Penyebab dan Tipe Ruam Pada Bayi
Ruam merupakan perubahan yang terjadi pada kulit karena iritasi atau peradangan. Biasanya perubahan yang terjadi adalah warna, penampakan, dan tekstur kulit si bayi. Biasanya kulit akan cenderung merah, bersisik, berminyak, hingga berjerawat, tergantung dari tipe ruam yang dialami bayi. Ruam seringkali membuat bayi merasa tidak nyaman dan bikin rewel, bahkan bisa membuat Si Kecil merasa kesakitan.
Moms tak perlu khawatir karena kondisi ruam cenderung dapat hilang dengan sendirinya. Selain itu, ruam sangat jarang terjadi sebagai kondisi yang darurat. Penyakit kulit pada bayi ini masih bisa diatasi dan diobati, bahkan dapat dicegah dan dirawat di rumah.
Meski begitu, Moms harus tetap waspada karena ruam bisa juga mengindikasikan penyakit yang lebih serius. Maka itu, cari tahu berbagai tipe dan cara mengatasi ruam pada bayi dalam penjelasan di bawah ini.
Penyebab Ruam pada Bayi
Kenapa muncul ruam pada bayi? Bayi yang baru lahir memiliki kulit yang sensitif. Sistem kekebalan tubuhnya juga masih dalam perkembangan. Hal-hal ini membuat kulitnya rentan terhadap berbagai sumber iritasi atau infeksi yang menjadi penyebab ruam.
Selain itu, dalam empat minggu pertama masa kehidupan bayi, akan ada beberapa perubahan yang terjadi pada kulit si Kecil. Beberapa jenis ruam yang berbeda bisa berkembang dan dialami Si Kecil pada tahun pertama kehidupannya. Nah, beberapa penyebab terjadinya ruam adalah panas, alergi, gesekan, kelembapan, bahan-bahan kimia, pengharum, kain.
Bahkan feses si Kecil pun dapat menjadi penyebab kulitnya teriritasi sehingga menimbulkan ruam pada kulit. Infeksi dari virus dan bakteri pun bisa menjadi penyebab ruam, Moms. Sementara itu, ruam juga dapat terjadi di bagian tubuh mana saja, tergantung dari tipe atau jenis ruam yang dialaminya. Bisa terjadi hanya di sebagian tubuh atau dapat memengaruhi seluruh tubuh. Antara lain di kulit wajah, leher, dada bagian atas, lengan, tangan, kaki, kulit di sekitar area popok, dan lipatan-lipatan kulitnya.
Berbagai Tipe Ruam pada Bayi
Berikut ini beberapa tipe ruam yang umum terjadi pada bayi, penyebab, dan cara mengatasinya.
- Ruam Popok. Ruam yang terjadi di sekitar area popok (kulit bokong, paha, selangkangan, dan kelamin). Penyebabnya karena kontak yang lama dengan urin atau feses yang membuat bayi merasa tidak nyaman. Moms bisa mengatasinya dengan mengoleskan area kulit tersebut dengan krim atau salep khusus setiap kali mengganti popok.
Moms juga bisa mencegah ruam muncul kembali dengan sering-sering mengganti popoknya agar area popok tetap terjaga kebersihan dan kekeringannya. Atau, sesekali biarkan bayi Anda tidak menggunakan popok agar kulit area popok mendapat sirkulasi udara.
- Cradle Cap. Tipe ruam pada bayi ini muncul di kulit kepala si Kecil dengan penampakan bercak dan sisik tebal, berwarna kuning, berkerak, atau berminyak, tetapi tidak menimbulkan gatal. Cradle cap juga dapat muncul di area wajah, telinga, leher, dan area sekitar popok. Biasanya terjadi pada bayi yang baru lahir.
Cradle cap ini dapat hilang sendiri dalam beberapa bulan. Moms dapat merawatnya dengan membersihkan kepala dan rambut Si Kecil dengan sampo yang lembut. Bersihkan bercak-bercak tebal dengan sikat berbulu lembut. Untuk kerak dan sisik yang membandel, oleskan petroleum jelly atau minyak mineral, lalu keramaskan rambut dan kepalanya hingga bersih.
Baca Juga: Cradle Cap: Penyebab Ketombe Pada Bayi
- Milia. Ruam dengan penampakan bintil-bintil kecil berwarna putih yang muncul di hidung, dagu, atau pipi akibat pori-pori yang tersumbat keratin. Biasanya, milia muncul pada kulit bayi yang baru dilahirkan dan dapat hilang dalam beberapa minggu. Moms hanya tinggal merawatnya dengan membersihkan wajah Si Kecil sekali sehari dengan air dan sabun yang lembut. Hindari penggunaan losion atau produk wajah berminyak.
- Jerawat bayi. Jerawat pada bayi tampak seperti benjolan merah dan putih di dahi atau pipinya. Biasanya terjadi ketika ia berusia satu bulan setelah lahir. The American Academy of Dermatology Association (AAD) menyebutkan, jerawat dapat memengaruhi sekitar 20% bayi baru lahir. Kemungkinan, hal ini terjadi karena terpapar hormon ibu selama kehamilan.
Namun, jerawat bayi ini biasanya hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu, jadi tak perlu diobati. Moms, dapat melakukan perawatan dengan membasuh wajah Si Kecil sekali sehari dengan air dan sabun yang lembut. - Heat rash/biang keringat/keringat buntet. Penampakan tipe ruam pada bayi ini adalah bintik-bintik kecil dan halus dan kulit akan berwarna merah. Ruam ini dapat muncul selama cuaca panas dan lembap, salah satunya karena pakaian yang tebal. Maka itu, ruam ini disebut pula dengan istilah ruam panas. Cara mengatasi jenis ruam jenis seperti ini dengan memindahkan si Kecil ke lingkungan yang lebih sejuk, memandikan Si Kecil, atau mengenakan pakaian yang ringan, sejuk, dan longgar agar sirkulasi udara ke kulit tubuh Si Kecil jadi lancar.
- Eksim. Menurut The American Academy of Dermatology Association (AAD), sekitar 60% individu mengalami eksim pada tahun pertama kehidupannya. Eksim ini dikenal juga dengan dermatitis atopik. Hal ini ditandai dengan kulit yang kering, bercak-bercak, bersisik, dan terasa gatal. Bahkan, bercak-bercak di kulitnya dapat menebal dan mengeras sehingga kulit menjadi kasar.
Dalam beberapa kasus, ruam akan meningkat, menjadi bintik kecil yang bergelembung dan mengeluarkan cairan. Terkadang pula kulit menjadi infeksi. Ruam ini biasa ditemukan di bagian tubuh seperti wajah, belakang lutut, dan lengan.
Nah, Moms dapat meringankan gejala eksim ini dengan menghindari suhu atau cuaca yang ekstrem, mandikan bayi setiap hari kedua atau ketiga, bukan setiap hari. Lalu keringkan kulitnya secara perlahan dengan tepukan yang lembut. Hindari juga makanan-makanan yang bisa memicu eksim. Oleskan krim kortikosteroid atau salep pelembap eksim. Gunakan pula produk-produk yang diformulasikan khusus untuk bayi dan tanpa pewangi. - Biduran atau urtikaria. Kondisi kulit dengan ruam merah yang menonjol, seperti bentol, dan gatal di bagian wajah, tangan, kaki, dan kelamin. Biduran dipicu dari alergi makanan, infeksi virus atau bakteri, gigitan serangga, faktor lingkungan, kontak dengan iritan, atau kondisi autoimunnya sedang melemah. Atasi biduran ini dengan memandikannya pakai air dingin (tidak terlalu dingin atau hangat) dan memberi losion atau krim yang mengandung calamine. Obat antihistamin juga dapat meringankan gejala gatal.
- Infeksi. Kulit yang terinfeksi juga dapat menimbulkan ruam. Sebagai contoh, impetigo atau penyakit infeksi karena bakteri. Tanda-tandanya luka lecet, lepuh membentuk kerak tebal berwarna cokelat kekuningan di sekitar mulut atau hidung. Ada pula bayi yang memiliki penyakit tangan, kaki, dan mulut karena infeksi virus. Tandanya muncul bintik-bintik di jari, telapak tangan, dan telapak kaki. Pada penyakit tangan, kaki, dan mulut, akan muncul lepuh di mulut, jari tangan, telapak tangan, telapak kaki atau bokong. Bahkan beberapa bayi mengalami demam.
Kedua penyakit ini dapat sembuh tanpa pengobatan. Namun untuk impetigo, biasanya dokter merekomendasikan penggunaan antibiotik topikal. Sementara untuk penyakit kaki, mulut, dan tangan, bayi membutuhkan waktu lebih dari 10 hari untuk sembuh. Kedua penyakit tersebut merupakan penyakit menular sehingga penting sekali untuk membatasi dan mencegah kontak dengan orang lain agar tidak menular.
Baca Juga: Apa Itu Eksim, Penyebab Eksim, dan Cara Mengobati
Perlukah ke Dokter?
Ruam pada bayi memang bisa diatasi dengan perawatan di rumah. Namun, Moms perlu berhati-hati apabila ruam bayi tak kunjung sembuh, kemudian disertai dengan beberapa gejala lain. Apabila ada tanda-tanda seperti di bawah ini, sebaiknya bawa langsung bayi Anda ke klinik atau rumah sakit terdekat untuk ditangani oleh dokter.
- Ketika bayi Anda mengalami ruam, kemudian diikuti dengan demam, bisa jadi ruam yang dialami Si Kecil terjadi infeksi.
- Ruam yang dialami Si Kecil terjadi selama berminggu-minggu. Ruamnya tak kunjung mereda meskipun sudah dilakukan perawatan dan pengobatan di rumah. Bahkan makin membuat Si Kecil merasa nyeri sakit atau iritasi.
- Ketika gejala ruam bayi Anda telah meluas. Tak hanya ruam kemerahan di kulit, tetapi juga mengalami gatal-gatal, terutama di sekitar mulut. Atau, rasa gatal yang disertai dengan batuk, muntah, mengi, atau gejala pernapasan lainnya. Hal ini bisa saja menjadi reaksi alergi serius yang disebut anafilaksis.
- Ciri-ciri ketika bayi dalam kondisi darurat adalah ruam yang tak kunjung reda disertai dengan demam tinggi, leher kaku, sensitif pada cahaya, perubahan pada neurologis atau guncangan yang tidak dapat dikendalikan, tangan dan kaki juga terasa dingin yang tidak biasa. Gejala – gejala ini bisa menjadi tanda si Kecil mengalami meningitis.
TAGS:
Artikel Lainnya
Kenali Label Hypoallergenic Pada Produk Bayi
Ketika Moms sedang pilah-pilih produk perawatan kulit untuk Si Kecil, biasanya dalam kemasan luar produk ada yang tercantum tulisan “hypoallergenic”. Hmm...apa itu ya hypoallergenic? Cari tahu selengkapnya tentang hypoallergenic di artikel berikut ini yuk, Moms! Moms,...
5 Manfaat Minyak Zaitun Untuk Kulit Bayi
Minyak zaitun sudah tak asing lagi dalam keseharian kita ya, Moms. Manfaatnya juga banyak. Tak hanya untuk kesehatan tubuh, tetapi juga bermanfaat untuk kecantikan, seperti untuk perawatan kulit dan rambut. Lalu, apa saja sih manfaat minyak zaitun untuk kulit,...
7+ Manfaat Lidah Buaya Untuk Kulit dan Kesehatan
Lidah buaya atau aloe vera sudah tak asing lagi bagi kita, ya, Moms. Tanaman yang sangat mudah ditemui di Indonesia, bahkan mudah untuk dipelihara di rumah, ini memang sarat dengan manfaat dan khasiat yang baik untuk kesehatan. Salah satu manfaat lidah buaya ialah...
0 Comments