Apa Itu Dermatitis? Penyebab dan Cara Mengatasi

Apa Itu Dermatitis? Penyebab dan Cara Mengatasi

Apa Itu Dermatitis?

Dermatitis adalah istilah medis untuk peradangan pada kulit. Kondisi ini ditandai dengan kulit kering, bersisik, dan munculnya ruam yang gatal. Dermatitis merupakan penyakit yang umum terjadi dan umumnya bisa diatasi dengan penanganan sederhana.

Penyakit kulit ini bisa terjadi di segala usia, mulai bayi hingga dewasa. Penyebabnya sangat beragam, tetapi umumnya dipicu oleh reaksi alergi atau kontak dengan bahan-bahan tertentu.

Dermatitis tidak berbahaya, tapi bisa membuat penderitanya merasa tidak nyaman dan berpotensi menimbulkan luka atau infeksi pada kulit. Oleh karena itu, perlu diatasi dengan cara yang tepat.

 

Mengenal Jenis-Jenis Dermatitis dan Penyebabnya

Ada beragam jenis dermatitis. Berikut adalah 3 jenis yang paling umum terjadi beserta penyebab dan gejalanya:

Dermatitis Kontak

Jenis ini biasa ditandai dengan munculnya ruam merah yang gatal atau menyengat seperti terbakar pada kulit setelah terpapar bahan atau zat tertentu. Selain ruam, bisa muncul juga luka lepuh.

Beberapa zat atau bahan yang bisa memicu dermatitis kontak adalah deterjen, sabun, parfum, perhiasan yang terbuat dari nikel, dan pengawet pada beberapa produk kosmetik.

Dermatitis Atopik (eksim)

Jenis eksim atopik ini sering dialami bayi dan biasanya ditandai dengan munculnya ruam merah yang gatal di area lipatan kulit, seperti siku, belakang lutut, atau leher. Ruam ini dapat mengeluarkan cairan bila terlalu sering digaruk, dan cairan tersebut kemudian akan mengering seperti kerak.

Dermatitis atopik atau eksim kering bisa dipicu oleh beragam hal, mulai dari kulit kering, perubahan cuaca, paparan alergen, hingga infeksi pada kulit. eksim kering juga berkaitan erat dengan faktor keturunan.

Dermatitis Seboroik

Pada bayi, kondisi ini disebut cradle crap. Jenis ini biasa ditandai dengan munculnya ruam kemerahan yang bersisik. Bila terjadi di kulit kepala, cradle cap dapat menimbulkan gejala seperti ketombe.

Dermatitis seboroik disebabkan oleh infeksi jamur pada kelenjar minyak di kulit. Oleh karena itu, ruam pada kondisi ini biasanya muncul di area kulit yang berminyak, seperti wajah, dada, punggung, dan kulit kepala.

 

Cara Mengatasi Dermatitis

cara mengatasi dermatitis

Cara Mengatasi dan Mencegah Dermatitis Pada Kulit

Ada berbagai cara sederhana yang dapat dilakukan untuk meringankan dan mengatasi dermatitis, yaitu:

1.  Menghindari faktor pemicu 

Dermatitis bisa dipicu oleh paparan bahan atau zat tertentu pada kulit, cuaca yang terlalu panas atau dingin, serta kondisi alergi. Oleh karena itu, untuk mencegah sekaligus mengatasinya, hindarilah kontak atau paparan dengan bahan dan kondisi tersebut.

2.  Mandi Dengan Air Hangat dan Sabun Berbahan Ringan

Mandi air hangat memang dapat meringankan rasa gatal. Meski demikian, jangan mandi air hangat terlalu lama, cukup 5–10 menit saja. Jika terlalu lama terpapar air hangat, kulit bisa jadi kering. Nah, kulit yang kering ini justru akan memicu munculnya rasa gatal.

Selain itu, gunakanlah sabun berbahan lembut dan tanpa bahan pewangi. Misalnya, sabun yang terbuat dari bahan alami. Bila terjadi pada bayi, sebaiknya gunakan sabun khusus bayi.

3.  Rutin Mengoleskan Pelembab

Rutin mengoleskan pelembap segera setelah mandi saat kulit masih lembap dapat mencegah kulit kering dan munculnya rasa gatal akibat dermatitis.

Pilihlah pelembap yang tidak mengandung pewangi dan terbuat dari bahan alami. Salah satu contoh kandungan bahan alami dalam pelembap yang baik untuk dermatitis adalah minyak zaitun. Minyak zaitun memiliki sifat antioksidan dan dapat meringankan peradangan atau iritasi pada kulit.

Selain itu, kandungan shea butter dan ceramide juga baik untuk menjaga kelembapan kulit. Shea butter adalah pelembap yang berasal dari lemak kacang- kacangan dan mudah diserap oleh kulit, sedangkan ceramide adalah asam lemak yang umum ditemukan di lapisan epidermis, yaitu lapisan kulit paling luar.

4.  Tidak menggaruk kulit

Rasa gatal pada ruam bisa menimbulkan keinginan atau dorongan untuk menggaruk bagian tersebut. Padahal, menggaruk ruam yang gatal, terutama jika kuku panjang, berisiko melukai kulit bahkan memicu infeksi.

Oleh karena itu, gunting kuku hingga pendek atau gunakan sarung tangan agar kulit tidak luka jika tidak sengaja tergaruk.

 

Dermatitis adalah gangguan kulit yang sering terjadi. Kondisi ini umumnya dapat diatasi dengan perawatan sederhana di rumah. Namun, jika tidak juga membaik, sering kambuh, menimbulkan luka, atau bernanah, periksakanlah ke dokter agar dapat diberikan penanganan yang sesuai.

 

 

TAGS:

Artikel Lainnya

Kenali Label Hypoallergenic Pada Produk Bayi

Kenali Label Hypoallergenic Pada Produk Bayi

Ketika Moms sedang pilah-pilih produk perawatan kulit untuk Si Kecil, biasanya dalam kemasan luar produk ada yang tercantum tulisan “hypoallergenic”. Hmm...apa itu ya hypoallergenic? Cari tahu selengkapnya tentang hypoallergenic di artikel berikut ini yuk, Moms! Moms,...

5 Manfaat Minyak Zaitun Untuk Kulit Bayi

5 Manfaat Minyak Zaitun Untuk Kulit Bayi

Minyak zaitun sudah tak asing lagi dalam keseharian kita ya, Moms. Manfaatnya juga banyak. Tak hanya untuk kesehatan tubuh, tetapi juga bermanfaat untuk kecantikan, seperti untuk perawatan kulit dan rambut. Lalu, apa saja sih manfaat minyak zaitun untuk kulit,...

7+ Manfaat Lidah Buaya Untuk Kulit dan Kesehatan

7+ Manfaat Lidah Buaya Untuk Kulit dan Kesehatan

Lidah buaya atau aloe vera sudah tak asing lagi bagi kita, ya, Moms. Tanaman yang sangat mudah ditemui di Indonesia, bahkan mudah untuk dipelihara di rumah, ini memang sarat dengan manfaat dan khasiat yang baik untuk kesehatan. Salah satu manfaat lidah buaya ialah...

Mengenal Eksim Susu atau Ruam Susu Pada Bayi

Mengenal Eksim Susu atau Ruam Susu Pada Bayi

Eksim susu atau ruam susu adalah suatu permasalahan kulit yang menyerang bayi pada usia tahun pertama. Bayi baru lahir memiliki kulit yang tipis, rapuh, sensitif, dan kering, Moms. Dengan kondisi kulit seperti itu, Si Kecil rentan dengan berbagai permasalahan kulit. Ruam pada kulit menjadi salah satu permasalahan yang dialami bayi.

ruam susu

Ruam yang sering terjadi pada bayi salah satunya adalah ruam susu.

Eksim pada kulit memang sering terjadi pada si Kecil, tapi Moms tak perlu khawatir karena dapat diatasi. Ruam yang merupakan gangguan kulit pada bayi pun banyak tipenya, Moms. Beberapa tipe ruam pada si Kecil kadang dibarengi dengan gejala demam, gatal gatal, dan gejala lainnya. Nah, salah satu tipe ruam yang biasa dialami si Kecil adalah ruam susu. Dalam bahasa medisnya, dikenal dengan sebutan dermatitis atopik.

 

Ruam susu merupakan reaksi yang biasa terjadi pada bayi, terutama pada bulan-bulan awal setelah kelahirannya, Moms. Ruam ini biasanya ditandai dengan munculnya peradangan, kulit kemerahan, dan beruntusan atau bintik – bintik kecil seperti jerawat pada kulit. Terkadang, eksim susu ini diduga sebagai biang keringat. Ruam susu paling umum terjadi di area wajah, terutama bagian pipi, hidung, dan dagu. Ketika si Kecil sudah agak besar, area yang terkena ruam bisa timbul di daerah lainnya, seperti bahu, lengan, perut, atau kemaluan si Kecil.

 

Penyebab Eksim Susu

Kenapa bisa muncul ruam susu? Mungkin Moms mengira ini terjadi karena kulit si Kecil terkena sisa ASI yang menempel pada kulitnya. Namun, faktanya, pada kulit si Kecil ini terjadi karena adanya riwayat alergi pada bayi ASI yang diwarisi dari orangtuanya.

 

Timbulnya gangguan kulit pada si Kecil ini juga ada kaitannya dengan pola makan yang Anda jalani, Moms. Ruam susu merupakan reaksi alergi si Kecil terhadap asupan makanan atau minuman yang dikonsumsi sang ibu. Apabila Moms mengonsumsi makanan atau minuman yang bersifat alergen, seperti telur, ayam, susu, atau kacang-kacangan, si Kecil yang mendapat ASI dari ibunya bisa mengalami ruam susu. Apalagi saluran pencernaan si Kecil belum matang dan sistem kekebalan tubuhnya masih lemah.

penyebab ruam susu

Ruam susu pada bayi yang masih mendapat ASI dapat terjadi karena adanya reaksi alergi terhadap asupan makanan/minuman yang dikonsumsi sang ibu.

Ruam susu juga bisa karena adanya reaksi hormonal pada kandungan di dalam ASI. Kandungan karbohidrat dan lemak di dalam ASI yang menempel di kulit si Kecil, dapat menimbulkan ruam. Paparan dari polusi udara, suhu yang panas, debu, dan kuman-kuman kecil yang ada di udara juga bisa menjadi pemicu, Moms. Karena itu, sangat penting untuk menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan sekitar si Kecil.

 

Ruam yang Mengganggu

Gejala peradangan akibat ruam susu tak hanya menimbulkan ruam kemerahan dan bintik-bintik kecil saja. Hal tersebut juga menimbulkan rasa gatal gatal pada kulit si Kecil. Apalagi biasanya hal ini muncul di pipi si Kecil sehingga mudah untuk digaruk dengan tangan kecilnya.

 

Lama-kelamaan, gejala ruam susu akan menimbulkan kulit menjadi kering, bersisik, hingga menebal dan kehitaman. Siklus gatal-garuk pun akan muncul sehingga dapat membuat kulit si Kecil lecet dan terluka. Jika sudah terluka, kulit bisa infeksi karena jamur dan bakteri dapat mudah masuk ke dalam kulit yang terbuka.

 

Eksim susu atau ruam susu ini akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Meski begitu, tetaplah menjaga area yang terkena selalu bersih dan kering. Apabila gangguan kulit ini tak hilang-hilang juga, bisa jadi si Kecil mengalami kondisi alergi yang serius,

 

Perawatan Ruam Susu

Langkah pertama untuk cara mencegah munculnya ruam susu pada si Kecil, Moms harus menghindari pemicunya. Apabila si Kecil masih menyusui, Moms perlu menghindari konsumsi makanan atau minuman yang dapat memicu alergi, seperti susu sapi dan produk olahannya. Moms bisa menggantinya dengan konsumsi susu kambing atau susu kedelai. Apabila si Kecil sudah mulai diperkenalkan makanan, mulailah dengan satu jenis makanan. Kemudian lihat reaksi si Kecil sebelum mengenalkan jenis makanan yang lainnya.

 

Bagaimana jika si Kecil sudah terkena ruam susu? Nah, Moms bisa merawat kulit si Kecil agar gejala ruam susu yang timbul tidak semakin parah. Moms dapat melakukannya dengan menghindari si Kecil mandi air panas. Air panas akan membuat kulitnya semakin kering sehingga memicu rasa gatal yang lebih parah.

 

Nah saat mandi, Moms dapat menggunakan Cussons Baby Sensicare Gentle Hair & Body Wash yang dapat diaplikasikan pada kulit wajah, selain kulit tubuh dan rambutnya. Apalagi hair & body wash sudah teruji hypoallergenic serta teruji secara klinis oleh para dermatologis dan dokter anak Produk perawatan mandi ini juga dilengkapi dengan bahan-bahan alami seperti gandum organik, minyak zaitun organik, ceramide, dan minyak argan yang membantu memberi kelembapan pada kulit dan melindungi kulit dari kekeringan. Selain bahan-bahan alami, kandungan di dalam produk ini juga bebas sabun, ekstra ringan, Terbukti secara klinis lembut di mata, Moms.

cara mengatasi ruam susu

Perawatan kulit si Kecil dengan mengoleskan pelembab khusus bayi sangat penting

Perawatan kulit untuk si Kecil, baik yang belum maupun sudah terkena ruam susu, juga penting banget, Moms. Rawatlah kulitnya dengan mengoleskan pelembap, seperti  Cussons Baby Sensicare Intensive Soothing Cream, pelembab yang memang diperuntukkan bagi bayi baru lahir dan memiliki kulit sensitif ini sangat mudah diserap sehingga menjaga kulitnya tetap terasa lembap dan lentur. Dengan mengoleskan Cream khusus bayi ini secara teratur, kesehatan dan kelembapan kulit si Kecil pun akan terpelihara dengan baik.

 

Cream ini melembapkan kulit kering hingga 24 jam. Formula dermoprotective-nya pun memberikan perlindungan pada kulit. Kandungan ekstra emolien dalam produk ini pun mampu, melembapkan, dan merawat kulit yang sangat kering dengan maksimal. Kombinasi gandum organik, minyak zaitun organik, ceramide, dan Shea butter-nya  pun memberi kenyamanan pada kulit si Kecil. Dengan pH yang seimbang dan hypoallergenic-nya, Moms tak perlu khawatir karena cream ini dapat digunakan untuk bayi yang memiliki alergi dan kulit sensitif. Saat mengoleskan cream di area pipi si Kecil, perlahan-lahan ya, Moms.

 

Ruam atau eksim susu menimbulkan gatal dan reaksi menggaruk. Nah, Moms dapat membantu melapisi tangan dan jari-jari si Kecil dengan sarung tangan dari kain yang lembut untuk mengurangi reaksi menggaruknya semakin parah dan menimbulkan lecet/luka. Jaga pula kebersihan kulit wajah dan tubuh si Kecil ya, Moms, supaya ruam yang sudah hilang tidak kambuh lagi. Selain itu, kebersihan lingkungan sekitar si Kecil tetap dijaga agar pemicu ruam, seperti debu atau kuman-kuman dari benda di sekitar rumah, berkurang.

 

 

TAGS:

Artikel Lainnya

Kenali Label Hypoallergenic Pada Produk Bayi

Kenali Label Hypoallergenic Pada Produk Bayi

Ketika Moms sedang pilah-pilih produk perawatan kulit untuk Si Kecil, biasanya dalam kemasan luar produk ada yang tercantum tulisan “hypoallergenic”. Hmm...apa itu ya hypoallergenic? Cari tahu selengkapnya tentang hypoallergenic di artikel berikut ini yuk, Moms! Moms,...

5 Manfaat Minyak Zaitun Untuk Kulit Bayi

5 Manfaat Minyak Zaitun Untuk Kulit Bayi

Minyak zaitun sudah tak asing lagi dalam keseharian kita ya, Moms. Manfaatnya juga banyak. Tak hanya untuk kesehatan tubuh, tetapi juga bermanfaat untuk kecantikan, seperti untuk perawatan kulit dan rambut. Lalu, apa saja sih manfaat minyak zaitun untuk kulit,...

7+ Manfaat Lidah Buaya Untuk Kulit dan Kesehatan

7+ Manfaat Lidah Buaya Untuk Kulit dan Kesehatan

Lidah buaya atau aloe vera sudah tak asing lagi bagi kita, ya, Moms. Tanaman yang sangat mudah ditemui di Indonesia, bahkan mudah untuk dipelihara di rumah, ini memang sarat dengan manfaat dan khasiat yang baik untuk kesehatan. Salah satu manfaat lidah buaya ialah...

Dermatitis Kontak? Perbedaan Dermatitis Kontak Alergi dan Iritan

Dermatitis Kontak? Perbedaan Dermatitis Kontak Alergi dan Iritan

Apa Itu Dermatitis Kontak?

Dermatitis kontak adalah peradangan pada kulit yang terjadi ketika permukaan kulit terpapar langsung dengan zat-zat tertentu yang berasal dari luar tubuh. Kulit yang terpapar zat-zat tertentu itu akan menyebabkan iritasi atau menimbulkan reaksi alergi. Reaksi ini pun menimbulkan gejala berupa ruam kemerahan, kulit bengkak, nyeri, gatal-gatal, kulit kering hingga bersisik, pecah-pecah dan terkelupas. Bahkan kulit yang terkena dermatitis dapat melepuh dan mengeluarkan cairan.

Moms perlu mengidentifikasi jenis dermatitis apa yang diderita, apa itu Dermatitis Kontak Alergi (DKA) atau Dermatitis Kontak Iritan (DKI)? Sehingga dari situ bisa mengetahui penyebabnya hingga bagaimana cara menyembuhkannya sehingga Moms dapat menghindari dermatitis dari kulit. Bintik – bintik merah atau ruam biasanya akan hilang sendirinya selama dua atau emapat minggu.

Jika dibiarkan, gejala akan semakin memburuk apabila zat-zat tertentu tersebut masuk ke dalam kulit hingga mengakibatkan infeksi. Jika sudah terinfeksi akan ditandai dengan rasa nyeri yang hebat, keluarnya cairan nanah dari kulit, hingga tubuh akan terasa demam atau tidak sehat. Apabila gejala sudah semakin memburuk dan areanya semakin meluas, segera bawa si Kecil ke dokter ya, Moms, supaya dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Dengan begitu, dapat cepat ditangani.

 

dermatitis kontak

Kulit bayi sangat berbeda dengan kulit orang dewasa.

 

Diagnosa Dermatitis Kontak Menurut PERDOSKI

Seperti yang kita tahu, Moms, kulit merupakan organ paling besar di tubuh manusia yang berfungsi sebagai pertahanan dari berbagai unsur yang mengancam tubuh, seperti bakteri. Namun, kulit bayi sangat berbeda dengan kulit orang dewasa. Menurut Ketua Kelompok Studi Dermatologi Anak Indonesia (KSDAI), PERDOSKI, Dr. Srie Prihianti, Sp.KK, PhD, FINSDV, FAADV, kulit si Kecil lebih tipis sekitar 40 sampai 60% dibandingkan kulit orang dewasa. Karena itu, Moms, kulit bayi lebih sensitif pada perubahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

Moms perlu mengenali bahwa lapisan kulit si Kecil yang tipis dan belum sempurna ini membuat ikatan antar selnya masih longgar sehingga rentan terhadap gangguan. Berbagai fungsi kulit, seperti melindungi, memproduksi melanin, serta memproduksi kelenjar keringat dan kelenjar minyak, juga masih terbatas dan belum efektif. Kulit si Kecil pun belum mampu mengatur suhu tubuhnya. Penguapan melalui kulitnya juga tinggi. Perbandingan yang berbeda antara area permukaan kulit dengan berat badan si Kecil. Nah, hal-hal tersebut yang akan membuat kulit si Kecil rentan terhadap iritasi, infeksi, dan alergi, Moms.

Kulit si Kecil yang rentan ini dapat memicu munculnya penyakit kulit ini. Dermatitis kontak merupakan salah satu tipe dermatitis yang sering menyerang bayi dan anak-anak, Moms. Si Kecil yang pernah mengalami dermatitis atopik juga berisiko tinggi terkena dermatitis jenis ini.

 

Baca Juga: Dermatitis Atopik

 

 

Gejala

Gejala dermatitis kontak akan muncul ketika kulit pada tubuh melakukan kontak langsung dengan zat – zat tertentu yang dapat menyebabkan alergi pada kulit. Gejalanya muncul setelah beberapa menit sampai jam sesaat kontak telah terjadi.

Perbedaan Dermatitis Kontak Alergi dan Dermatitis Kontak Iritan Berdasarkan Gejalanya

Pada umumnya gejalanya dibagi dua berdasarkan jenis kontak yang dialami yaitu:

Dermatitis Kontak Alergi (DKA) memiliki gejala:

  1. Kulit kering atau seperti bersisik
  2. Kemudian kulit kemerahan,
  3. Munculnya ruam
  4. Gatal yang amat sangat parah
  5. Terjadi pembengkakan pada muka, mata, atau selangkangan
  6. Kulit melepuh, hingga
  7. Kulit tampak lebih gelap

 

Sementara itu, Dermatitis Kontak Iritan (DKI) memiliki gejala sebagai berikut:

  1. Kulit tampak pecah – pecah
  2. Lalu diikuti dengan bengkak,
  3. Kulit juga melepuh,
  4. Sariawan pada mulut
  5. Kulit terasa kencang, hingga
  6. Luka yang berkerak

 

Penyebab 

Ada macam macam dermatitis kontak yang dilihat berdasarkan penyebabnya, Moms. Alergi dan iritan merupakan dua hal yang menjadi pemicu. Kedua jenis dermatitis ini juga memiliki gejala yang berbeda.

Penyebab Dermatitis Kontak Alergi (DKA)

Dermatitis jenis alergi ini dapat terjadi apabila kulit bersentuhan langsung dengan zat asing yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh memiliki reaksi alergi. Reaksi ini membuat tubuh melepaskan zat kimia/zat inflamasi yang akan memicu kulit meradang, gatal-gatal, dan iritasi.

Alergi merupakan penyebab pada bayi yang tidak umum. Beberapa contoh zat asing yang memicu alergi pada si Kecil adalah logam, seperti perhiasan emas, pewangi, bahan kimia pada produk kecantikan, obat-obatan, serta zat beracun pada tumbuhan, seperti poison ivy atau poison oak. Si Kecil yang memiliki alergi pada makanan juga perlu diperhatikan, ya, Moms. Nah, sebaiknya hindari si Kecil dari hal-hal ini ya, Moms.

DKA dapat menyerang hampir di seluruh bagian tubuh. Sementara itu gejala-gejala yang ditimbulkan adalah kulit mengering, memerah, melepuh, dan membengkak di sekitar mata, wajah, atau selangkangan. Kulit akan terasa gatal-gatal yang parah, tampak gelap, perih, dan sensitif terhadap cahaya matahari. Ruam-ruam pada dermatitis kontak alergi ini seringkali menyebar ke luar area yang langsung terpapar alergen.

 

pemicu dermatitis iritan

Sabun bisa menjadi pemicu dermatitis kontak iritan

 

Penyebab Dermatitis Kontak Iritan (DKI)

Pemicu lain yang dapat menjadi penyebab adalah iritan atau bahan yang menyebabkan peradangan ketika terjadi kontak langsung dengan bagian tubuh. Bahan-bahan ini biasanya ada di sekitar kita, Moms. Misalnya sabun, deterjen, zat pemutih, zat pewangi pakaian, sampo, losion, parfum, bahkan air liur dan urine yang ada di popok si Kecil dapat menyebabkan DKI pada si Kecil, Moms.

Ruam popok adalah bentuk umum yang terjadi pada DKI. Iritan ini akan membuat lapisan pelindung kulit si Kecil menjadi rusak. Karena itu, hati-hati dalam memilih pembersih yang aman untuk kulit si Kecil, Moms.Ketika permukaan kulit langsung terpapar karena zat iritan, gejala-gejalanya juga akan langsung muncul, Moms. Kulit yang terkena dermatitis kontak iritan akan membengkak, mengeras, melepuh, pecah-pecah, bahkan akan membuat luka yang berkerak. Biasanya ruam-ruam yang muncul terbatas pada area yang hanya terkena kontak langsung zat asing yang menyebabkan dermatitis kontak iritan.

 

Cara Mengatasi dan Mencegah

Dermatitis kontak memang akan hilang, Moms, tetapi si Kecil pastinya tidak akan merasa nyaman dengan rasa gatal di kulitnya. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi sekaligus mencegahnya yaitu sebagai berikut, Moms.

 

mengatasi dermatitis kontak

Ketika melakukan kontak langsung zat-zat asing yang menjadi penyebab dermatitis kontak, langsung bersihkan kulit si Kecil dengan sabun dan air yang mengalir.

 

  • Ketika si Kecil terkena kontak langsung zat-zat asing yang menjadi pemicu, langsung bersihkan kulit si Kecil dengan sabun dan air yang mengalir. Pastikan, bersihkan seluruh area permukaan kulit tubuh, termasuk wajah, leher, tangan, dan di antara jari-jari.
  • Langsung cuci pakaian si Kecil dan semua benda yang sudah bersentuhan dengan zat dari tanaman beracun, seperti poison ivy/poison oak untuk mencegah adanya paparan ulang dari zat tersebut.
  • Gunakan handuk basah untuk mengompres area yang terkena dermatitis kontak, apalagi ketika melepuh dan pecah, untuk membantu mengurangi gejala dan peradangan.
  • Gunakan pembalut luka basah untuk area yang sudah mengeluarkan cairan. Pembalut luka ini membantu mengurangi rasa gatal dan memulihkan area tersebut.
  • Hindari si Kecil dari paparan berbagai produk yang mengandung zat-zat pemicu iritasi atau alergi.
  • Obat-obatan untuk mengatasi dermatitis kontak yang disarankan dokter, seperti krim kortikosteroid untuk membantu mengurangi peradangan dan gejala lainnya, serta antihistamin untuk mengurangi rasa gatal.

 

Meski begitu, perawatan yang dilakukan sebaiknya dikonsultasikan terlebih dulu oleh dokter anak atau ahli dermatologi. Sebab, perawatan untuk dermatitis yang dialami si Kecil akan disesuaikan dengan gejala, usia, seberapa parah kondisi yang dialaminya, kesehatannya secara umum, riwayat kesehatan keluarga, dan toleransi si Kecil terhadap obat-obatan.

 

Menjaga Kelembapan Kulit

Perawatan sederhana lainnya yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga kelembapan kulit si Kecil yang mudah kering, Moms. Agar kelembapan kulitnya tidak hilang, usapkan pelembap atau emolien ke seluruh tubuhnya.

 

mencegah dermatitis kontak

Gunakan Cussons Baby SensiCare 24hr Daily Moisturizing Lotion untuk melembapkan dan memberikan pertahanan pada kulit si Kecil selama 24 jam.

 

Moms bisa menggunakan Cussons Baby SensiCare 24hr Daily Moisturizing Lotion. Pelembap yang diformulasikan secara khusus dengan Derma-SoftTM Complex yang terdiri dari Organic Oat, Organic Olive Oil dan Ceramide serta diperkaya dengan shea butter, telah teruji secara klinis mampu membantu melembapkan kulit si Kecil hingga 24 jam.

 

 

TAGS: 

Artikel Lainnya

Kenali Label Hypoallergenic Pada Produk Bayi

Kenali Label Hypoallergenic Pada Produk Bayi

Ketika Moms sedang pilah-pilih produk perawatan kulit untuk Si Kecil, biasanya dalam kemasan luar produk ada yang tercantum tulisan “hypoallergenic”. Hmm...apa itu ya hypoallergenic? Cari tahu selengkapnya tentang hypoallergenic di artikel berikut ini yuk, Moms! Moms,...

5 Manfaat Minyak Zaitun Untuk Kulit Bayi

5 Manfaat Minyak Zaitun Untuk Kulit Bayi

Minyak zaitun sudah tak asing lagi dalam keseharian kita ya, Moms. Manfaatnya juga banyak. Tak hanya untuk kesehatan tubuh, tetapi juga bermanfaat untuk kecantikan, seperti untuk perawatan kulit dan rambut. Lalu, apa saja sih manfaat minyak zaitun untuk kulit,...

7+ Manfaat Lidah Buaya Untuk Kulit dan Kesehatan

7+ Manfaat Lidah Buaya Untuk Kulit dan Kesehatan

Lidah buaya atau aloe vera sudah tak asing lagi bagi kita, ya, Moms. Tanaman yang sangat mudah ditemui di Indonesia, bahkan mudah untuk dipelihara di rumah, ini memang sarat dengan manfaat dan khasiat yang baik untuk kesehatan. Salah satu manfaat lidah buaya ialah...

Dermatitis Numularis – Diagnosa, Gejala, dan Penyebab

Dermatitis Numularis – Diagnosa, Gejala, dan Penyebab

Dermatitis numularis atau eksim diskoid adalah penyakit kulit yang diakibatkan kelainan kronis sehingga muncul ruam berbentuk seperti koin. Bercak ruam ini sangat gatal dan kasar, tetapi tidak menular.

Penyakit kulit eksim atau yang disebut juga dengan dermatitis ini ada banyak tipenya, Moms. Berbagai tipe dermatitis tersebut memang memiliki gejala yang hampir mirip. Antara lain gejala bercak-bercak kemerahan di kulit tubuh yang disertai dengan bengkak, nyeri, rasa gatal, dan rasa terbakar. Namun ada ciri-ciri lain yang membedakan dermatitis yang satu ini dengan dermatitis jenis lainnya. Penyakit kulit dengan sebutan eksim diskoid ini memiliki ciri yang khas dan berbeda dari dermatitis lainnya, Moms.

 

dermatitis numularis

Lindungi kulit si Kecil agar tidak tergores atau terluka agar tidak memicu timbulnya dermatitis numularis

 

Apa Itu Dermatitis Numularis (Eksem Numular)?

Bercak seperti Koin Jadi Ciri Khas

Bercak-bercak kemerahan yang muncul pada dermatitis numularis atau sering disebut eksem numular memang berukuran kecil, Moms. Tetapi, bercak-bercak yang warnanya bervariasi mulai dari pink, merah, atau cokelat ini akan muncul banyak dan mengelompok, yang lama-kelamaan akan membesar dan membentuk oval seperti koin. Bentuk bercak yang seperti koin inilah, Moms, yang menjadi ciri khas dari eksem numular. Bercak koin yang timbul pun berbeda-beda pada setiap orang. Ada yang hanya memiliki satu bercak koin dermatitis numularis, ada pula yang memiliki beberapa bercak koin di bagian tubuhnya.

Apabila kulit yang mengalami dermatitis makin memburuk karena masuknya bakteri, seperti Staphylococcus aureus, kulit akan terasa sangat gatal dan terbakar seperti melepuh hingga menjadi pecah serta mengeluarkan banyak cairan atau bahkan bernanah. Ketika mengering, di sekeliling kulit yang terkena dermatitis akan muncul kerak yang menguning, mengeras, dan bersisik. Di sekitar area dermatitis juga makin memerah, membengkak, dan terasa perih. Tubuh pun akan mengalami panas dingin.

Biasanya, Moms, eksem numular ini muncul di bagian tubuh, seperti tangan, lengan, kaki, dan bagian badan. Namun, bagian tubuh seperti wajah atau kulit kepala tidak terkena efeknya. Eksem Numular juga dapat terjadi pada semua orang di segala usia. Namun, dermatitis berbentuk koin ini paling banyak terjadi pada pria usia 55 dan 65 tahun. Sementara pada wanita dapat muncul ketika mereka berusia remaja. Bagaimana dengan si Kecil yang masih bayi atau balita? Bayi bisa saja terkena dermatitis numularis, Moms, tetapi hal tersebut jarang terjadi. Meski begitu, Moms juga tetap perlu menjaga lingkungan sekitar si Kecil.

 

Penyebab Dermatitis Numularis: Kulit Kering dan Sensitif

Seperti penyakit dermatitis atau eksim lainnya, dermatitis numularis juga belum diketahui pasti penyebabnya. Beberapa penelitian menunjukkan adanya keterkaitan antara kemunculan eksem numularis pada seseorang dengan sensitivitas terhadap beberapa senyawa kimia seperti bahan-bahan di dalam sabun, logam atau obat-obatan. Selain itu beberapa faktor seperti kulit kering dan sensitif dapat meningkatkan risiko seseorang terkena.

 

penyebab dermatitis numularis

Penggunaan sabun saat mandi bisa memicu kulit si Kecil yang kering dan sensitif jadi iritasi sehingga menimbulkan dermatitis numularis.

 

Selain kulit yang kering dan sensitif, ada beberapa hal lain yang juga bisa jadi pemicu si Kecil terkena, Moms. Antara lain adalah perubahan suhu di sekitar (misalnya mandi terlalu lama atau mandi dengan air yang panas), stres, pakaian berbahan wol, sabun, deterjen, terkena paparan iritan seperti pembersih atau zat kimia.

Dermatitis numularis sering timbul akibat cedera yang dialami kulit, seperti luka bakar, tergores, atau terkena gigitan serangga. Kondisi inilah yang akan membuat bintik-bintik di dalam lesi berbentuk koin. Si Kecil yang memiliki alergi, asma, atau dermatitis atopik dalam riwayat keluarganya, juga bisa jadi penyebabnya, Moms.

Penanganan penyakit dermatitis numularis yang terjadi pada si Kecil bisa menyulitkan. Apalagi, penyakit kulit ini kerap kali dikira sebagai penyakit infeksi jamur, seperti kurap. Karena itu, Moms, penting sekali untuk ditangani langsung oleh dokter ahli atau dermatologis khusus untuk anak yang memang spesialisasi dalam menangani dermatitis tipe ini. Dengan begitu, si Kecil mendapat penanganan dan perawatan yang tepat.

 

Baca Juga: Kenali Eksim, Penyakit Kulit Yang Mengganggu

 

Cara Mengatasi Dermatitis Numularis

Penyakit dermatitis memang memerlukan penanganan khusus, termasuk dermatitis numularis ini, Moms. Terutama menjaga sekitar lingkungan si Kecil agar tetap terjaga suhu dan kelembapannya. Nah, Moms, berikut ini ada beberapa tips yang dapat dilakukan untuk menanganinya pada si Kecil.

 

  • Lindungi kulit si Kecil. Kulit si Kecil yang masih sensitif memang perlu dijaga, Moms. Hindari kulit si Kecil dari berbagai hal yang dapat membuat kulitnya tergores, terluka, atau terkena cedera lainnya. Apabila kulit si Kecil terluka, hal tersebut akan memperburuk dermatitis yang dialaminya. Moms, juga dapat menghindari kulit si Kecil dari hal-hal yang memicu munculnya dermatitis numularis. Misalnya, hindari penggunaan pakaian dari wol, hindari kulit si Kecil dari paparan senyawa kimia, seperti pembersih, pelembut pakaian, sabun, lalu hindari juga kulitnya dari air panas.

 

  • Lembapkan kulit. Penting sekali untuk menjaga kelembapan kulit si Kecil yang kering, Moms. Nah untuk menjaganya, Moms dapat menggunakan pelembap khusus untuk merawat kulit si Kecil yang kering dan rentan terkena eksim/dermatitis atopik. Cussons Baby SensiCare Intensive Soothing Cream telah terbukti secara klinis dapat membantu meningkatkan kelembapan kulit si Kecil yang kering selama 24 jam, Moms. Pelembap yang kaya dan ekstra emolien serta mudah diserap ini mampu menghidrasi kulit si Kecil. Formula Dermoprotective-nya juga memberikan perlindungan pada kulit si Kecil.
    mengatasi dermatitis numularis

    Sehabis mandi, usapkan pelembap yang dapat memberikan perlindungan dan menghidrasi kulit si Kecil selama 24 jam sehingga kelembapan kulitnya selalu terjaga.

     

    Kandungan di dalam produk ini pun, seperti organic oat, organic olive oil, shea butter, dan ceramide, membantu melindungi kulit dari kekeringan dan menguatkan pertahanan pada kulit si Kecil. Kulit si Kecil pun akan terjaga kelembapannya. Moms tak perlu khawatir karena pelembap ini sudah teruji secara dermatologi.

    Usapkan pelembap Cussons Baby SensiCare Intensive Soothing Cream ini di bagian tubuh si kecil usai mandi air hangat ya, Moms. Hal ini akan membantu menghidrasi kulitnya yang kering sekaligus meringankan rasa gatal-gatalnya dan sisiknya.

 

  • Segera hubungi dokter spesialis kulit anak untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Dengan perawatan yang tepat, penyakit kulit perlahan-lahan akan pulih kembali. Dermatitis numularis memang tidak bisa disembuhkan karena sewaktu-waktu beberapa lesi akan muncul kembali.

 

 

 

TAGS: 

Artikel Lainnya

Kenali Label Hypoallergenic Pada Produk Bayi

Kenali Label Hypoallergenic Pada Produk Bayi

Ketika Moms sedang pilah-pilih produk perawatan kulit untuk Si Kecil, biasanya dalam kemasan luar produk ada yang tercantum tulisan “hypoallergenic”. Hmm...apa itu ya hypoallergenic? Cari tahu selengkapnya tentang hypoallergenic di artikel berikut ini yuk, Moms! Moms,...

5 Manfaat Minyak Zaitun Untuk Kulit Bayi

5 Manfaat Minyak Zaitun Untuk Kulit Bayi

Minyak zaitun sudah tak asing lagi dalam keseharian kita ya, Moms. Manfaatnya juga banyak. Tak hanya untuk kesehatan tubuh, tetapi juga bermanfaat untuk kecantikan, seperti untuk perawatan kulit dan rambut. Lalu, apa saja sih manfaat minyak zaitun untuk kulit,...

7+ Manfaat Lidah Buaya Untuk Kulit dan Kesehatan

7+ Manfaat Lidah Buaya Untuk Kulit dan Kesehatan

Lidah buaya atau aloe vera sudah tak asing lagi bagi kita, ya, Moms. Tanaman yang sangat mudah ditemui di Indonesia, bahkan mudah untuk dipelihara di rumah, ini memang sarat dengan manfaat dan khasiat yang baik untuk kesehatan. Salah satu manfaat lidah buaya ialah...

SensiCare