Apa Itu Eksim, Penyebab Eksim, dan Cara Mengobati

Apa Itu Eksim, Penyebab Eksim, dan Cara Mengobati

Apa Itu Eksim, Penyebab Eksim, dan Cara Mengobati

Eksim adalah peradangan pada kulit dengan tanda bercak kemerah-merahan, terasa gatal, kering, kulit menjadi kasar dan pecah – pecah. Penyakit kulit eksim sering terjadi pada bayi, anak – anak, dan usia muda. Cara merawat dapat dilakukan di rumah atau juga melalui dokter, Moms.

 

eksim

Eksim adalah penyakit kulit yang mengganggu dan biasa dikenal dengan dermatitis atopik.

Apa Itu Eksim / Eczema?

Eksim adalah kelainan kulit yang dari bahasa Yunani, yaitu “ekzein”, yang diartikan mendidih atau mengalir keluar. Karena di saat kondisi kulit makin memburuk, dapat mengakibatkan kulit yang meradang hebat tersebut mengeras bahkan melepuh hingga memecah dan mengeluarkan cairan. Moms perlu tahu, eksim terkadang juga disebut dengan dermatitis atopik karena kedua istilah ini mengacu pada peradangan kulit.

Penyakit kulit ini tak memandang usia sehingga dapat terjadi pada anak-anak hingga orang dewasa. Namun kelainan kulit ini sering kali dijumpai pada anak-anak, mulai dari bayi hingga balita.

Moms mungkin sering merasa bingung antara penyakit eksim (dermatitis atopik) dan cradle cap (dermatitis seboroik) pada bayi. Tetapi, kedua hal tersebut ada perbedaannya lho, Moms. Kalau cradle cap berupa kerak berminyak dan bersisik yang biasanya muncul di kulit kepala dan dahi yang disebabkan karena kulit bayi Anda membuat terlalu banyak minyak (sebum). Biasanya ketika bayi berusia 8-12 bulan, bayi akan bersih dari cradle cap.

 

Gejala Eksim Kulit

Tanda-tanda atau gejala eksim yang muncul dapat berbeda-beda pada bayi, balita, hingga anak yang usianya sudah lebih besar. Area tubuh pasien dan tingkat kegatalannya juga berbeda-beda, Moms.

Biasanya gejalanya akan dimulai ketika kulit terasa gatal-gatal, dari gatal ringan hingga gatal yang lebih berat sampai menyebabkan kulit memerah meradang, bahkan berdarah. Kemudian kulit juga akan mengering, menebal, menghitam, memecah, hingga mengeluarkan sisik.

Munculnya  gejala-gejala ini akan menyebabkan fungsi sawar kulit (skin barrier) atau penghalang dari berbagai ancaman yang datang dari luar menurun, sehingga kulit menjadi lebih rentan terhadap serangan bakteri, mikroba, iritan dan alergen.

Biasanya Moms, pada bayi dapat langsung diketahui pada tahap usia awal si Kecil. Kemudian, sekitar 65% bayi akan mulai berkembang gejala-gejala pada tahun pertama dan 90% bayi lain gejalanya akan berkembang sebelum berusia 5 tahun.

Gejala eksim yang muncul terlihat bercak-bercak merah dengan kulit yang mengering, terasa gatal dan kasar. Kadang pula kulit jadi menebal dan bersisik, bahkan terdapat benjolan merah kecil yang mengeluarkan cairan atau menjadi terinfeksi karena tergores.

Tanda-tanda penyakit kulit ini dapat muncul di bagian tubuh mana saja pada si Kecil, mulai dari wajah, leher, lengan, kaki, siku, dan area di belakang lutut. Terkadang terlihat di sekitar wajah si Kecil berupa ruam dan berbintik merah.

Penyakit ini bisa datang dan pergi atau terjadi berulang (kambuh-kambuhan). Ada sebagian bayi yang tetap akan mengalaminya hingga ia dewasa, bahkan sepanjang hidupnya. Terkadang pula, gejalanya tidak muncul dalam beberapa tahun. Namun Moms tak perlu khawatir, karena eksim pada kebanyakan bayi bisa diatasi sebelum mereka mulai sekolah nanti.

Memang, eksim tidak dapat disembuhkan sama sekali, tetapi seiring waktu gejala-gejala yang timbul akan berkurang ketika dewasa. Ada pula si Kecil yang mampu mengatasi gejala-gejalanya di saat ia dewasa. Meski begitu, si Kecil akan tetap memiliki kulit yang kering.

 

Faktor Penyebab Eksim

Hingga saat ini, para dokter ataupun ahli medis belum menemukan secara pasti penyebab eksim, Moms. Meski begitu, para ahli meyakini bahwa kelainan kulit yang dialami si Kecil ini dapat muncul karena adanya keterkaitan antara beberapa faktor, yaitu faktor genetik, sistem kekebalan tubuh, dan lingkungan.

Menurut para ahli, peran genetik sangat berpengaruh pada si Kecil, Moms. Terutama ketika Moms memiliki riwayat penyakit eksim, asma, alergi makanan dan alergi musiman seperti hay fever (alergi serbuk sari), tentunya dapat menurunkan penyakit tersebut kepada si Kecil. Para ilmuwan mengidentifikasi bahwa ada beberapa jenis eksim yang memang berasal dari genetik, yaitu dermatitis atopik dan dermatitis kontak.

Menurut penelitian, dermatitis atopik ditandai oleh abnormalitas sawar kulit, karena adanya mutasi gen yang menghasilkan filaggrin dan lipid terutama ceramide yang kurang. Pada analogi histologi kulit sebagai model batu bata (bricks) dan semen (mortar),  sel-sel korneosit digambarkan sebagai batu bata dan matriks lipid sebagai semen yang menyambung sel-sel korneosit ini.

Filaggrin adalah salah satu protein yang menyusun sel korneosit (batu bata), sedangkan ceramide adalah salah satu komponen penting dalam matrix lipid (semen). Tembok yang kuat dibentuk oleh susunan batu bata dan semen yang baik, begitu juga dengan kulit. Sehingga apabila filaggrin dan ceramide ini jumlahnya kurang dikulit, maka akan menyebabkan sawar kulit terganggu.

Keturunan Dapat Menjadi Penyebab Eksim?

Faktor genetik juga berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh, Moms. Gen akan menentukan apa yang akan bereaksi oleh sistem kekebalan tubuh dan seberapa kuatnya. Sistem kekebalan tubuh biasanya akan mengabaikan protein yang menjadi bagian dalam tubuh dan hanya menyerang protein yang mengganggu, seperti bakteri dan virus. Namun dalam kasus eksim, sistem imun dalam tubuh si Kecil akan kehilangan kemampuannya untuk membedakan kedua protein tersebut sehingga terjadilah reaksi yang berlebihan dan muncul peradangan yang di kulit.

Sistem kekebalan tubuh si Kecil juga akan bereaksi pada alergen dengan melepaskan antibodi yang akan menyebabkan peradangan. Alergen yang berperan menimbulkan eksim yaitu tungau debu, serbuk sari, dan makanan. Karena itu, penting sekali untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh ahlinya.

Selain pengaruh internal, eksim juga dapat disebabkan adanya pengaruh dari luar, yaitu lingkungan di sekitar. Berbagai aktivitas dapat menyebabkan kulit menjadi lebih sensitif sehingga menimbulkan peradangan. Bagi sebagian orang, ketika kulitnya bersentuhan dengan bahan pakaian yang kasar, seperti pakaian berbahan wol, akan menyebabkan kulitnya menjadi gatal-gatal. Pakaian yang terlalu ketat juga makin memperburuk kondisi. Ada pula ketika yang kulitnya merasakan suhu terlalu panas atau dingin, terpapar dengan produk-produk tertentu, atau bersentuhan dengan bulu binatang dapat menyebabkan penyakit eksim.

 

eksim

Bahan kain yang kasar dapat memicu kulit si Kecil iritasi sehingga meningkatkan gejala eksim.

 

Pencetus Peningkat Risiko Eksim

Kondisi kulit si Kecil yang terkena eksim bisa semakin parah apabila kulitnya bersentuhan dengan pencetus-pencetusnya sebagai berikut.

 

  • Kulit kering. Ketika kulit si Kecil sangat kering, kulit akan lebih mudah pecah-pecah, bersisik, kasar, dan tebal sehingga risiko timbulnya eksim bisa meningkat.
  • Iritan. Penggunaan deterjen, pengharum pakaian, sabun mandi, sampo yang bersentuhan dengan kulit akan membuat kulit menjadi kering, gatal, dan makin sensitif dengan iritan. Selain produk tersebut, ada pula iritan lain yang membuat kulit teriritasi, seperti asap rokok, pengharum, serbuk sari, dan bulu.
  • Stres. Emosi yang meningkat, seperti rasa cemas dan stres yang tinggi, ternyata juga mampu memicu timbulnya eksim. Meski belum diketahui mengapa stres bisa memicu, namun hal ini terjadi pada sebagian anak. Stres yang dialami si Kecil akan menimbulkan reaksi memerah, yang diikuti rasa gatal dan kulit teriritasi sehingga meningkatkan gejala.
  • Cuaca dan Keringat. Cuaca yang panas akibat terpapar sinar matahari dan membuat si Kecil berkeringat, juga bisa meningkatkan gejala. Temperatur udara yang sangat kering, terlalu lembap, terlalu dingin, atau saat mandi dengan air panas pun bisa memperparah.
  • Infeksi. Kulit yang terkena eksim bisa terinfeksi dengan bakteri atau virus yang hidup di sekitar lingkungan. Staphylococcus aureus adalah bakteri yang paling umum ditemukan karena bakteri ini biasa terdapat pada saluran pernapasan atas dan kulit. Sementara beberapa virus yang ditemukan seperti virus Molluscum contagiosum, herpes simplex, dan beberapa jenis jamur juga dapat menjadi pemicu.
  • Makanan. Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa beberapa jenis makanan dapat meningkatkan gejala, terutama pada bayi dan anak-anak. Beberapa jenis makanan tersebut adalah kacang tanah, susu, kedelai, gandum, ikan, dan telur. Menurut beberapa ahli, menghilangkan makanan pencetus eksim tersebut dapat mengontrol timbulnya gejala. Meski begitu, Moms bisa mengonsultasikannya dengan dokter anak atau ahli dermatologis mengenai hal ini agar si Kecil tidak kehilangan asupan nutrisi yang masih dibutuhkan.

 

Diagnosis Penyakit Kulit Eksim

Meskipun banyak hal yang mampu mencetuskan, bahkan memperparah kondisi kulit yang terkena eksim, penyakit kulit ini tidaklah menular, Moms. Namun ketika gejala-gejala yang timbul tersebut terjadi pada si Kecil, mungkin saja Moms merasa belum mendapat kepastian apakah gejala tersebut eksim atau penyakit kulit lainnya. Cara terbaik untuk mengetahuinya adalah dengan berkonsultasi kepada dokter, mendapatkan pemeriksaan medis yang tepat, dan merunut riwayat medis keluarga.

Diagnosis eksim dapat dengan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter juga akan menanyakan riwayat medis keluarga seperti asma, reaksi terhadap alergen (serbuk sari, binatang, atau makanan), zat-zat yang dapat membuat kulit iritasi (seperti sabun), sering stres, di mana dan kapan gejala mulai timbul, dan perawatan kulit yang dilakukan sebelumnya.

Terkadang, dokter juga sudah bisa mengetahui apakah ruam merah dan gatal-gatal pada kulit si Kecil merupakan eksim atau bukan. Apabila gejala tersebut kembali lagi dalam beberapa bulan kemudian, dokter akan mendiagnosisnya sebagai eksim.

Jika si Kecil mengalami eksim yang disebabkan alergi, tes alergi melalui darah atau tes tusuk kulit (skin prick test), perlu dilakukan. Hal ini untuk memastikan apakah kulit si Kecil benar-benar bereaksi terhadap alergen. Begitu pula alergi makanan yang dapat memicu. Di bawah pengawasan dokter, si Kecil akan diperiksa apakah makanan yang dikonsumsi dapat memicu alergi dan bagaimana reaksi tubuhnya akibat alergi makanan tersebut.

 

Tipe – tipe Eksim yang Berbeda

Penyakit kulit ini memiliki banyak tipe dan berbeda-beda. Moms perlu mengetahui beberapa tipe eksim yang sering menyerang si Kecil berikut ini.

  • Dermatitis atopik, yaitu jenis eksim yang paling umum dan biasanya terjadi pada orang yang memiliki kondisi dan riwayat keluarga dengan asma dan hay fever.
  • Eksim Basah atau Dermatitis Numularis, merupakan jenis peradangan kulit yang kronis, biasanya ditandai dengan adanya lesi berbentuk koin.
  • Dermatitis kontak, yaitu disebabkan adanya sentuhan antara kulit dengan iritan atau alergen yang membuat kulit terasa panas terbakar, gatal, dan memerah.
  • Dermatitis seboroik sering terjadi pada kulit kepala yang dikenal dengan ketombe atau cradle cap pada bayi. Eksim ini juga muncul di area tubuh yang memiliki banyak kelenjar minyak, seperti area hidung, punggung, dada atas, alis, kelopak mata.
  • Eksim dishidrotik, yaitu kondisi kulit yang mengeluarkan lepuhan-lepuhan kecil yang gatal. Biasanya muncul di tepi jari tangan, jari kaki, telapak tangan, dan telapak kaki.

 

Tidak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Dikontrol

Eksim yang menyebabkan sebagian area tubuh gatal-gatal, pastinya sangat mengganggu aktivitas si Kecil ya, Moms. Apalagi penyakit ini belum dapat disembuhkan secara total sehingga dapat terjadi berulang kali atau kambuh-kambuhan.

Namun Moms tak perlu khawatir, karena penyakit kulit ini dapat dikontrol gejala-gejalanya dengan melakukan perawatan menggunakan obat, terapi, hingga perawatan di rumah, di antaranya sebagai berikut.

Pelembap

Pelembap merupakan perawatan lini pertama. Dapat mengunci air di dalam kulit sehingga dapat mengurangi kekeringan, dan mencegah timbulnya kemerahan dan gatal-gatal.

Kortikosteroid

Dokter biasanya merekomendasikan obat krim atau salep steroid yang ringan dan aman bagi kulit si Kecil. Perawatan topikal dengan krim dan salep kortikosteroid dapat membantu mengatasi peradangan dan meringankan gejala utama eksim seperti gatal-gatal dan kulit yang meradang.

Obat kortikosteroid yang biasa digunakan untuk mengatasi eksim ringan adalah hidrokortison. Jika perawatan masih kurang efektif, biasanya dokter memberi resep kortikosteroid sistemik berupa suntikan atau tablet.

Salep antiradang NSAID

Selain obat steroid, obat antiradang nonsteroid kadang juga diresepkann oleh dokter untuk membantu menanggulangi eksim ringan hingga sedang, terutama untuk si Kecil yang berusia 2 tahun ke atas. Dengan mengoleskannya dua kali sehari, salep ini membantu mengurangi peradangan dan membantu kulit kembali normal.

Antibiotik

Rasa gatal akan mengganggu si Kecil. Apalagi jika ia terus menggaruknya, yang akan merusak kulit sehingga bakteri dapat masuk dan memperburuk kondisi eksim. Untuk mengurangi peradangan akibat infeksi bakteri ini, dokter memberikan resep antibiotik yang tepat untuk si Kecil.

Antihistamin

Sementara antihistamin berguna untuk meringankan rasa gatal di malam hari sehingga membantu si Kecil dapat tidur dengan nyenyak.

Terapi cahaya (Fototerapi)

Terapi jenis ini membantu mengobati eksim dari tingkat sedang hingga berat. Cahaya UV membantu menjaga sistem kekebalan tubuh si Kecil dari reaksi yang berlebihan. Namun di sisi lain, terapi cahaya yang berlebihan akan menyebabkan kulit mengalami penuaan dan berisiko kanker kulit.

Perawatan di rumah

Jagalah kulit si Kecil agar tetap sehat. Moms dapat mencoba beberapa kiat perawatan di rumah, seperti menggunakan air hangat saat mandi, menggunakan pelembap setiap hari, mengurangi kontak kulit si Kecil dengan iritan, memiilih pakaian berbahan yang lembut dan nyaman, menghindari kondisi yang terlalu panas, mengetahui pencetus-pencetus eksim, dan mengelola stres.

 

menghindari eksim

Gunakan air hangat saat memandikan si Kecil untuk menjaga kulitnya tetap sehat sehingga gejala eksim dapat dikontrol.

 

Kapan Harus Periksa Dokter?

Apakah Moms merasa bingung dengan gejala – gejala yang muncul pada si Kecil? Jika khawatir dengan kondisi si Kecil, Moms bisa langsung menemui dokter apabila terlihat tanda-tanda eksim pada si Kecil seperti berikut ini.

  • Apabila ruam merah yang gatal pada kulit terus berkembang, kemudian di dalam keluarga juga terdapat riwayat eksim atau asma.
  • Peradangan tidak berkurang atau tidak bisa ditangani meskipun sudah diberi pengobatan dengan selama lebih dari satu pekan.
  • Di atas kulit yang terkena eksim terlihat berwarna kekuningan hingga cokelat muda dengan lepuhan berisi nanah. Hal ini mengindikasikan adanya infeksi bakteri sehingga harus diobati dengan antibiotik sesuai resep dokter.
  • Apabila orang-orang terdekat berada di sekitar si Kecil dan memiliki virus herpes simplex, si Kecil berisiko terpapar virus tersebut.
  • Si Kecil merasakan nyeri dan sakit akibat lepuhan-lepuhan yang berisi cairan di sekitar area kulit yang terkena.

 

 

 

TAGS: 

Artikel Lainnya

Kenali Label Hypoallergenic Pada Produk Bayi

Kenali Label Hypoallergenic Pada Produk Bayi

Ketika Moms sedang pilah-pilih produk perawatan kulit untuk Si Kecil, biasanya dalam kemasan luar produk ada yang tercantum tulisan “hypoallergenic”. Hmm...apa itu ya hypoallergenic? Cari tahu selengkapnya tentang hypoallergenic di artikel berikut ini yuk, Moms! Moms,...

5 Manfaat Minyak Zaitun Untuk Kulit Bayi

5 Manfaat Minyak Zaitun Untuk Kulit Bayi

Minyak zaitun sudah tak asing lagi dalam keseharian kita ya, Moms. Manfaatnya juga banyak. Tak hanya untuk kesehatan tubuh, tetapi juga bermanfaat untuk kecantikan, seperti untuk perawatan kulit dan rambut. Lalu, apa saja sih manfaat minyak zaitun untuk kulit,...

7+ Manfaat Lidah Buaya Untuk Kulit dan Kesehatan

7+ Manfaat Lidah Buaya Untuk Kulit dan Kesehatan

Lidah buaya atau aloe vera sudah tak asing lagi bagi kita, ya, Moms. Tanaman yang sangat mudah ditemui di Indonesia, bahkan mudah untuk dipelihara di rumah, ini memang sarat dengan manfaat dan khasiat yang baik untuk kesehatan. Salah satu manfaat lidah buaya ialah...

SensiCare