandai dengan bercak kemerahan di bagian tubuh yang tertutup oleh popok, yaitu selangkangan, bokong, dan paha bayi. Bercak ini muncul akibat penggunaan popok yang terlalu lama, sehingga urine dan tinja menumpuk dan menimbulkan peradangan pada kulit bayi.
Ruam popok bukanlah kondisi yang berbahaya, namun masalah kulit ini dapat membuat bayi merasa tidak nyaman dan menjadi lebih rewel.
Oleh karena itu, jika Si Kecil mengalami ruam popok, Moms bisa mengatasinya dengan cara lebih sering mengganti popok Si Kecil. Setiap kali mengganti popok, bersihkan area kulit Si Kecil yang tertutup popok, lalu keringkan.
Selain itu, Moms juga bisa menggunakan krim atau salep untuk mengatasi ruam popok sesuai rekomendasi dokter.
5. Cradle cap
Cradle cap atau dikenal dengan sebutan kerak kepala merupakan kondisi yang cukup banyak terjadi pada bayi baru lahir. Kondisi ini ditandai dengan munculnya kerak berwarna kekuningan atau kecoklatan di kulit kepala bayi, disertai serpihan-serpihan yang menyerupai ketombe.
Cradle cap belum diketahui penyebabnya, tetapi kondisi ini diduga dipengaruhi oleh hormon yang menyebabkan kelenjar minyak di kulit kepala bayi terlalu banyak menghasilkan sebum, yaitu minyak alami pada kulit.
Kondisi ini umumnya dapat hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu atau beberapa bulan tanpa pengobatan. Namun, Moms dapat membersihkan kepala bayi dari cradle cap dengan sampo bayi.
6. Eksim
Bila muncul ruam merah di kulit Si Kecil dan ia jadi rewel karena kulitnya terasa gatal, bisa jadi ini adalah gejala eksim. Gejala lain yang bisa muncul pada eksim adalah kulit kasar, kering, menebal, dan bersisik.
Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan bayi mengalami eksim, antara lain faktor keturunan atau genetik, iritasi kulit, serta reaksi alergi. Untuk mengatasi eksim yang dialami oleh Si Kecil, Moms perlu menjauhkan Si Kecil dari faktor pencetus eksimnya, misalnya debu, makanan tertentu, atau sabun berbahan kimia keras.
Selain itu, Moms juga bisa meredakan gejala eksim yang dialami Si Kecil dengan cara rutin memandikan Si Kecil menggunakan sabun khusus untuk kulit sensitif bayi dan mengoleskan pelembap bayi pada kulit Si Kecil setelahnya. Bila gejalanya tidak berkurang atau justru semakin parah, sebaiknya periksakan Si Kecil ke dokter.
Baca Lebih Lanjut: Eksim
7. Impetigo
Impetigo merupakan jenis penyakit kulit pada bayi yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Penyakit ini ditandai dengan munculnya bercak merah dan lepuhan berisi cairan atau nanah pada kulit, terutama di bagian tangan, kaki, dan wajah.
Impetigo perlu diobati dengan salep atau krim antibiotik sesuai resep dokter. Selain itu, untuk membantu proses penyembuhan impetigo, kulit bayi perlu dibersihkan secara rutin dan dijaga agar tidak tergaruk.
Langkah Pencegahan Penyakit Kulit pada Bayi
Kulit bayi yang masih sangat sensitif perlu dirawat dengan lebih berhati-hati. Untuk mengurangi risiko bayi terkena penyakit kulit, lakukanlah tips berikut ini:
- Mandikan bayi selama 5–10 menit saja, menggunakan air hangat dan sabun khusus untuk
- Ganti popok bayi secara rutin dan pastikan popok yang digunakan memiliki ukuran yang pas dan tidak mengandung
- Bersihkan rambut dan kulit kepala bayi dengan sampo khusus bayi yang kandungannya ringan, serta pijat kepala bayi secara
- Pakaikan bayi pakaian yang bahannya lembut dan dapat menyerap keringat, misalnya yang berbahan
- Cuci pakaian bayi dengan sabun khusus pakaian bayi yang bebas dari detergen dan
- Gunakan pelembap kulit yang diformulasikan khusus untuk kulit sensitif
Perhatikan juga kandungan dalam produk perawatan bayi, baik sabun, sampo, maupun pelembap, yang Moms gunakan untuk Si Kecil. Pilihlah produk perawatan bayi yang telah teruji secara dermatologis dan disetujui oleh dokter anak.
Pastikan juga produk yang digunakan memiliki pH seimbang dan mengandung bahan yang bersifat hypoallergenic untuk mengurangi risiko Si Kecil mengalami alergi atau iritasi kulit.
Selain itu, Moms juga bisa memilih produk perawatan kulit bayi yang mengandung chamomile, susu, ceramide, dan shea butter. Bahan-bahan alami ini dipercaya dapat menjaga kelembapan dan kelenturan kulit bayi, serta membuat kulit bayi lebih sehat.
Jika Si Kecil mengalami penyakit kulit yang tak kunjung membaik atau Moms kesulitan memilih produk perawatan kulit yang tepat untuknya, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter anak, ya, Moms.
TAGS:
Artikel Lainnya
Kenali Label Hypoallergenic Pada Produk Bayi
Ketika Moms sedang pilah-pilih produk perawatan kulit untuk Si Kecil, biasanya dalam kemasan luar produk ada yang tercantum tulisan “hypoallergenic”. Hmm...apa itu ya hypoallergenic? Cari tahu selengkapnya tentang hypoallergenic di artikel berikut ini yuk, Moms! Moms,...
5 Manfaat Minyak Zaitun Untuk Kulit Bayi
Minyak zaitun sudah tak asing lagi dalam keseharian kita ya, Moms. Manfaatnya juga banyak. Tak hanya untuk kesehatan tubuh, tetapi juga bermanfaat untuk kecantikan, seperti untuk perawatan kulit dan rambut. Lalu, apa saja sih manfaat minyak zaitun untuk kulit,...
7+ Manfaat Lidah Buaya Untuk Kulit dan Kesehatan
Lidah buaya atau aloe vera sudah tak asing lagi bagi kita, ya, Moms. Tanaman yang sangat mudah ditemui di Indonesia, bahkan mudah untuk dipelihara di rumah, ini memang sarat dengan manfaat dan khasiat yang baik untuk kesehatan. Salah satu manfaat lidah buaya ialah...
Kenali Penyakit Kulit pada Bayi dan Cara Penanganannya
Kenali Penyakit Kulit pada Bayi dan Cara Penanganannya
Penyakit kulit pada bayi bisa berupa iritasi, alergi, hingga infeksi, dengan penyebab yang beragam. Oleh karena itu, penanganan penyakit kulit pada bayi juga berbeda-beda dan perlu disesuaikan dengan jenis penyakit, gejala, serta penyebabnya.
Sistem imun tubuh bayi belum berkembang dengan sempurna. Selain itu, kulit bayi juga masih tipis dan sensitif. Itulah sebabnya, bayi rentan terhadap penyakit kulit. Meski begitu, Moms tidak perlu khawatir, karena sebagian besar penyakit kulit pada bayi bisa dicegah dan diatasi dengan perawatan kulit yang benar.
Ragam Penyakit Kulit pada Bayi dan Penanganannya
Berikut ini adalah beberapa penyakit kulit yang sering dialami oleh bayi:
1. Biang keringat
Biang keringat atau miliria adalah bentol kecil berwarna merah yang terasa gatal dan menimbulkan sensasi menyengat atau perih di kulit. Kondisi ini sering kali muncul di punggung, perut, leher, dada, ketiak, bahkan di selangkangan. Bayi dan anak-anak lebih berisiko mengalami biang keringat, terutama saat mereka kepanasan.
Biang keringat biasanya dapat hilang sendiri ketika bayi sudah tidak sering berkeringat dan kondisi ruangan tidak lembap. Jika Si Kecil mengalami biang keringat, pakaikan ia baju yang longgar dan bawa ia ke tempat yang sejuk. Pastikan kulit Si Kecil selalu kering dan tidak lembap.
Menggaruk biang keringat bisa meningkatkan risiko terjadinya infeksi. Agar Si Kecil tidak menggaruk biang keringatnya, Moms bisa memberikan bedak khusus bayi untuk mengurangi rasa gatal dan membuatnya lebih nyaman.
2. Ruam popok
Ruam popok merupakan salah satu penyakit kulit yang umum terjadi pada bayi akibat penggunaan popok yang basah atau jarang diganti. Gejala utama kondisi ini adalah kulit berwarna merah di area popok, yaitu pantat, selangkangan, dan kelamin.
Penanganan ruam popok yang paling utama adalah dengan menjaga kulit di area tersebut selalu bersih dan kering. Jadi, popok Si Kecil harus sering diganti, ya, Moms. Sebelum memasangkan popok yang baru, pastikan kulit Si Kecil sudah dibersihkan dan dikeringkan.
Baca Juga; Apa Itu Cradle Cap atau Kerak Kepala Pada Bayi?
Setelah itu, Moms bisa mengoleskan krim atau salep pelembap yang mengandung zinc oxide untuk melindungi kulit Si Kecil dari iritasi. Krim atau salep ini banyak dijual bebas di pasaran. Namun, jika Si Kecil sering mengalami ruam popok atau ruam popoknya tidak kunjung sembuh, sebaiknya Moms memeriksakannya ke dokter.
3. Biduran
Penyakit biduran atau urtikaria adalah reaksi kulit berupa munculnya bentol kemerahan yang terasa gatal dan terkadang perih. Biduran dapat disebabkan oleh banyak hal. Namun, kondisi ini umumnya muncul sebagai reaksi alergi, baik itu karena makanan, obat- obatan, maupun faktor lingkungan.
Biasanya, biduran akan hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus. Moms bisa mengompres bagian yang bentol dengan es atau air dingin untuk meredakan rasa gatalnya. Jika biduran tidak juga hilang, apalagi sampai disertai gejala alergi yang serius, seperti mata dan bibir bengkak atau sesak napas, segera bawa Si Kecil ke dokter untuk mendapat penanganan.
4. Dermatitis atopik
Dermatitis atopik atau eksim merupakan penyakit kulit pada yang ditandai dengan munculnya ruam merah, gatal-gatal, serta kulit terasa kering dan bersisik. Meski dapat terjadi di area tubuh mana pun, kondisi ini biasanya muncul di pipi, lengan, dan kaki.
Bayi lebih berisiko menderita eksim bila orang tuanya juga memiliki penyakit serupa.
Penanganan eksim pada bayi perlu dilakukan dengan tepat agar tidak menimbulkan masalah lain pada kulitnya yang masih sangat sensitif. Jika Si Kecil memiliki gejala eksim, sebaiknya bawa ia ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang aman.
Untuk meringankan rasa tidak nyaman yang dialami Si Kecil, Moms bisa memandikannya dengan air hangat dan sabun khusus bayi yang lembut dan tanpa pewangi. Setelah itu, oleskan pelembap pada bagian yang terkena eksim agar kulitnya tidak kering dan terasa lebih nyaman.
Bayi rentan mengalami penyakit kulit karena kulitnya masih tipis dan sangat sensitif. Oleh karena itu, Moms harus memberikan perhatian lebih dalam merawat kulit Si Kecil. Moms juga perlu berhati-hati dalam memilih produk perawatan kulitnya.
Beberapa penyakit kulit pada bayi bisa diobati sendiri di rumah hanya dengan merawat kebersihan kulitnya. Namun, ada juga penyakit kulit yang memerlukan penanganan dari dokter. Jadi, jika Si Kecil mengalami masalah pada kulitnya, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter, ya, Moms.
TAGS:
Artikel Lainnya
Kenali Label Hypoallergenic Pada Produk Bayi
Ketika Moms sedang pilah-pilih produk perawatan kulit untuk Si Kecil, biasanya dalam kemasan luar produk ada yang tercantum tulisan “hypoallergenic”. Hmm...apa itu ya hypoallergenic? Cari tahu selengkapnya tentang hypoallergenic di artikel berikut ini yuk, Moms! Moms,...
5 Manfaat Minyak Zaitun Untuk Kulit Bayi
Minyak zaitun sudah tak asing lagi dalam keseharian kita ya, Moms. Manfaatnya juga banyak. Tak hanya untuk kesehatan tubuh, tetapi juga bermanfaat untuk kecantikan, seperti untuk perawatan kulit dan rambut. Lalu, apa saja sih manfaat minyak zaitun untuk kulit,...
7+ Manfaat Lidah Buaya Untuk Kulit dan Kesehatan
Lidah buaya atau aloe vera sudah tak asing lagi bagi kita, ya, Moms. Tanaman yang sangat mudah ditemui di Indonesia, bahkan mudah untuk dipelihara di rumah, ini memang sarat dengan manfaat dan khasiat yang baik untuk kesehatan. Salah satu manfaat lidah buaya ialah...